Balita

Lezat tapi Berbahaya, Fakta Telur Setengah Matang untuk Bayi

Lezat tapi Berbahaya, Fakta Telur Setengah Matang untuk Bayi

Ingin coba mengenalkan telur setengah matang untuk bayi? Seperti kebanyakan orang yang menikmati kelezatan telur setengah matang, nggak heran kalau Ibu juga ingin bayi mencoba menikmati hal yang sama. 

Belum lagi adanya kepercayaan lama yang mengatakan bahwa telur mentah saja memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Harapannya sih, ingin bayi juga mendapatkan kebugaran yang sama.

Tapi sebelum itu, ketahui dulu fakta tentang telur setengah matang untuk bayi, sebelum benar-benar memutuskan akan memberikan telur setengah matang ini atau tidak.

Manfaat Dibalik Sebutir Telur

Telur merupakan sumber protein yang mudah ditemukan, murah, sederhana, tapi bernutrisi tinggi. Disebutkan dalam WebMD, sebutir telur mengandung 7 gram protein berkualitas tinggi, 5 gram lemak, 1.6 lemak jenuh, zat besi, vitamin dan mineral. 

Telur juga mengandung zat karotenoid yang disebut lutein dan zeaxanthin yang berfungsi sebagai pelindung. Lutein melindungi mata dari kerusakan akibat sinar ultraviolet dan cahaya tidak baik. 

Selain itu keduanya juga mencegah kemungkinan hilangnya penglihatan. Kandungan kolinnya juga baik untuk perkembangan otak dan menguatkan memori.

 Telur juga mengandung folat dan mendukung regenerasi sel tubuh. Putih telur juga membantu menjaga kandungan sodium dan potassium dalam tubuh. Sulfur dalam telur juga membantu produksi keratin dan kolagen, selain juga membantu penyerapan vitamin B12 untuk menyehatkan fungsi liver.

 Wah, sampai di sini saja sudah banyak manfaat telur yang menggiurkan untuk bayi dan orang dewasa, ya, Bu. Tetapi perlu diingat bahwa kandungan semua nutrisi ini bisa didapatkan dengan cara penyimpanan dan pengolahan telur yang tepat.

Telur Setengah Matang untuk Bayi

Setelah mengetahui kandungan baiknya untuk bayi, mari mencari tahu tentang fakta dibalik telur setengah matang untuk bayi dan orang dewasa.

Faktanya, telur berpotensi mendapatkan kontaminasi bakteri Salmonella yang berpindah dari kulit telur. Proses mengolah telur tanpa mencucinya dahulu, menyimpannya dengan kurang tepat, serta menggunakan telur yang sudah retak, memperbesar kemungkinan kontaminasi Salmonella.

Tetapi, meski sudah dibersihkan sebelum disimpan, kemungkinan kontaminasi bakteri masih bisa terjadi. inilah mengapa pengolahan telur disarankan dengan cara memasaknya dengan benar-benar matang.

Telur setengah matang untuk bayi berisiko infeksi Salmonella. Karena dalam keadaan belum sepenuhnya matang, bakteri Salmonella masih belum mati. Melansir dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), anak berusia di bawah 5 tahun memiliki potensi besar mengalami infeksi Salmonella. 

Lansia di atas 65 tahun dan ibu hamil juga dikategorikan dalam orang dengan sistem imun rendah dan kemungkinan mengalami gejala lebih berat bila terpapar infeksi.

Infeksi bakteri Salmonella menunjukkan gejala mirip keracunan makanan, seperti mual, muntah, diare, perut terasa sakit, hingga demam pada anak. Dapat dilihat bahwa pemberian telur setengah matang untuk bayi, anak di bawah 5 tahun, ibu hamil dan lansia tidak dianjurkan. 

Mitos tentang telur mentah dan setengah matang dapat menjaga kebugaran tubuh pun juga perlu diluruskan.

Bagaimana Sebaiknya Menyajikan Telur untuk Bayi?

Pastikan untuk mencuci telur di bawah air mengalir dan menggosok kulitnya untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri saat telur dipecahkan. Sebaiknya hindari merendam telur di dalam air. Karena kulit telur sebenarnya berpori. Kotoran yang ada di kulit dapat bercampur di air dan justru terserap ke dalam telur.

Ibu juga sebaiknya memilih telur yang masih segar dan belum lama. Telur segar bisa dicek dengan cara memasukkan ke dalam air. Bila tenggelam, artinya telur masih dalam keadaan baik dan segar.

Dengan segala manfaat kebaikan telur, olah telur sampai benar-benar matang untuk mematikan bakteri Salmonella agar terhindar dari infeksi. Ibu bisa mengolah telur menjadi beragam menu masakan mulai dari telur rebus, telur kukus, telur dadar, telur orak-arik atau telur goreng.

Menyajikan telur tanpa digoreng lebih disarankan karena proses penggorengan meningkatkan jumlah lemak jenuh. Peningkatan kadar lemak jenuh tidak baik untuk kesehatan jantung anak.

Coba beberapa referensi menyajikan telur, yuk, sebagai alternatif pengganti telur setengah matang untuk bayi!

1. Telur Rebus


Daripada menyajikan telur setengah matang untuk bayi, coba berikan telur rebus yang benar-benar matang. Iris telur rebus dengan ketebalan yang bisa dikonsumsi bayi dan biarkan bayi menikmatinya.

2. Telur Orak-Arik


Membuat telur orak-arik membantu telur lebih cepat matang, dan Ibu tidak perlu menyajikan telur setengah matang untuk bayi. Proses memasaknya relatif cepat dan Ibu bisa mengkreasikan telur orak-arik dengan beragam pendamping, seperti irisan alpukat, roti, bahkan bubur nasi.

3. Telur Dadar


Telur dadar juga bisa dipilih sebagai menu makan dibandingkan menyajikan telur setengah matang untuk bayi. Ibu bisa mencampur tomat dan daun bawang dalam kocokan telur sebelum memasaknya di atas pan dengan minyak secukupnya. 

Bayi yang menyukai finger food juga bisa diberikan telur dadar yang dipotong sesuai genggaman tangannya.

4. Sup Telur


Ini juga merupakan sajian yang disukai bayi dan anak-anak. Daripada menyajikan telur setengah matang untuk bayi, Ibu bisa mengolah telur menjadi sup telur dengan menuang kocokan telur ke dalam kuah sup yang mendidih. 

Supaya makin lezat, tambahkan bahan lain seperti daun bawang, irisan daging ayam atau kepiting, serta sayuran seperti wortel atau jagung manis.

5. Telur Kukus


Olahan yang satu ini juga cukup mudah dibuat. Telur dikocok lepas dan ditambahkan air kaldu kemudian dikukus 15-20 menit. Teksturnya lembut dan bayi mudah memakannya.

Menghidangkan sajian telur bisa dengan beragam cara ya, Bu. Dapatkan kebaikan nutrisi telur dengan pengolahan yang tepat dan memilih untuk tidak memberikan telur setengah matang untuk bayi lebih baik. 

Tidak ada patokan usia yang pasti kapan anak boleh mengkonsumsi telur setengah matang. Jadi sebaiknya hindari memberikan telur setengah matang sampai anak-anak cukup dewasa, ya.

Editor: Dwi Ratih