Balita

Teknik Dialog Bersama Anak, Cara Agar Anak Cepat Bicara

Teknik Dialog Bersama Anak, Cara Agar Anak Cepat Bicara

Mencari cara agar anak cepat bicara sebenarnya bukan hal sulit untuk dilakukan. Orang tua yang tidak tahu harus memberikan stimulasi seperti apa bisa mengulik lebih dalam melalui artikel ini. Mengingat berbicara adalah salah satu skill penting yang perlu dikembangkan anak sejak dini.

Tahukah Ibu? Bahwa dilansir dari American Family Physician, kecenderungan speech delay dapat terjadi pada 3 dari 10 anak di dunia. Kecenderungan ini meningkat 3 hingga 4 kali lipatnya dan lebih sering dialami anak laki-laki. 

Bermula dari kasus speech delay dan pentingnya mengembangkan kemampuan bicara anak, berikut ini adalah ulasan seputar perkembangan bicara pada anak, serta bagaimana cara agar anak cepat bicara melalui teknik-teknik dialog berdasarkan usia.

Perkembangan kemampuan bicara anak


Untuk dapat melakukan komunikasi yang baik, anak perlu mendengar dan memahami apa yang tengah disampaikan padanya. Sebagai bentuk respon, anak akan menggunakan kemampuan verbal dan atau non verbal seperti bahasa tubuh, gestur, ekspresi wajah dan kontak mata. 

Dilansir dari Royal College of Paediatrics and Child Health, perkembangan fungsi verbal anak dapat diamati berdasarkan usianya:

  • 0-3 bulan: bayi baru lahir sudah bisa mendengar suara di sekitarnya. Apalagi suara Ibu dan Ayah yang biasa ia dengan sejak dalam kandungan. Di usia 6 minggu bayi mulai bisa melakukan kontak mata, terkejut saat ada suara keras, atau tersenyum saat melihat Ibu dan Ayah. Menangis dan mengeluarkan suara khas bayi juga ia lakukan sebagai respon komunikasi.
  • 3-12 bulan: saat usianya memasuki bulan keempat, ia sudah bisa bicara dengan ‘caranya’, yaitu mengeluarkan suara yang berulang dan memainkan nada yang berbeda saat bergumam. Bayi akan melakukan ini saat Ibu atau Ayah mengajaknya bicara, atau membacakan buku cerita. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk respon dan ketertarikan akan suara dan pesan yang disampaikan orang lain. Memasuki usia 9 hingga 12 bulan, bayi sudah bisa menunjukkan kemauannya lewat beberapa kata pendek, menunjuk, mengangguk, atau menggerakkan bagian tubuh tertentunya. Ia semakin tertarik dengan sekitarnya dan jauh lebih penasaran.
  • 1-3 tahun: tahun-tahun menjadi toddler! Gumaman tanpa arti sekarang mulai bertransformasi menjadi beberapa kata yang semakin jelas. Di usia 15 bulan, anak mulai bisa mengerti perintah sederhana, dan mengucapkan beberapa kata. Sedangkan di usia 18 bulan ke atas, mereka mulai belajar kata yang lebih banyak dan semakin penasaran dengan nama benda atau istilah untuk menyebutkan sesuatu. Di tahun kedua usianya, anak mulai bisa merangkai kata sederhana meski terkadang masih tercampur antara mengoceh dan kata yang sebenarnya. Perlahan di usianya yang ketiga, kata-kata ini akan semakin kompleks dan jelas diucapkan. Seringkali di usia-usia ini anak banyak menirukan apa yang diucapkan atau dilakukan orang tuanya. Ini juga bagian dari perkembangan bicaranya, lho!.
  • 3-5 tahun: Semakin besar, anak semakin mahir menguasai kemampuan ini. Mereka mulai bisa bercerita dengan caranya sendiri, mengikuti instruksi yang lebih kompleks, dan merangkai kalimat yang lebih panjang saat bicara. Wah, si kecil sudah semakin besar.

Perkembangan-perkembangan ini tentunya tidak semudah itu ditunjukkan anak tanpa adanya stimulasi. Stimulasi yang tepat merupakan cara agar anak cepat bicara dan tidak kesulitan dalam menyampaikan keinginannya.

Cara agar anak cepat bicara


  • Bicarakan apa saja, mulai dari warna langit hari ini, berapa jumlah mobil di jalan yang kalian lewati, bunga-bunga yang berbeda ukuran, atau berapa kancing baju yang dipakai anak. Meski Ibu merasa sepertinya anak tidak mengerti, yakinlah bahwa mereka merekam semua kata dalam ingatanya. Ini bentuk stimulasi agar anak cepat bicara.
  • Bangun kemampuan bicara anak dengan cara: menanggapi rasa ingin tahunya dengan antusias, beri kesempatan anak merespon balik, mendengarkan anak dengan baik, kembangkan 1 topik yang sedang dibahas menjadi lebih luas.
  • Menyanyi, bisa lewat lagu pada umumnya, atau membuat lagu sederhana dari sesuatu yang baru saja Ibu dan anak lihat.
  • Bacakan buku sejak dini. Ini bagus untuk menstimulasi kemampuan bicaranya karena mengasah imajinasi dan menambahkan kosakata ke dalam ingatan anak.

Teknik dialog sesuai usia anak


Nah, untuk lebih detail bagaimana cara agar anak cepat bicara, dilansir dari National Health Services (NHS), berikut adalah teknik dialog yang bisa kamu coba di rumah:

1. 0-6 bulan (fase anak meniru orang tua)

  • Tatap mata bayi dan dekatkan wajah sambil ajak bicara
  • Narasikan apa yang Ibu lakukan, baik saat menyuapi atau memandikannya, seperti “Ibu suapi adik ya, hari ini menunya nasi soto ayam, rasanya enak sekali, sayang
  • Ajak bayi bernyanyi
  • Bereaksi saat anak menjawab dengan suara-suara tertentu agar ia tahu ada komunikasi 2 arah.

2. 6-12 bulan

  • Tunjuk dan beri nama sesuatu, missal “Lihat, ada kucing!” dan perlahan tambah detail deskripsi seperti warna bulunya dan jumlah kakinya
  • Jabarkan gambar-gambar dari buku atau di sekitar yang anak lihat
  • Simpan dahulu teether atau mainan yang digigit saat sedang belajar bicara
  • Bermain ‘cilukba’ agar anak belajar mendengarkan dan memperhatikan giliran bicara. 

3. 12-18 bulan (fase mencoba melakukan keinginan sendiri)


  • Saat si kecil salah mengucapkan kalimat, segera koreksi tanpa mengkritiknya: “Ibu, ad acing..” -> “Iya, itu KU-cing. Kucing”
  • Tambah kosakata berupa pilihan: “Adik mau APEL atau PISANG?”
  • Tawarkan buku atau mainan yang mengeluarkan suara
  • Ajak bernyanyi lagu-lagu anak yang diiringi gerakan seperti menepuk, bergoyang kanan-kiri atau melompat kecil.

4. 18-24 bulan

  • Ulangi perkataan agar si kecil lebih mengingat: “Ayo pakai sepatu. Adik pakai sepatu warna biru. Warnanya seperti langit yang cerah.”
  • Gunakan instruksi pendek dan jelas: “Tutup pintu”, “Ambil mainan”
  • Batasi dan awasi screen time anak
  • Sering melakukan tanya jawab, seperti: “Mana hidung?”, “gambar beruang yang mana?”.

5. 2-3 tahun

  • Bantu menyelesaikan kalimat: “Ayah, sendok..” dengan “Ayah tolong ambilkan sendok!”
  • Sebut nama anak di awal kalimat agar ia memperhatikan
  • Beri waktu agak lama untuk si kecil menjawab pertanyaan
  • Tambah kosa kata dengan mengelompokkan benda. Misal tunjuk boneka, mobil-mobilan, dan lego lalu sebut, “mainan”
  • Bersuara yang mengandung makna, missal “miauuww” saat menunjuk gambar kucing, atau “aduh” saat kesakitan
  • Matikan background suara TV/gawai yang bisa mendistraksi anak
  • Bicara kapan saja! Saat cuci baju, memasak, menyapu, berjalan-jalan. Ajak anak ngobrol dan jelaskan kegiatan Ibu.

Teknik-teknik dialog ini membantu Ibu sebagai cara agar anak cepat bicara. Stimulasinya sederhana, tapi membutuhkan konsistensi saat melakukannya. 

Saat melakukan ini, Ibu atau Ayah akan terkesan ‘cerewet’ dan banyak membicarakan hal tidak penting. Tapi rupanya, ini merupakan cara agar anak cepat bicara lancar karena bisa merangsang otaknya untuk mengolah kosakata baru dan menyimpannya dalam ingatan. 

Sehingga pada akhirnya bisa diucapkan oleh si kecil secara bertahap. Di antara fase-fase pada teknik dialog di atas, anak Ibu sudah memasuki tahapan yang mana?

Editor: Aprilia