Balita

Risiko Jika Anak Terlambat Vaksin, Nggak Main-Main, Lho!

Risiko Jika Anak Terlambat Vaksin, Nggak Main-Main, Lho!

Untuk mencegah anak terserang berbagai penyakit menular dan berbahaya, imunisasi adalah salah satu solusi tepat yang bisa dilakukan orang tua sebagai langkah pencegahan. Tapi, gimana ya kalau si kecil justru terlambat vaksin?

Yup! Banyak anak di Indonesia terpaksa harus terlambat vaksin karena berbagai hal. Bisa karena kesibukan orang tua yang membuat jadwal vaksin jadi terlupa, hingga kekhawatiran orang tua untuk memberikan vaksinasi anak saat pandemi Covid-19 berlangsung beberapa tahun lalu.

Diakui pemerintah melalui website Kementerian Kesehatan RI akibat pandemi Covid-19 sedikit banyak telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut maka pemerintah rutin menyelenggarakan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka pekan imunisasi dunia.

Meski BIAN dapat menjadi solusi ketika anak terlambat vaksin, namun orang tua tetap perlu mengetahui apa saja dampak jika anak terlambat imunisasi. Sebab, bukan tidak mungkin hal ini jadi membuat anak lebih mudah tertular infeksi dari berbagai macam penyakit.

Mengapa anak perlu melakukan vaksinasi?


Masih dikutip dari website Kementerian Kesehatan RI, berdasarkan survei dari UNICEF yang dilakukan pada tahun 2020, menemukan bahwa setengah dari orang tua mengaku tidak mau membawa si kecil imunisasi. Alasannya karena takut tertular Covid-19.

Bahkan jika berbicara persentase angka, cakupan imunisasi dasar lengkap memang menurun secara signifikan sejak awal pandemi, yakni dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021. Padahal menurut UNICEF, secara global vaksinasi bisa menyelamatkan lebih dari 5 nyawa setiap menit, bahkan hal ini dapat mencegah hingga 3 juta kematian per tahun.

Karena, melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC) vaksin atau imunisasi dapat melindungi anak dari berbagai macam penyakit serta membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak. Apalagi mengingat sistem kekebalan tubuh anak belum sepenuhnya berkembang saat lahir, sehingga dapat berisiko membuat bayi lebih mudah terkena infeksi.

Nah, setelah masuk ke dalam tubuh anak, vaksin ini akan bekerja untuk mengurangi risiko infeksi dengan pertahanan alami tubuh. Vaksin akan mengembangkan perlindungan terhadap penyakit dengan lebih baik di tubuh si kecil, sehingga otomatis dapat mencegah anak tertular berbagai macam penyakit berbahaya yang berpotensi menyebabkan kecacatan maupun kematian.

Risiko bila anak terlambat vaksin


Sebenarnya sebisa mungkin orang tua perlu mengusahakan agar si kecil tetap melakukan vaksin sesuai jadwal. Mengingat vaksin sangat penting fungsinya bagi anak, terutama bayi dan balita.

Apalagi anak di bawah usia 2 tahun sangat berisiko tinggi terkena berbagai macam penyakit menular di banding anak di atas usia tersebut. Dikutip dari Baby Centre berikut adalah beberapa risiko apabila anak terlambat vaksin yang penting untuk jadi perhatian orang tua:

  • Jika anak terlambat imunisasi campak

Imunisasi campak juga lebih dikenal dengan vaksin MMR. Di mana vaksin ini terdiri dari campuran 3 jenis virus yang dilemahkan guna melindungi tubuh si kecil terhadap campak, gondok, dan rubella (campak Jerman). Campak, dapat menyebabkan pneumonia atau ensefalitis (pembengkakan otak), dan bahkan berakibat fatal.

Jadi, ketika anak terlambat imunisasi campak ia sangat berisiko tinggi terserang penyakit campak. Apalagi pada beberapa kasus penyakit campak bisa menghilangkan nyawa si kecil.

  • Jika anak terlambat vaksin PCV

WHO merekomendasikan agar PCV masuk dalam program imunisasi rutin bagi anak di seluruh dunia. Sebab, jika anak terlambat vaksin PCV maka ia berisiko tinggi terhadap penyakit pneumonia atau radang paru akibat infeksi bakteri pneumokokus.

Ketika anak terdiagnosa penyakit ini, maka anak berisiko terkena penyakit meningitis, ketulian, kecacatan intelektual bahkan kematian. Apalagi berangkat dari data Kemenkes RI di Indonesia, ada sekitar 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada balita setiap tahunnya yang semuanya disebabkan karena pneumonia. Sehingga efek anak terlambat vaksin yang satu ini nggak boleh disepelekan ya, Bu!

  • Jika anak terlambat vaksin rotavirus

Dikutip dari laman Instagram dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci, M.Kes, atau @mizaafrizal rotavirus merupakan virus yang rentan terjadi pada anak usia 6-18 bulan. Dipaparkan oleh dokter Miza, rotavirus adalah penyebab tersering anak diare di rawat di rumah sakit akibat dehidrasi.

Rotavirus juga merupakan virus yang sulit di bunuh dengan sanitasi. Parahnya virus ini bisa hidup hingga 6 bulan di permukaan. Jadi, jika anak terlambat vaksin rotavirus, jelas sangat berisiko tinggi mengalami diare berulang, muntah-muntah sehingga bisa menyebabkan anak mengalami dehidrasi berat dan berujung fatal.

  • Jika anak terlambat vaksin polio

Penyakit polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan. Ketika anak terlambat vaksin polio, apalagi tinggal di daerah endemi maka sangat berisiko tinggi mengalami penyakit ini.

  • Jika anak terlambat vaksin BCG

Perlu diketahui bahwa vaksin BCG termasuk salah satu imunisasi wajib untuk bayi. Sebab, vaksin ini bermanfaat untuk melindungi si kecil dari bahaya penyakit tuberkulosis atau TB yang menyebabkan infeksi serius pada paru-paru.

Terkadang penyakit ini juga bisa menyerang tulang, persendian, selaput otak (meningitis) dan ginjal. Penyakit ini sangatlah menular, bahkan hanya melalui cipratan air liur si penderitanya.

Vaksin BCG sebaiknya diberikan sesaat ketika bayi lahir atau sebelum usia 3 bulan. Ketika anak terlambat vaksin BCG, risiko tertular penyakit ini sangat tinggi dan lagi-lagi dapat menyebabkan kematian.

Ini yang perlu dilakukan ketika anak terlambat imunisasi


Kita tahu bahwa ketika anak terlambat vaksin, maka ia sangat berisiko tertular berbagai macam penyakit berbahaya. Tapi gimana ya, kalau terlanjur terlambat vaksin?

Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan yakni melakukan imunisasi susulan atau imunisasi kejar. Nantinya jenis vaksin yang dipilih akan disesuaikan oleh dokter agar anak tetap mendapatkan perlindungan yang optimal.

Namun, ada beberapa vaksin anak yang tindakannya harus dilakukan sebelum usia tertentu. Dalam kasus ini, anak biasanya tidak bisa lagi mendapatkan vaksinasi susulan.

Nah, untuk memastikan anak tidak tertular infeksi tertentu, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan anak tidak terserang bakteri penyebab penyakit berbahaya atau tidak. Jika positif, kemungkinan imun tubuh anak sudah terlindungi secara alami.

Mengingat efek anak terlambat vaksin bisa mengancam nyawanya, usahakan agar hal ini selalu terjadwal dengan baik ya Bu. Jangan sampai lupa membawa anak vaksin ke dokter atau melalui program BIAN pemerintah.