Balita

Apa Penyebab Berat Badan Anak Susah Naik?

Apa Penyebab Berat Badan Anak Susah Naik?

Duh, kok rasanya berat badan Si Kecil tak kunjung naik ya?

Berat badan adalah salah satu indikator untuk mengukur status gizi anak. Menurut Kementerian Kesehatan RI, berat badan dijadikan indikator penilaian status gizi anak karena mudah diamati dan perubahannya bisa langsung terlihat meski dalam waktu singkat. 

Oleh karenanya, banyak ibu yang cemas anaknya mengalami kekurangan gizi saat berat badan tak kunjung naik. Apakah Ibu salah satunya?

Berat badan susah naik pada anak umumnya bukanlah kondisi permanen. Ada beberapa cara yang bisa Ibu coba agar berat badan Si Kecil kembali normal. Asalkan penyebabnya sudah diketahui pasti.

Bersama dr. Nunki Andria, Sp.A. dari Rumah Vaksinasi Ciledug, mari mempelajari apa saja penyebab berat badan anak susah naik dan penyebabnya. Yuk, Bu!

Target minimal kenaikan berat badan anak

Sebelum “memutuskan” anak masuk dalam kategori susah bertambah berat badannya, Ibu perlu tahu target minimal kenaikan berat badan anak. World Health Organization (WHO) telah menetapkan target minimal kenaikan berat badan anak sesuai dengan usianya. 

Jika dirata-rata, berikut adalah target minimal kenaikan berat badan pada anak:

  • Usia 0-3 bulan: ± 750gram/bulan;
  • Usia 4-6 bulan: ± 600gram/bulan;
  • Usia 7-9 bulan: ± 450gram/bulan;
  • Usia 10-12 bulan: ± 360gram/bulan;
  • Usia 1-3 tahun: ± 240gram/bulan; dan
  • Usia 4-6 tahun: ± 180gram/bulan.

Apakah Si Kecil kenaikan berat badannya sudah sesuai target di atas? Jika jawabannya iya atau justru tetap, bisa dipastikan balita sedang mengalami weight faltering. Apa itu weight faltering?

Mengenal weight faltering pada balita

Weight faltering atau kadang disebut failure to thrive (gagal tumbuh) adalah suatu kondisi ketika berat badan (BB) anak tidak bertambah sesuai target minimal atau ada di posisi yang sama meski sudah berganti bulan. Perlu diingat, weight faltering bukanlah suatu gangguan atau penyakit. 

Namun bisa dianggap sebagai tanda bahwa kebutuhan gizi Si Kecil belum terpenuhi. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan bisa memicu stunting pada balita.

Penyebab berat badan anak susah naik

Lalu, apa yang harus dilakukan jika anak ada dalam kondisi weight faltering? dr. Nunki Andria, Sp.A. menjelaskan bahwa untuk bisa mengatasi weight faltering dengan efektif, penyebabnya harus diketahui dengan pasti. 

Penyebab berat badan susah naik pada tiap anak bisa saja berbeda. Namun secara garis besar, ada tiga hal yang menyebabkan berat badan anak susah naik, yaitu:

1. Asupan kalori kurang

Biasanya hal ini ditandai dengan GTM (gerakan tutup mulut) atau anak mengalami sakit berulang. Makan banyak tapi komposisinya tidak tepat juga bisa menjadi pemicu.

2. Asupan kalori cukup, tapi tidak semua diserap

Terjadi karena adanya gangguan pada tubuh Si Kecil, seperti penyakit anemia (defisiensi zat besi), alergi makanan, insensitivitas protein, hingga peradangan usus.

3. Asupan kalori cukup dan diserap dengan baik, tapi kebutuhan meningkat

Disebabkan oleh adanya infeksi pada saluran cerna, penyakit kronik, sistem imun melemah, hingga kanker. Jika ini terdapat indikasi ke sini maka anak harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tips mengatasi berat badan anak yang susah naik

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi berat badan anak susah naik. Ibu bahkan bisa memulainya dari rumah.

1. Ketahui dan penuhi kebutuhan kalori harian Si Kecil

Tiap anak punya kebutuhan kalori hariannya sendiri. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, besar kemungkinan BB anak akan susah naik. Ibu bisa mengikuti rumus berikut untuk mengetahui kebutuhan kalori harian anak:

Kebutuhan Kalori = BB Ideal X RDA Usia Tinggi

  • 0-6 bulan: 120 kkal/kgBB/hari;
  • 6-12 bulan: 110 kkal/kgBB/hari;
  • 1-3 tahun: 100 kkal/kgBB/hari; dan
  • 4-6 tahun: 90 kkal/kgBB/hari.

Misalnya, sekarang Si Kecil berusia 1 tahun dan BB ideal untuk usia tersebut adalah 10 kg. Maka kebutuhan kalori hariannya adalah 10 x 100 kkal atau 1000 kkal (dari ASI dan MPASI).

2. Cari tahu perbandingan makanan padat dan cair

Selain mengetahui kebutuhan kalori harian, Ibu juga harus tahu perbandingan yang tepat antara makanan padat dan cair. 

  • 6-9 bulan: 70% ASI dan 30% MPASI;
  • 9-12 bulan: 50% ASI dan 50% MPASI; dan
  • 1-3 tahun: 30% ASI dan 70% MPASI.

Misalnya untuk anak di atas 1 tahun. ASI diberikan 3x sehari (sekitar 500ml). Terlalu banyak memberikan ASI akan membuat anak cepat kenyang dan ogah makan. Padahal, di usia tersebut ASI sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan kalori anak.

3. Pastikan komposisi makanan tepat

Selanjutnya, anak harus diberi komposisi makanan yang tepat. Asupan karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang. Makan banyak namun isinya hanya karbohidrat, BB anak pun akan tetap susah naik. Di masa MPASI, agar berat badan bayi naik terus sebaiknya makanan mengandung 35-55% karbohidrat, 15-20% protein, dan lemak 30-45%.

4. Beri makanan tinggi kalori

Inilah tips yang harus benar-benar diperhatikan: memberi makanan tinggi kalori. Kalori ada pada protein hewani seperti daging sapi, ayam, dan telur. Ibu juga bisa menambahkan minyak, santan, mentega atau margarin pada protein untuk meningkatkan kalori. Namun jangan berlebihan.

5. Perbaiki jadwal makan

Terakhir, perbaiki jadwal makan anak. Jadwal makan utama (sarapan, makan siang, dan makan malam) serta selingan harus teratur. Contohnya, sarapan di jam 06:30, makan siang pukul 12:00, dan makan malam jam 18:30. 

Waktu pemberian makanan juga sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Lalu, hindari menawarkan camilan di saat anak sedang makan.

Berat badan anak susah naik memang bisa menimbulkan kecemasan. Walau begitu, sebenarnya kondisi tersebut bukanlah suatu hal yang permanen dan masih bisa diperbaiki kok, Bu. Semoga tips di atas bisa membantu ya.