Balita

Menghentikan Rengekan Si Kecil

Menghentikan Rengekan Si Kecil

Anak usia TK masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hampir segala hal seperti makan, minum, mainan dan masih banyak lagi. Mereka harus mendapat perhatian orang dewasa untuk memperoleh apa yang dibutuhkan.

Terkadang permintaan yang mereka ajukan berubah menjadi sebuah rengekan. Rengekan bisa diartikan sebagai suara dari anak yang merasa tak berdaya. Anak cenderung meninggikan nada suaranya lagi dan lagi untuk mendapatkan perhatian orang terdekatnya.

Jane Nelsen, salah satu penulis buku dengan judul Positive Discipline A – Z mengungkapkan, anak akan berusaha untuk mendapat perhatian agar permintaannya dapat dipenuhi. Salah satu caranya adalah dengan merengek. Rengekan akan membuahkan respon, baik yang positif maupun negatif.

Sebenarnya tanpa sadar orang dewasa juga kadang melakukan hal yang satu ini. Anak akan mencontoh perilaku yang dilihatnya dari orangtua. Jadi kuasai emosi Anda agar si kecil juga bisa melakukannya. Bila buah hati Bunda termasuk anak yang suka merengek, coba lakukan beberapa hal berikut ini:


Jelaskan Arti Rengekan pada Si Kecil

Sebelum Anda mengatakan tidak pada saat si kecil merengek, pastikan dulu ia mengerti apa yang Anda maksud. Orang dewasa sering kali mengira sang anak telah mengerti arti dari rengekan.  Sebenarnya anak belum menyadari betapa suaranya sangat mengganggu saat merengek. Saat Bunda mendengar rengekannya, minta ia menggunakan intonasi suara yang normal. Jika ia tak bisa membedakannya, Anda perlu menunjukkan padanya.

Beberapa ahli menyarankan untuk merekam suara anak baik saat dalam percakapan biasa atau ketika ia merengek. Perdengarkan rekaman bila Anda berdua sudah dalam kondisi yang tenang. Bicarakan apa yang terjadi, jelaskan bahwa suara rengekan terdengar menyebalkan. Suara rengekan membuat orang lain tidak suka mendengarnya. Latihlah agar ia dapat menggunakan suara dengan intonasi yang normal. Ia mungkin akan tertawa ketika Anda meniru suaranya saat merengek.


Tunjukkan Cara yang Lebih Baik 

Kadang anak merengek karena ia tidak dapat mengekspresikan apa yang dirasakan. Anda perlu membantu si kecil mengungkapkan perasaannya. Misalnya dengan mengatakan padanya, “Bunda tahu kamu sepertinya lagi sebel, apa karena kita tidak jadi pergi renang ya?” Apa yang Anda katakan ini dapat membantunya memulai percakapan.

Anak usia TK belum bisa mengerti sepenuhnya bagaimana rengekan terdengar sangat tidak nyaman di telinga. Jangan membahas rengekannya saat nada suaranya masih meninggi. Setelah beberapa lama dan Anda berdua dapat menguasai emosi, sampaikan padanya, “Bunda tidak suka dengan cara Kakak minta es krim tadi siang. Kalo ingin sesuatu, Kakak akan mendapatkannya kalo meminta dengan cara yang baik-baik.”

Luangkan waktu bersama untuk membaca cerita, melakukan permainan, atau untuk sekedar bersenang-senang tanpa ia harus meminta terlebih dulu. Ucapkan terima kasih saat ia meminta sesuatu dengan baik dan sopan. Perlahan ia akan belajar bahwa meminta dengan intonasi normal membuat ia mendapatkan apa yang ia butuhkan. Sedangkan ia tidak dapat memperoleh apa yang ia mau dengan cara merengek. Dengan begitu kuantitas rengekannya akan berangsur berkurang.


Beri Perhatian Saat Ia Membutuhkan Bantuan

Anak usia TK sering kali merengek saat mereka gagal mendapat perhatian dari orangtua. Itulah sebabnya kerap terdengar rengekan si kecil saat Anda sedang berbincang dengan seorang teman atau saat Anda sedang sibuk di dapur. Dengan kata lain, rengekan akan terjadi saat Anda sedang fokus pada hal lain dan di waktu yang sama si kecil membutuhkan bantuan Anda.

Beri respon yang cepat kapanpun ia meminta sesuatu dengan cara yang baik. Anda tentu tidak ingin si kecil merengek setiap kali Anda mulai berbicara dengan seseorang.  Berikan penjelasan mengenai hal ini, Anda dapat katakan, “Kak, kamu boleh menyela pembicaraan Bunda, tapi dengan sopan dan tanpa merengek, ya. Tapi kalo Kakak bisa menunggu, nanti setelah selesai berbicara, pasti Bunda akan bantu kamu.”

Jika Anda tengah melakukan sesuatu dan ia membutuhkan bantuan Anda, berhentilah sebentar untuk melihat apa yang ia inginkan lalu katakan, “Sayang, Bunda tahu kamu lagi butuh bantuan untuk memperbaiki sepeda. Tunggu dulu dua menit ya, nanti Bunda akan perbaiki rantainya.”

Jangan biarkan ia menunggu terlalu lama. Kesabarannya hanya bisa bertahan hingga sekitar 5 menit. Jangan hanya mengatakan “nanti” tanpa kejelasan batas waktunya. Yang tidak kalah penting, jangan lupa berikan pujian saat ia bersedia untuk menunggu.


Berikan Respon yang Sama

Tekankan pada si kecil untuk mengungkapkan permintaannya dengan intonasi suara yang normal. Hal ini berlaku untuk permintaan yang masuk akal dan juga yang tidak mungkin untuk dipenuhi. Bunda bisa katakan, “Aduh, Bunda ga ngerti kalo kamu ngomong dengan nada seperti itu. Tolong Kakak pake suara yang biasa saja. Bunda akan merasa senang mendengarkan apa yang kamu katakan.”

Jaga nada suara Anda agar tetap berintonasi datar dan netral. Ekspresi kesal atau marah hanya akan membuatnya semakin emosi. Beberapa anak merespon petunjuk visual dengan lebih baik. Anda bisa melakukannya dengan memegang kedua telinga Anda lalu lakukan kedipan mata seolah merasa kesakitan sebagai tanda Anda mendengar rengekan. Tutup telinga Anda dan tersenyum saat Anda tak mendengarnya. Yang lebih penting lagi, katakan dan lakukan hal yang sama saat ia merengek. Jangan mudah menyerah, Bunda.

Rengekan pada anak perlu segera direspon. Begitu juga kondisi pada saat ia berperilaku baik dan manis. Saat anak menggunakan nada suara yang normal, segera berikan respon Anda. Hal ini bertujuan agar ia mengerti bahwa permintaan yang sopan akan membuahkan hasil. Namun jangan juga Anda merasa harus memenuhi semua keinginannya bila ia meminta tanpa merengek. Anda hanya perlu menjadi lebih berempati dan apresiatif. Anda bisa katakan, “Maaf ya Kak, kamu ga boleh main sekarang karena sudah waktunya tidur. Terima kasih sudah meminta dengan sopan.”


Hindari Pemicu Rengekannya

Anak menjadi rewel saat mereka merasa lapar atau lelah. Mengajak anak yang lapar ke supermarket untuk berbelanja sepertinya akan membuat Anda dalam kerepotan yang cukup besar. Alangkah lebih baik jika Anda memberinya makan terlebih dulu sebelum bepergian. Alternatif lain adalah dengan membawa makanan dalam kotak makannya agar ia bisa makan di jalan atau saat Anda berbelanja. Semua akan lebih mudah bila Anda bisa menghindari pemicu kerewelannya.

Hal terakhir yang Anda ingin si kecil mengerti adalah bahwa merengek di depan umum bukanlah cara yang tepat untuk mendapatkan apa yang ia mau. Jadi tetaplah berpegang pada prinsip Anda. Dimanapun Anda berada, dengan siapapun, atau dengan intonasi suara apapun yang ia gunakan, selalu bersikap tenang.

Jangan biarkan emosi Anda meledak dan akhirnya menyerah dengan berkata, “Ya udah, terserah kamu mau melakukan apa.” Meski Anda segera terbebas dari rengekannya pada saat itu, tapi Anda akan semakin sering mendengarnya lebih banyak pada kesempatan-kesempatan berikutnya.

(Ismawati / Dok. Freepik)