Balita

Cari Tahu Penyebab Bayi Mengalami Late Blooming di Sini!

Cari Tahu Penyebab Bayi Mengalami Late Blooming di Sini!

Tak sedikit bayi mengalami late blooming. Di Indonesia sendiri, jumlah balita mencapai angka 10% dari jumlah penduduk, di mana rata-rata gangguan perkembangan anak bervariasi dari 12,8% hingga 16%. Untuk itulah diperlukan peran orang tua yang cermat melihat setiap perkembangan dan tumbuh kembang anak. Jangan sampai sebagai orang tua kita terlambat menyadari adanya tanda-tanda late blooming pada anak.

Tanda Late Blooming Pada Bayi dan Balita


  • Saat usia 0-2 bulan bayi belum dapat menggerakkan tangan dan kakinya secara refleks, tubuh bayi juga masih sangat kaku;
  • Saat usia 3 bulan bayi belum mampu menopang kepalanya, dan belum mulai mengoceh;
  • Saat usia 4 bulan, bayi belum dapat menanggapi suara yang didengarnya, belum mampu meraih dan menggenggam mainannya, dan matanya belum mampu mengikuti gerakan benda;
  • Hingga usia 5 bulan, bayi belum dapat berguling sendiri;
  • Hingga usia 8 bulan, bayi belum bisa duduk meski dengan bantuan;
  • Tidak tertarik menggunakan krayon hingga usia satu tahun;
  • Hingga usia satu tahun, tidak tertarik untuk makan sendiri;
  • Hingga usia 18 bulan, belum bisa berjalan;
  • Belum dapat berbicara kata-kata tunggal secara komprehensif hingga usia dua tahun.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Penyebab Bayi Mengalami Late Blooming

Perkembangan anak yang terlambat ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1. Lingkungan Tempat Anak Berada

Apakah anak Ibu termasuk bayi yang selalu dimanja oleh keluarga? Ia selalu dilayani dan tidak diberi kesempatan untuk mencoba sendiri? Mulai sekarang, cobalah untuk memberi ruang pada mereka untuk mencoba berbagai hal sendiri karena akan membantu tumbuh kembang mereka. Anak yang terlalu dimanja dan tidak diberi kesempatan untuk mencoba beberapa hal sendiri, memungkinkan mereka mengalami late blooming.

2. Kondisi Anak


Kondisi setiap anak tentu berbeda-beda satu sama lain. Tahukah Ibu bahwa sifat dan temperamen anak cukup berperan dalam tumbuh kembangnya? Contoh, bayi yang memiliki sifat gigih dan tekun, mungkin akan berjuang dan pantang menyerah hingga dapat menguasai keterampilan tertentu, seperti merangkak. Bayi dengan sifat ini dapat berkembang lebih cepat. Tapi, bayi yang memiliki sifat cepat menyerah, mungkin lebih lambat menguasai suatu keterampilan.

3. Interaksi Orang Tua

Orang tua berperan penting untuk menstimulasi bayi terutama pada masa-masa emasnya. Jika orang tua kurang meluangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan bayi, mereka pun cenderung mengalami late blooming. Untuk itu interaksi orang tua adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan bayi pada masa tumbuh kembangnya.

4. Kecukupan Gizi


Kondisi kesehatan dan cukupnya gizi berpengaruh besar terhadap tubuh dan otak bayi. Bayi dengan kondisi sehat akan lebih cepat tumbuh & berkembang daripada bayi yang memiliki masalah kesehatan atau kekurangan gizi. Makanan yang dikonsumsi bayi pada masa anak-anak akan berpengaruh pada masa depannya. Untuk itu, pastikan ibu memberikan makan-makananan yang bernutrisi dan bergizi untuk anak agar terhindar dari late blooming dan masalah kesehatan lainnya.

5. Kekuatan Bayi

Ada bayi yang memang memiliki otot lemah sehingga ia kesulitan bergerak maupun mempertahankan gerakan. Bayi dengan kondisi demikian mungkin lebih mudah limbung saat berdiri atau menyangga tubuhnya sendiri. Tapi ini masih bisa diatasi, kok, Bu. Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui stimulasi fisik apa yang dapat dilakukan bayi untuk memperkuat otot-ototnya.

6. Hal yang Menarik bagi Bayi

Seperti layaknya orang dewasa, bayi pun sudah memiliki ketertarikan pada hal yang berbeda-beda. Ada bayi yang lebih suka menggambar dengan krayon sehingga mereka terlambat tertarik mempelajari cara berjalan. Bayi yang cenderung menikmati mobilitas, mungkin lebih tertarik belajar berjalan dan tidak terlalu tertarik dengan hal-hal yang melibatkan verbal. Ibu dapat memberi mereka stimulus agar mau melakukan hal-hal di luar zona nyaman bayi, sehingga dapat terhindar dari late blooming.

Cara yang Bisa Ibu Lakukan untuk Menangani Late Blooming


Ketika Ibu menemukan tanda keterlambatan bayi muncul pada bayi Ibu, ada baiknya segera menghubungi tenaga kesehatan untuk mengonsultasikan langkah penanganan apa yang bisa dilakukan. Sambil lalu, Ibu juga bisa melakukan beberapa hal seperti berikut:

  • Seringlah berinteraksi dengan bayi, ajaklah mereka mengobrol atau ceritakan hal apapun yang sedang diperhatikan bersama;
  • Tawarkan mainan yang memiliki warna atau suara yang menarik;
  • Membacakan dongeng atau buku cerita dengan menunjukkannya pada bayi;
  • Ajak bayi melakukan permainan seperti cilukba;
  • Berilah pelukan, belaian, dan ciuman untuk membuatnya merasa aman, terlindungi, dan dicintai;
  • Mainkan musik atau lagu yang menenangkan,
  • Berilah waktu bagi bayi untuk membiasakan diri dan memproses apa yang sudah Ibu ajarkan.

 

Nah, itu dia penjelasan mengenai late blooming, penyebab, dan langkah-langkah yang dapat Ibu lakukan saat menghadapinya. Meski berisiko besar muncul pada anak, tapi late blooming masih bisa diatasi. Tentunya dengan diimbangi dengan peranan penuh dari orang tuanya. 

 

Editor: Atalya