Balita

Cerita Sangkuriang Pengantar Tidur Yang Menarik Buat Si Kecil

Cerita Sangkuriang Pengantar Tidur Yang Menarik Buat Si Kecil

Si kecil mulai bosan dibacakan buku cerita dengan tema superhero atau fairytale? Nah, nanti malam coba ceritakan legenda Sangkuriang yuk Bu. Cerita Sangkuriang berasal dari Jawa Barat. Cerita Sangkuriang mengisahkan tentang cikal bakal terbentuknya gunung Tangkuban Perahu, gunung yang berada di utara kota Bandung dan terkenal dengan kawah besarnya.

Menurut Dongeng Cerita Rakyat, Cerita Sangkuriang merupakan kisah legenda yang beredar dari mulut ke mulut di masyarakat Tatar Sunda. Cerita Sangkuriang kemudian diangkat menjadi cerita rakyat yang bisa menjadi edukasi dan digemari oleh anak-anak.

Apalagi terdapat pesan moral yang sangat penting yang terdapat di dalamnya. Cerita Sangkuriang sangat bagus untuk menambah wawasan si kecil tentang keberagaman yang ada di Tanah Airnya. Yuk, siap-siap bacakan ringkasan cerita Sangkuriang buat si kecil nanti malam.

Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Photo source: Youtube Dongeng Kita

Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi bermula ketika raja yang bernama Sungging Perbangkara sedang pergi berburu ke hutan. Di tengah perburuannya, dia merasa ingin buang air kecil. Kemudian dia melipir ke semak-samak.

Ketika dia sedang buang air kecil, tak sengaja air seninya  tertampung di dalam daun caring (keladi hutan) yang tanpa sengaja diminum oleh seekor babi hutan betina yang sedang betapa menjadi manusia bernama Wayung.

Singkat cerita akhirnya Wayung hamil dan melahirkan bayi cantik yang diberi nama Dayang Sumbi. Kecantikan Dayang Sumbi semakin terlihat ketika beranjak dewasa. Sehingga, banyak dari kalangan raja ingin mempersuntingnya.

Dayang Sumbi yang belum ingin menikah akhirnya pergi mengasingkan diri ke dalam hutan bersama anjing kesayangannya bernama Tumang. Pada suatu hari ketika Dayang Sumbi sedang asyik menenun benang, tanpa sengaja gulungan benangnya terjatuh ke bawah. Karena malas mengambil, akhirnya ia pun melontarkan kata-kata yang berisi sebuah janji.

“Siapa saja yang dapat mengambilkan gulungan benang milikku, jika dia perempuan, akan ku jadikan saudara. Namun, jika laki-laki maka akan aku jadikan suami,” katanya.

Dan benar saja, ternyata yang mengambil gulungan benang tersebuta adalah si Tumang yang tak lain adalah anjingnya sendiri. Namun, janji tetaplah janji dan harus ditepati apapun kondisinya akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan si Tumang.

Lalu siapakah si Tumang?

Photo source: Poskata

Ternyata, si Tumang sebenarnya adalah adalah titisan dewa yang menjelma menjadi anjing. Singkat cerita dari pernikahan mereka lahirlah Sangkuriang.

Namun, Sangkuriang tidak mengetahui bahwa si Tumang adalah ayah kandungnya. Hal ini memang sengaja ditutup rapat oleh sang Ibu. Sampai Sangkuriang tumbuh menjadi anak laki-laki yang pandai berburu dalam hutan si Tumang selalu setia menemani.

Suatu hari ketika Sangkuriang hendak berburu bersama Tumang, disuruhnya Tumang untuk mengejar babi betina Wayung, yang tak lain adalah ibunya Dayang Sumbi alias Neneknya Sangkuriang. Jelas saja si Tumang tidak mau membunuh Wayung.

Nah, karena tital menuruti perintah Sangkuriang, dibunuhlah si Tumang oleh Sangkuriang. Tanpa merasa bersalah organ hati si Tumang lalu dibawa pulang dan diberikan kepada Dayang Sumbi untuk dimasak.

Kemarahan Dayang Sumbi

Photo source: Popmama

Betapa terkejutnya Dayang Sumbi begitu tahu bahwa hati yang dibawa Sangkuriang adalah hati si Tumang. Dayang Sumbi marah besar dan memukul kepala Sangkuriang hingga meninggalkan bekas dan langsung mengusirnya.

Sangkuriang yang merasa kecewa dengan perlakuan ibunya itu pergi mengembara. Waktu terus berlalu, hingga Sangkuriang tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan tampan.

Suatu ketika ia sedang asyik berburu dan terpesona akan kecantikan seorang wanita yang ditemuinya di tengah hutan. Dialah Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibunya sendiri.

Dayang Sumbi memang memiliki kesaktian yang tinggi sehingga tampak awet muda seperti seorang gadis.Hingga suatu ketika, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi, dan sudah tidak mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya, bahkan jatuh hati kepadanya.

Begitu pula dengan Dayang Sumbi yang tidak tahu bahwa lelaki gagah tersebut adalah anaknya. Mereka kemudian menjalin kasih.  

Membendung sungai dalam satu malam

Photo source: PPID Bandung.go.id

Hari demi hari berlalu, Sangkuriang pun kemudian melamar kekasih hatinya yang tak lain adalah ibu kandungnya. Namun suatu hari Dayang Sumbi sedang membelai kepala Sangkuriang, tanpa sengaja dia menemukan bekas luka pukulan yang dilakukan pada Sangkuriang beberapa tahun yang lalu.

Mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi yakin bahwa Sangkuriang adalah anak kandungnya. Jelas pernikahan antar keduanya tidak boleh terjadi.

Hingga akhirnya Dayang Sumbi mengajukan beberapa persyaratan pada Sangkuriang, yakni Sangkuriang harus mampu membuat danau dan perahu serta membendung sungai Citarum dalam waktu satu malam. Dayang Sumbi berharap Sangkuriang tidak bisa menyanggupi permintaannya tersebut.

Sayangnya Sangkuriang menyanggupi persyaratan ini dengan modal kesaktiannya. Alhasil, Sangkuriang ternyata mampu memenuhi persyaratan yang diberikan Dayang Sumbi kepadanya.

Saat semua pekerjaan hampir selesai, Dayang Sumbi bingung dan meminta petunjuk kepada Dewa. Sang Dewa memerintahkan supaya Dayang Sumbi mengibaskan selendang yang dimilikinya dan secara gaib matahari muncul di ufuk timur tanda pagi telah datang.

Saat mengetahui Dayang Sumbi membohonginya, Sangkuriang sangat marah. Dengan kesaktianya ia menjebol bendungan yang di buatnya bersama pasukannya.

Sehingga terjadi banjir yang sangat besar. Kemudian ia menendang perahu yang sudah hampir selesai itu terbang dan jatuh menelungkep. Perahu itu kini menjelma menjadi sebuah gunung yang di kenal dengan nama Tangkuban Perahu yang artinya perahu terbalik.

Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih