Balita

Rutin Berikan Obat Cacing Anak 6 Bulan Sekali, Demi Cegah Cacingan!

Rutin Berikan Obat Cacing Anak 6 Bulan Sekali, Demi Cegah Cacingan!

Tahukah Ibu? Organ pencernaan jadi salah satu pintu masuk utama yang menyebabkan anak rentan mengalami suatu penyakit tertentu? Sebut saja seperti cacingan.

Cacingan sendiri merupakan sebuah penyakit yang sebabkan oleh infeksi cacing parasit, yang bersarang di saluran cerna manusia, akibat gaya hidup atau makanan yang kurang terjaga kebersihannya. Cacingan seringkali menimbulkan ragam gangguan kesehatan seperti, diare, nyeri perut, infeksi pencernaan, gatal-gatal di anus akibat cacing kremi, berat badan menurun, anemia bahkan stunting karena bisa membuat anak kekurangan gizi.

Untuk itu, cacingan perlu ditangani dengan obat cacing anak yang tepat tiap 6 bulan sekali. Apalagi, anak-anak masih termasuk golongan yang rentan alami cacingan, karena masih sering bermain di lingkungan dengan tanah yang terkontaminasi layaknya, bermain di taman pasir.

Lantas kapan sebaiknya harus memberikan obat cacing anak, sebagai bagian dari tindak pencegahan cacingan?

Kenali tanda anak cacingan


Mengutip dari Raising Children anak-anak lebih rentan mengalami cacingan, ketimbang orang dewasa. Mereka bisa terkena penyakit ini, ketika tidak sengaja menelan larva atau telur cacing di tangan mereka, saat kondisi tangan kotor atau ketika mereka menggigit kuku, usai bersentuhan dengan orang yang cacingan/lingkungan yang kotor dan saat anak mengonsumsi air yang terkontaminasi cacing.

Telur cacing ini berukuran sangat kecil, sehingga si kecil hampir tidak mungkin melihatnya. Nah, setelah telur cacing tertelan, maka telur tersebut bisa masuk ke dalam usus kecil, inilah yang jadi tempat mereka menetas dan bertelur lebih banyak di sekitar anus.

Sehingga, cacing bisa saja memberikan sebuah gejala khas pada tubuh anak, berupa gatal-gatal pada bagian bokong. Bahkan, terkadang cacing bisa masuk ke dalam vagina anak perempuan dan membuat area ini juga ikut gatal.

Selain itu, berikut tanda lain ketika anak cacingan:

  • Sakit perut
  • Diare, mual, atau muntah
  • Perut terasa kembung
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Bokong terasa sangat gatal
  • Anak jadi lebih moody
  • Merasa sakit saat hendak buang air kecil
  • Muncul bercak darah pada bokong
  • Tidur tidak nyenyak karena merasa gatal di bagian bokong (terutama di malam hari).

Perlu Ibu ketahui bahwa, cacingan merupakan penyakit yang cukup menular, karena bisa menyebar melalui kontak tangan, debu atau kontak langsung dengan benda. Bahkan, di luar tubuh, telur cacing ini bisa bertahan hingga 2 minggu lebih, lho!

Kapan harus minum obat cacing? 

Jika mengutip dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan ada 24% populasi dunia yang mengalami cacingan yang ditularkan melalui tanah. Infeksi paling sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, khususnya Afrika Sub-Sahara, Amerika, Cina, dan Asia Timur.

Mereka yang tinggal mengunjungi negara berkembang berada pada risiko tertinggi, karena minum air dari sumber yang terkontaminasi dan penurunan tingkat sanitasi. WHO sendiri mengakui, dari data tersebut golongan yang paling berisiko cacingan adalah anak-anak.

Lalu, bagaimana cara mencegah cacingan? Minum obat cacing merupakan sebuah cara yang paling efektif untuk mencegah dan mengobati cacingan. WHO juga menganjurkan agar anak-anak sebaiknya rutin diberikan obat cacing tiap 6 bulan sekali.

Sementara itu, mengutip website Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengenai usia anak yang tepat dalam mengonsumsi obat cacing sendiri adalah, mulai dari 2 tahun. Obat cacing juga wajib diberikan secara rutin, terutama bagi anak yang lingkungannya terkontaminasi dan tinggal di daerah yang sempat menjadi wabah.

Mengutip dari Healthline berikut adalah beberapa jenis cacing yang rentan menyebabkan cacingan:

  • Cacing pita: masuk ke tubuh melalui daging yang kurang matang
  • Cacing pipih: masuk ke tubuh melalui air minum yang terkontaminasi
  • Cacing gelang: masuk melalui makanan yang terkontaminasi
  • Cacing kremi: masuk ke tubuh anak, saat mereka menyentuh telur-telur cacing kremi dan menelannya
  • Cacing tambang: dapat dengan mudah masuk ke dalam pori-pori kulit
  • Cacing trikinosis: terdapat pada daging matang yang sudah dihinggapi larva cacing.

Jangan lewatkan pemberian vitamin A & obat cacing!


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017, tentang penanggulangan cacingan, pemerintah berupaya untuk menanggulangi cacingan pada anak dengan strategi deworming atau Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM), tiap 6 bulan sekali. Terutama di bulan Februari dan Agustus.

Nah, di bulan-bulan ini, pemberian obat cacing juga akan dibarengi dengan pemberian kapsul vitamin A. Hal ini juga bertujuan untuk memenuhi kecukupan asupan vitamin A pada balita.

Pada balita sendiri, pemberian vitamin A memang sengaja dibarengi dengan pemberian obat cacing. Supaya, penyerapan zat gizi pada balita lebih sempurna dan dapat meningkatkan status gizi masyarakat.

Apalagi mengingat, cacingan bisa menimbulkan masalah kesehatan yang panjang, layaknya stunting. Di mana stunting menjadi isu yang masih jadi masalah utama di negeri ini.

Mengutip dari website Kementerian Kesehatan RI berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, pada awal tahun ini, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6% di 2022. Meski angka ini menurun, namun tetap perlu menjadi perhatian yang serius.

Apalagi, cacingan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi seorang anak menjadi stunting. Akibat penyerapan gizi dalam tubuh mereka tidak maksimal.

Tak hanya bisa membuat tubuh anak menjadi lebih pendek, stunting juga bisa menyebabkan rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis lainnya. Jadi, diharapkan POPM pada anak bisa membantu mengatasi cacingan. Pemberian obat cacing pada program ini sendiri, juga dilakukan secara gratis di penyedia layanan kesehatan masyarakat seperti, Posyandu atau Puskesmas.

Ibumin sarankan, Parents jangan lupa mendapatkannya di bulan Agustus ini, ya! Pemberian obat cacing secara rutin, dilakukan demi memutus mata rantai cacingan yang bisa mengganggu kesehatan si kecil.

Pemberian obat cacing ini, biasanya juga wajib diberikan dengan ataupun tanpa si kecil mengalami gejala cacingan sekalipun. Pemberian obat cacing, dapat melumpuhkan saraf dan otot cacing, menghambat penyerapan nutrisi pada tubuh cacing, bahkan mencegah reproduksi cacing dewasa.

Kalau Ibumin dan suami, biasanya juga ikut konsumsi obat cacing secara mandiri berbarengan dengan jadwal pemberian obat cacing anak, meski tidak di-cover oleh program pemerintah. Hal ini Ibumin lakukan, sebagai bagian dari pencegahan cacingan secara masif dalam lingkungan keluarga.

Mengingat cacingan merupakan sebuah penyakit yang menular. Nah, kamu juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang Ibumin lakukan, agar seluruh anggota keluarga bisa terlindungi dari bahaya cacingan.