Balita

Vaksin BCG, Imunisasi Wajib Untuk Mencegah Tuberkulosis Pada Bayi

Vaksin BCG, Imunisasi Wajib Untuk Mencegah Tuberkulosis Pada Bayi

Tuberkulosis (TB) atau TBC merupakan penyakit infeksi berat yang menyerang paru-paru manusia. Keberadaan penyakit TB di Indonesia sendiri bahkan sudah jauh sebelum jaman Hindia-Belanda.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia masuk ke dalam daftar 30 negara dengan angka TB yang tinggi. Ironisnya TB bahkan tidak hanya bisa diderita oleh orang dewasa, namun juga anak-anak dengan imunitas yang rendah.

Berangkat dari hal tersebut, pemerintah 1pun gencar melakukan kampanye tentang pentingnya vaksin BCG pada bayi sebelum usia 3 bulan. Supaya, mereka bisa mendapatkan antibodi tambahan untuk mencegah TB.

Vaksin BCG sendiri atau Bacillus Calmette–Guérin merupakan jenis vaksin yang masuk daftar vaksin wajib yang penting diberikan pada bayi. Vaksin BCG punya ciri khas yang berbeda dengan vaksin lainnya yakni akan menimbulkan bisul merah di bekas suntikan. Untuk itu, kenali vaksin BCG lebih lengkap dalam ulasan berikut yuk!

Apa itu vaksin BCG pada bayi? 

Di Indonesia sendiri, vaksin BCG masuk ke dalam daftar imunisasi dasar lengkap yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) vaksin BCG adalah vaksin yang ditujukan untuk mencegah penyakit TB yang efektif bila diberikan pada bayi pada negara dengan kasus TB yang cukup tinggi, termasuk Indonesia.

Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TB disarankan diberikan pada bayi yang memiliki tes TB negatif dan bayi dengan risiko tinggi terpapar dari orang dewasa maupun lingkungan dengan riwayat:

  • Dekat dengan penderita TB yang tidak diobati secara efektif
  • Bayi sulit mendapatkan pengobatan primer dalam jangka panjang akibat akses ke rumah sakit yang sulit atau jauh
  • Ada riwayat transmisi TB dari keluarga
  • Bayi yang orang tuanya bekerja sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit dan berisiko menjadi carrier dan menularkan penyakit ini ke anak

Bayi boleh vaksin BCG umur berapa?

Waktu yang tepat untuk memberikan vaksin BCG untuk bayi adalah mulai dari bayi baru lahir hingga usia 1 bulan. Menurut National Health Service (NHS) vaksin BCG mengandung strain bakteri TB yang dilemahkan.

Bakteri ini akan bekerja dalam membangun kekebalan dan mendorong tubuh untuk melawan TB jika terinfeksi, tanpa menyebabkan penyakit TB itu sendiri. NHS menyebutkan, vaksin BCG yang diberikan kepada bayi diketahui dapat memberikan perlindungan pada TB bahkan hingga 80%. Bahkan perlindungan dari vaksin BCG bisa bertahan hingga 15 tahun.

Di Indonesia sendiri, vaksin BCG sangat diwajibkan. Mengingat penyakit TB merupakan penyakit menular berbahaya meskipun ditularkan hanya melalui droplets ketika penderita TB batuk atau bersin.

Meski begitu, TB tidak mudah menular layaknya penyakit campak atau flu. TB memerlukan waktu lebih lama untuk menular ke orang lain, biasanya yang paling umum melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi termasuk anggota keluarga yang positif TB yang tinggal satu rumah. Nggak hanya itu, TB bahkan tidak bisa menular melalui sentuhan atau berbagi peralatan makan, tempat tidur atau pakaian.

Efek vaksin BCG pada bayi yang paling umum

Salah satu efek vaksin BCG yang paling terkenal adalah timbulnya bisul berwarna merah beberapa minggu setelah vaksin. Mitosnya bisul merah yang ditimbulkan ini menunjukan bahwa vaksin sudah masuk dan bekerja efektif di tubuh bayi.

Namun faktanya, bisul yang timbul tersebut tergantung dari imun bayi sendiri. Jadi, setelah vaksin BCG tidak semua bayi harus muncul bisul berwarna merah ya Bu!

Melansir website Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) vaksin BCG tergolong aman dan jarang menimbulkan efek yang berbahaya bagi bayi. Bahkan jika timbul bisul atau scar sekalipun.

Hal ini karena vaksin BCG mengandung bakteri hidup. Sehingga penyuntikannya sama seperti vaksin alamiah yang bisanya menimbulkan respon berupa bisul. WHO menyarankan, letak suntikan vaksin BCG sendiri sebaiknya didaerah lengan atas sebelah kanan (deltoid).

Secara alamiah, bisul yang nantinya timbul akan menimbulkan jaringan parut dengan diameter antara 2-6 mm. Nah, jaringan parut tersebut selanjutnya akan terbentuk dalam kurun waktu sekitar 3 bulan.

Tapi jika tidak timbul bisul nggak berarti lantas vaksinnya gagal ya Bu! Vaksin sendiri dipastikan sudah masuk, sehingga tidak perlu melakukan pengulangan vaksin walaupun bisul atau jaringan parut tidak terbentuk. Efek samping vaksin BCG lain yang mungkin bisa ditimbulkan adalah:

  • Demam ringan 37-38 derajat celcius
  • Memar di area bekas suntikan
  • Bayi mungkin akan lebih rewel
  • Sulit tidur

Segera konsultasi ke dokter apabila bayi mengalami gejala berikut setelah vaksin BCG:

  • Muncul nanah pada daerah bekas suntikan
  • Bengkak di bekas suntikan yang tak kunjung reda meski sudah hari ke 3 pasca vaksin
  • Bayi mengalami pembengkakan di area kelenjar getah bening
  • Demam lebih dari 39 derajat celcius
  • Bayi mengalami penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan atau menolak ASI/susu formula
  • Bayi tampak lelah, terlihat mengantuk dan sulit dibangunkan.

Secara keseluruhan vaksin BCG sangat aman bagi si kecil. Segera lakukan vaksin BCG apabila tempat tinggal Ibu berisiko mengalami penularan TB yang cukup tinggi demi melindungi si kecil dari TB yang berbahaya bagi kesehatannya.


Editor: Atalya