Balita

Jangan Asal Diberikan, Bolehkah Bayi Minum Air Gula?

Jangan Asal Diberikan, Bolehkah Bayi Minum Air Gula?

Ketika si kecil sedang sakit, lalu minum obat yang sedikit pahit terkadang membuat orang tua tidak tega melihat ia harus menelannya. Nggak heran banyak orang tua yang inisiatif memberikan larutan gula pada bayi untuk mengatasi rasa pahit setelah minum obat.

Tapi, sebenarnya bolehkan bayi minum air gula? Jika melansir Baby Centre bayi sejatinya tidak disarankan minum air gula ya Bu. Sebab gula dapat merusak gigi bayi, mengganggu jam tidur bayi, serta dapat membuat bayi tidak menyukai makanan sehat saat dewasa nanti.

Namun, di Indonesia sendiri dahulu banyak Ibu yang memberikan larutan gula sebagai pengobatan rumahan untuk si kecil. Nggak hanya itu, di beberapa budaya air gula juga diberikan sebagai makanan tambahan tradisional bersama dengan ASI. Nah, biar nggak salah yuk simak dulu ulasan tentang bolehkah bayi minum air gula berikut ini.

Air gula dalam pengobatan medis


Dalam dunia medis, air gula mungkin juga jadi salah satu alternatif pengobatan untuk meredakan rasa sakit pada bayi. Tapi penggunaannya juga nggak boleh asal diberikan. Biasanya mereka akan mengevaluasi kondisi pasien terlebih dahulu.

Nah biar nggak salah, berikut adalah beberapa manfaat air gula dalam pengobatan medis. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan patokan dan tidak bisa sembarang dilakukan tanpa pengawasan dokter ya Bu!

Air gula sebagai pereda nyeri

Dalam beberapa pengobatan medis, air gula memang digunakan untuk meredakan nyeri. Melansir Mom n Junction beberapa penelitian menunjukkan bahwa air gula steril dapat meredakan nyeri yang disebabkan oleh prosedur intravena, seperti penggunaan suntikan vaksin selama imunisasi rutin pada neonatur. Penelitian lain mendokumentasikan bahwa paramedis biasa memberikan bayi minum air gula sebelum operasi atau sunat untuk meredakan nyeri.

Air gula untuk mengobati sakit perut


Ibu tentu pernah mendengar air oralit kan? Nah, larutan air gula dan garam ini digunakan sebagai pengobatan rumahan untuk memberikan hidrasi yang diperlukan bayi yang sakit perut. Orangtua menggunakan oralit buatan sendiri yang terdiri dari air hangat, gula putih, dan garam dapur. 

Diyakini bayi minum air gula dapat menarik air tambahan ke dalam usus kecil sehingga kotoran pun akan lebih lunak. Sayangnya, tidak ada studi yang tepat untuk mendukung keyakinan ini.

Memberikan ari gula pada bayi hanyalah pengobatan rumahan yang belum ada penelitiannya. Apalagi untuk bayi di bawah 6 bulan. Oralit hanyalah pengobatan rumahan yang sering digunakan oleh orang dewasa. Jika bayi mengalami konstipasi perlu dikonsultasikan kondisinya ke dokter anak ya Bu.

Air gula untuk menghilangkan rasa sakit setelah vaksinasi


Alih-alih sebagai ‘hadiah’ pemeberian air gula pada bayi sejatinya perlu pengawasan khusus dari dokter ya Bu. Apalagi jika hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit setelah bayi melakukan vaksinasi.

Pada kasus tertentu, hanya dokter yang bisa memutuskan apakah bayi perlu mengonsumsi air gula setelahnya. Setelah vaksinasi, jika Ibu hendak meringankan rasa nyeri yang dirasakan bayi dianjurkan untuk pengobatan atau teknik manajemen nyeri yang tepat, seperti mengompres bekas suntikan jika bengkak, menyusui dan kontak skin to skin terutama jika anak demam.

Risiko jika bayi minum air gula


Melansir Healthline menurut dokter Danelle Fisher ketua dokter anak dari provinsi Saint John’s Health Center in Santa Monica, California apabila bayi minum air gula tanpa pengawasan dokter dapat berisiko memiliki gangguan kesehatan yang serius. Terlebih jika campuran antara air dan gula tidak sesuai takaran.

Jika komposisinya terlalu banyak air murni pada kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan gangguan elektrolit yang dapat menyebabkan kejang. Ketika tubuh bayi mendapat terlalu banyak air, dapat mengencerkan jumlah natrium yang dapat membuat elektrolit tubuh tidak seimbang.

Tentu saja hal ini bisa menyebabkan jaringan penting di dalam tubuh membengkak dan dapat menyebabkan kejang. Efek samping lainnya adalah sakit perut, gumoh, dan penurunan nafsu makan untuk ASI atau susu formula.

Menurut dokter Fisher bayi, terutama yang baru lahir hanya boleh mendapatkan cairan melalui nutrisi dan protein tambahan pada MPASI bukan cairan murni yang terbuat dari air dan gula.

World Health Organization (WHO) juga menganjurkan agar bayi tidak minum air sebelum menginjak usia 6 bulan. Untuk bayi di atas usia enam bulan, air boleh diberikan dalam jumlah syang dianjurkan.

Jika terpaksa, pemberian air gula sebisa mungkin dihindari jika tanpa pengawasan dokter ya Bu. Karena jika salah, dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:

  • Air gula yang dibuat tanpa takaran dapat menekan nafsu makan dan mengurangi asupan ASI eksklusif bayi. Hal ini jelas tidak baik bagi tumbuh kembang bayi ya Bu.
  • Bayi lebih senang terhadap makanan manis. Sehingga sulit diajarkan untuk makan makanan sehat ketika dewasa.
  • Bayi berisiko obesitas, karang gigi, diabetes, hingga penumpukan lemak pada hati.

Jadi jawaban atas pertanyaan bolehkah bayi minum air gula sudah terjawab dengan penjelasan di atas ya Bu. Semoga bisa membantu Ibu dalam mempertimbangkan pemberian air gula ke bayi jika tanpa pengawasan dokter.

Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih