Balita

Bisa Sebabkan Kebutaan! Ketahui 6 Jenis Cacat Mata Bawaan Pada Bayi

Bisa Sebabkan Kebutaan! Ketahui 6 Jenis Cacat Mata Bawaan Pada Bayi

Mata merupakan organ penglihatan yang penting bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Tapi, gimana ya kalau bayi justru sudah mengalami cacat mata bawaan sejak lahir? 

Bagai tersambar petir di siang bolong, tentu saja ini hal merupakan sebuah berita yang tidak enak di dengar oleh orang tua. Apalagi jika cacat mata bawaan ini berdampak hingga bayi dewasa nantinya.

Yup! Mata adalah salah satu organ yang juga bisa mengalami gangguan fungsi sejak bayi baru lahir. Cacat mata bawaan pada bayi ini punya banyak penyebab yang salah satunya adalah kelainan genetik, paparan zat kimia pada Ibu hamil, hingga penyakit tertentu yang diderita oleh Ibu selama hamil.

Meskipun cacat mata bawaan pada bayi tergolong langka alias jarang terjadi, namun kondisi ini tetap perlu di waspadai, ya Bu! Sebab, bukan tidak mungkin bahwa cacat mata ini bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan penglihatan hingga kebutaan. Karenanya, yuk! Ketahui apa saja jenis cacat mata bawaan yang umumnya dialami oleh bayi dalam ulasan berikut.

Jenis-jenis cacat mata bawaan pada bayi

Menurut American Academy of Ophthalmology cacat mata bawaan pada bayi biasa disebut dengan eye kongenital. Masalah ini biasanya muncul karena berbagai macam faktor.

Kemungkinan kecacatan tersebut terjadi di fase ketika penglihatan anak sedang berkembang pesat. Meski tergolong cacat mata bawaan, namun sejatinya deteksi dini bisa berperan penting dalam mengobati masalah tersebut.

Sehingga, penglihatan anak bisa lebih sehat dan dapat kembali berkembang sempurna. Untuk itu, berikut ini adalah beberapa jenis cacat mata bawaan pada anak yang perlu orang tua ketahui:

1. Amblyopia (mata malas)


Amblyopia atau lazy eyes merupakan jenis cacat mata bawaan pada bayi yang bisa berdampak hingga ia berusia setidaknya 7 tahun. Tentunya hal tersebut terjadi jika tidak ditangani dengan baik.

Melansir Mayo Clinic amblyopia bisa menyebabkan fokus penglihatan dari kedua mata berbeda-beda. Akibatnya, otak hanya akan menerjemahkan sinyal penglihatan dari mata yang kiranya memiliki fungsi baik.

Sehingga otak akan mengabaikan penglihatan dari mata lain yang mengalami gangguan. Kondisi ini menyebabkan mata yang jarang digunakan untuk fokus menjadi malas. Ciri amblyopia pada anak adalah adanya kelainan refraksi, strabismus (mata tidak sejajar), kelopak mata turun atau katarak.

2. Strabismus (mata juling)


Menurut para ahli di American Academy of Ophthalmology strabismus atau mata juling terjadi pada sekitar 4% per 100 anak di dunia. Kondisi ini termasuk sebuah cacat mata bawaan yang langka. 

Strabismus terjadi ketika salah satu bola mata tampak lurus ke depan sementara yang lain bisa berputar ke segala arah tanpa disadari. Strabismus perlu ditangani sesegera mungkin.

Sebab, jika tanpa pengobatan khusus maka hal ini dapat menyebabkan otak jadi mengabaikan mata juling. Pengobatan ini juga bertujuan untuk menghindari penglihatan ganda yang dapat mengganggu kenyamanan bagi anak.

3. Ptosis (kelopak mata turun)


Jika melansir Cleveland Clinic ptosis atau istilah lainnya adalah blepharoptosis merupakan kondisi ketika kelopak mata turun. Kondisi ini dapat menghalangi penglihatan. 

Apalagi ketika kelopak mata cenderung turun sangat rendah hingga membuat anak kesulitan membuka mata. Ada beberapa alasan mengapa ptosis terjadi pada bayi.

Salah satunya adalah akibat kulit otot mata yang merenggang dan melemah. Diperlukan metode pembedahan untuk membuat otot sekitar mata menjadi lebih kuat untuk membantu menjaga penglihatan.

4. Katarak kongenital (mata berawan/keruh)


Katarak kongenital merupakan salah satu jenis cacat mata bawaan pada bayi yang dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata. Kondisi ini bisa menyebabkan cahaya yang masuk ke mata bayi terhalang, sehingga penglihatan bayi menjadi buram. 

Mata berawan atau mata keruh ini bisa terjadi pada kedua bola mata atau hanya salah satunya saja. Sebagian besar katarak kongenital pada anak mungkin membutuhkan pembedahan untuk menghilangkan selaput katarak agar mereka bisa melihat dengan jelas kembali.

Meskipun langka, namun katarak pada bayi bisa menjadi tanda awal dari kanker retina atau retinoblastoma. Biasanya gejalanya meliputi:

  • Adanya pembengkakan atau tonjolan mata yang menyakitkan
  • Demam
  • Pandangan yang kabur
  • Anak kesulitan menggerakan mata
  • Mata mengalami infeksi yang dapat menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lain.

5. Coloboma


Coloboma adalah cacat mata bawaan lahir yang biasanya terjadi akibat suatu jaringan yang gagal terbentuk. Melansir Medline Plus coloboma sendiri biasanya sudah terjadi bahkan sejak sebelum si kecil lahir, alias sudah bisa terdeteksi sejak Ibu sedang hamil.

Coloboma bisa menyebabkan mata bayi yang baru lahir mengalami kecacatan hingga kehilangan bagian mata tertentu, seperti iris, lensa mata, kelopak mata, kornea, saraf mata, atau retina. Bayi dengan caloboma kemungkinan besar juga bisa mengalami kelainan mata lain seperti katarak atau glaukoma. Penanganan cacat mata bawaan ini bisa dilakukan dengan cara operasi atau penggunaan alat bantu, seperti lensa mata atau kacamata khusus. 

6. Glaukoma kongenital


Glaukoma kongenital merupakan salah satu jenis cacat mata bawaan lahir yang bisa menyebabkan saraf mata bayi mengalami kerusakan dan pembengkakan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan di dalam bola matanya.

Melansir Glaucoma UK cacat bawaan lahir yang satu ini kemungkinan terjadi pada 5 dari 100.000 bayi di dunia. Kelainan ini dapat membuat bayi mengalami beberapa gejala seperti:

  • Mata berair 
  • Mata tampak bengkak
  • Kornea mata keruh
  • Bayi sensitif terhadap cahaya
  • Mata berawan atau katarak
  • Penglihatan buruk 

Penyakit ini diketahui bersifat genetik alias keturunan dari keluarga. Operasi dan penggunaan obat tetes serta oral dapat membantu mengurangi tekanan pada bola mata bayi. Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini justru bisa menyebabkan kebutaan permanen pada bayi.

Perlu diingat, cacat mata bawaan pada bayi baru lahir ini sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Sehingga sebaiknya tidak boleh disepelekan. Untuk mengurangi risiko terjadinya cacat mata bawaan pada bayi, Ibu hamil juga perlu rutin memeriksakan kandungan ke dokter dan menjaga pola hidup sehat. 

Editor: Aprilia