Balita

Umur Berapa Anak Boleh Makan Cokelat? Begini Kata Ahlinya!

Umur Berapa Anak Boleh Makan Cokelat? Begini Kata Ahlinya!

Umur berapa anak boleh makan cokelat ya? Biasanya anak-anak tertarik dengan produk cokelat karena kemasannya yang menarik perhatian. Sebagai Ibu, kita wajib pahami asupan makanan apa saja yang baik untuk tubuhnya, dan apa yang sebaiknya dikurangi saja.

Anak makan coklat sebenarnya sah-sah saja, asalkan cokelat yang dipilih memiliki kandungan gula rendah dan waktu pemberiannya tepat. Selain itu, melansir dari laman Very Well Family, sebuah studi yang terbit pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa, ada kemungkinan anak-anak hingga orang dewasa memiliki alergi terhadap cokelat dan produk turunannya, meskipun tingkat persentasenya tidak terlalu tinggi.

Terkait dengan hal ini, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan pernyataan bahwa, pengenalan makanan kepada anak-anak untuk mengetahui apakah akan terjadi alergi atau tidak, sebaiknya tidak perlu ditunda. Karena jika seorang anak memang memiliki alergi pada makanan tertentu, pada usia berapapun, alergi tersebut akan tetap terjadi.

Lalu apakah anak makan cokelat bisa menimbulkan alergi? Umur berapa anak boleh makan cokelat ya? Mari kita ulas bersama bagaimana pendapat para ahli.

Umur berapa anak boleh makan cokelat


Sejatinya, sebagai orang tua, Ibu pasti akan merasa senang bila anak terlihat antusias dan lahap saat bertemu dengan makanannya. Namun sayangnya, anak makan cokelat tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Sebab, cokelat yang ada saat ini sudah mengandung gula tambahan dalam jumlah yang cukup banyak. Fakta tentang produk cokelat yang mengandung banyak gula terkadang tidak begitu menjadi perhatian orang tua. 

Terlebih, biasanya info pada label makanan tertulis cukup kecil, kecuali jika sebelumnya anak memiliki pantangan terhadap suatu bahan makanan yang menyebabkan alergi, maka orang tua akan menjadi lebih teliti. Bahkan di setiap label makanan juga tidak tertulis umur berapa anak boleh makan cokelat.

Sehingga, wajar bila Ibu menganggap hal ini aman-aman saja. Akan tetapi, para ahli rupanya sudah meneliti ini lebih jauh mengenai usia berapa anak boleh makan cokelat, lho!

American Academy of Pediatrics (AAP) juga turut menentukan mengenai umur berapa anak boleh makan cokelat agar menjadi panduan bagi setiap orang tua. Melansir dari laman Childrens Nutrition, AAP menyatakan bahwa cokelat tidak boleh diberikan kepada anak-anak sebelum usianya menginjak 2 tahun.

Bahkan, sebaiknya anak makan cokelat harus tetap dibatasi karena selain tinggi gula, cokelat yang dijual saat ini juga memiliki kandungan kafein. Nah, kafein sendiri merupakan zat yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan meningkatkan detak jantung, terutama pada anak-anak. 

Bagi orang dewasa mungkin kafein menyenangkan, tapi bagi anak-anak efeknya dapat membuat mereka lebih mudah gelisah, kesulitan tidur, hingga mengganggu  sistem pencernaannya.

Efek anak makan cokelat terlalu banyak yang harus diwaspadai


Saat Ibu mengetahui umur berapa anak boleh makan cokelat, maka saat itu juga Ibu akan membatasi asupannya bila waktunya belum tepat. Sebaiknya Ibu tegas saat membatasi anak makan cokelat, supaya efek buruknya tidak dialami oleh anak-anak.

Melansir dari laman Parenting First Cry, meski Ibu sudah paham umur berapa anak boleh makan cokelat, namun bagi anak-anak dengan usia yang sudah tepat dan gemar makan cokelat, bahan makanan ini punya efek yang cukup mengkhawatirkan juga seperti berikut ini:

1. Dapat memicu insomnia pada anak

Insomnia dapat terjadi pada siapa saja dengan rentang usia berapapun, termasuk anak-anak. Saat anak makan cokelat terlalu banyak, maka dapat meningkatkan risiko anak mengalami insomnia. Hal ini dikarenakan pada beberapa produk makanan cokelat juga terkandung kafein di dalamnya.

2. Memilih cokelat daripada makanan sehat lainnya

Para ahli juga sudah menyimpulkan umur berapa anak boleh makan cokelat, melalui sejumlah penelitian yang matang. Ini ada kaitannya dengan membuat keputusan makanan apa saja yang boleh masuk ke dalam tubuhnya.

Anak dengan usia yang lebih tua cenderung sudah mampu memilih makanan apa yang enak menurutnya, meski kurang baik untuk kesehatannya. Banyak yang lebih memilih makan cokelat ketimbang mengonsumsi makanan sehat pada gizi yang Ibu sajikan.

3. Hati-hati terhadap risiko alergi


Selain mengungkapkan umur berapa anak boleh makan cokelat, AAP juga mengungkapkan tentang kemungkinan terjadinya alergi pada anak setelah mengonsumsi cokelat. Memang belum tentu asalnya dari cokelat murni.

Namun, beberapa produk cokelat saat ini cenderung sudah dicampur dengan beragam bahan makanan pemicu alergi seperti susu, kacang, atau bahan lainnya.

4. Sering buang air kecil

Kafein yang terkandung pada beberapa produk cokelat kemasan, rupanya dapat menyebabkan si kecil sering buang air kecil, lho! Inilah mengapa ada batasan umur berapa anak boleh makan cokelat, salah satunya karena kandungan kafein pada cokelat yang memberi efek samping kurang baik bagi tubuh si kecil.

5. Kencenderungan kecanduan cokelat

Apakah mungkin anak-anak mengalami kecanduan cokelat? Oh tentu saja mungkin! Cokelat kemasan, apalagi yang khusus untuk anak-anak cenderung memiliki rasa yang lembut, manis, dan punya sensasi tersendiri bagi anak-anak.

Maka tak heran bila banyak anak merasa kecewa hingga tantrum, bila Ibu membatasi asupan jajan cokelatnya, bukan?

6. Peningkatan hiperakif pada anak


Anak-anak memang dilahirkan memiliki energi yang cukup besar, sehingga terkadang Ibu bingung mengapa anaknya sangat aktif di segala situasi. Kehadiran gula pada setiap produk cokelat yang ditawarkan di pasaran, ternyata juga berperan aktif membuat anak-anak Ibu menjadi lebih aktif (hiperaktif) dari biasanya.

7. Risiko diabetes dan obesitas

Seperti yang kita ketahui, cokelat murni tanpa tambahan gula memang kaya akan antioksidan yang bagus untuk tubuh. Namun, beda halnya cokelat yang sering ditawarkan dan dikonsumsi untuk anak-anak yang sudah mengandung gula tambahan yang cukup tinggi.

Meski AAP sudah menentukan umur berapa anak boleh makan cokelat, tapi sebaiknya bahan makanan ini benar-benar dibatasi ya Bu. Karena akan menimbulkan risiko lain yang jauh lebih mengkhawatirkan, seperti diabetes dan obesitas pada anak.

Diabetes dan obesitas pada anak memiliki peluang berkembang lebih banyak juga, terutama bila anak tidak memiliki aktivitas pendukung, seperti bermain atau olahraga. Yuk, sama-sama kita jaga anak-anak dari bahaya makan cokelat dengan membatasi konsumsinya.

Editor: Aprilia