Kehamilan

6 Hal yang Bisa Dilakukan Agar Janin Bergerak Aktif di Kandungan

6 Hal yang Bisa Dilakukan Agar Janin Bergerak Aktif di Kandungan

Siapa, nih, yang sudah nggak sabar ingin merasakan gerakan janinnya? Yuk, simak ulasan mengenai gerakan janin selama kehamilan berikut ini.

Kapan Ibu Bisa Merasakan Janin Bergerak?

Menurut WebMD, gerakan pertama janin atau yang disebut dengan istilah ‘quickening’, biasanya bisa Ibu rasakan setelah memasuki usia kandungan 16 minggu, tapi jika ini adalah kehamilan pertama, Ibu mungkin baru bisa merasakannya hingga mendekati minggu ke 25. Pada kehamilan selanjutnya, mungkin Ibu bisa merasakan gerakan janin lebih awal. 

Berbeda orang, berbeda juga dalam menggambarkan rasa gerakan janin, tapi rata-rata, sih, banyak Ibu hanya merasa seperti ada gerakan lembut saja dari dalam perut. Nanti, di sekitar pertengahan trimester kedua, dan di trimester ketiga, baru, deh, Ibu bisa lebih merasakan ketika janin membuat gerakan menendang, menyikut atau memukul. 

Seberapa Sering Seharusnya Janin Bergerak?

Di masa-masa awal janin bisa bergerak, mungkin Ibu hanya merasakan gerakannya sesekali saja. Nanti di penghujung trimester kedua, gerakan bayi akan semakin kuat dan sering. Beberapa penelitian mengatakan, setelah kehamilan Anda memasuki trimester terakhir, umumnya janin bergerak sebanyak 30 kali dalam setiap jam. Janin, cenderung punya masa aktif pada waktu-waktu tertentu, misalnya di malam hari, mendekati waktu tidur Ibu. Hal ini disebabkan oleh perubahan kadar gula darah di dalam tubuh Ibu.

Lalu, haruskan kita memantau gerakan janinJadi setelah gerakannya stabil, yaitu di sekitar sekitar minggu ke 28, sebagian dokter akan menyarankan Ibu hamil untuk memonitor gerakan janin. Walaupun hal ini bukanlah sebagai indikator dari kesehatan bayi, tapi hal ini bisa juga membantu Ibu memantau tumbuh kembang dan kesehatannya. 

Cara untuk menghitung gerakan janin yaitu, Ibu bisa tentukan kapan kira-kira waktu janin paling aktif, misalnya di malam hari atau setelah Ibu makan. Lalu, duduklah dan cari posisi yang paling membuat Ibu merasa rileks.

Ada beberapa pendapat tentang bagaimana cara menghitung atau memantau gerakan janin, namun, American College of Obstetricians ang Gynecologist menyarankan Ibu untuk mencatat waktu yang dibutuhkan oleh janin dalam membuat 10 gerakan.

Seharusnya Ibu merasakan 10 gerakan tersebut dalam waktu 2 jam. Jika pada hari ini Ibu nggak merasakan 10 gerakan janin dalam 2 jam, coba lagi esok hari. Namun, jika Ibu tetap mendapati janin tidak atau kurang aktif seperti biasanya, maka ada baiknya segera memeriksakan kondisi Anda ke dokter. Catat, ya, hal ini bukanlah patokan atau keharusan, Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang lebih sesuai dengan kondisi Ibu.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Tidak Merasakan Janin Bergerak?

Bagaimana jika Ibu nggak merasakan gerakan janin? Jangan panik dulu, Bu. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jika kehamilan Ibu belum memasuki usia 25 minggu, maka masih wajar, kok, jika Ibu belum bisa merasakan gerakan janin. Nanti semakin ia bertumbuh, maka Ibu bakal lebih bisa merasakan gerakan-gerakannya. Terutama, ketika memasuki bulan ke 8 nanti, dijamin, deh, Ibu bisa ‘menikmati’ gerakan-gerakan si kecil karena tubuhnya sudah semakin besar dan ruang untuknya bergerak di dalam rahim Anda sudah semakin sempit.

Setelah Ibu mulai bisa merasakan gerakan janin, ada baiknya Ibu mempelajari pola gerakannya. Maksudnya, ketahui kapan jam aktif janin, lalu pelajari pola gerakan yang biasanya dilakukan oleh si kecil.

6 Tips Agar Janin Bergerak

Nah, ada kalanya saat Ibu sudah terbiasa merasakan gerakan janin, Ibu akan mudah khawatir jika janin tidak seaktif biasanya. Sebelum panik dan buru-buru ke dokter, coba dulu yuk beberapa tips yang bisa Ibu coba agar janin bergerak seperti yang dilansir dari Whattoexpect.

  1. Mandi air hangat

    Berendam di dalam air hangat, adalah salah satu trik yang umum dilakukan oleh sebagian ibu agar janin bergerak. Katanya, mandi air hangat bisa membuat ibu merasa lebih rileks, sehingga lebih mudah merasakan gerakan janin. Tapi ingat, nih, ada aturan khusus mengenai berendam air hangat bagi ibu hamil, ya.

    Menurut Healthline, berendam air hangat saat hamil diperbolehkan asal suhu airnya berada dalam suhu yang tepat, yaitu tidak terlalu panas. Kuncinya adalah menjaga agar suhu tubuh Ibu tetap berada di bawah sekitar 38 derajat. Suhu tubuh ibu hamil normalnya sedikit lebih hangat dari perempuan yang tidak sedang hamil, yaitu sekitar 37 derajat. Menjaga suhu air artinya menjaga suhu tubuh Anda juga, jika terlalu panas atau overheating, maka bisa menimbulkan masalah. 

    Ada beberapa ciri dari overheating yang bisa dialami ibu hamil, misalnya pusing, kepanasan, berkeringat, kulit memerah, atau bahkan pingsan. Lebih serius lagi, overheating bisa membuat tekanan darah menurun dan membuat janin kekurangan oksigen. Bahkan, kebiasaan mandi air panas (artinya melebihi suhu yang dianjurkan), atau berendam dalam waktu lama, disebut-sebut bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat.

    Aturan berendam air hangat lainnya adalah tidak diperbolehkan menggunakan tambahan seperti essential oil, bubbles, bath bombs dan sejenisnya. Pada tautan dari Healthline yang tertera di atas, dikatakan kalau Ibu hamil boleh menggunakan epsom salt dengan takaran yang dianjurkan untuk membantu mengurangi nyeri otot dan pegal-pegal. Jika Ibu tidak suka berendam air hangat, bisa juga dengan hanya merendam kaki dengan air hangat dan epsom salt. Agar nggak ragu soal aturan berendam dan mandi air hangat, silakan konsultasikan dengan dokter Anda, ya.

  2. Makan cemilan

    Apa hubungannya, sih, antara gerakan janin dan cemilan? Ternyata, ketika Ibu menikmati camilan, kadar gula darah di dalam tubuh Ibu akan meningkat. Nah, hal ini turut dirasakan oleh janin. Jadi, jika Ibu ingin agar janin bergerak, sekadar ingin merasakan gerakannya atau untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja, Ibu bisa melahap cemilan sehat, misalnya buah-buahan dengan yogurt.

  3. Menggoyang-goyangkan perut

    Ini, nih, cara bermain seru agar janin bergerak. Coba, deh, tekan lembut perut Anda, atau goyang-goyangkan. Kalau Ibu menyadari, dokter pun biasanya akan melakukan hal ini, yaitu menekan alat USG dengan lembut ke perut Anda sewaktu pemeriksaan. Pada kunjungan selanjutnya, jangan lupa perhatikan layar USG, ya, Ibu bakal melihat janin Anda merespon tekanan yang dokter lakukan dengan gerakan.

  4. Bermain dengan cahaya

    Agar janin bergerak, coba, deh, arahkan senter ke arah perut Ibu. hal ini bisa Ibu lakukan setelah kehamilan Anda memasuki usia 22 minggu. Di masa ini, janin sudah bisa merespon cahaya. Saat Ibu mengarahkan cahaya senter ke perut Ibu , mungkin Ibu bisa merasakan janin bergerak untuk menghindari cahaya.

  5. Berbaring

    Mungkin Ibu berpikir jika kita sedang melakukan kegiatan, maka janin di dalam perut, juga ikut bangun. Ternyata, kegiatan dan gerakan kita, seperti berjalan, justru menimbulkan efek ‘mengayun’ yang bikin bayi mengantuk. Sebaliknya, setelah kita berbaring dan beristirahat, janin justru menjadi bangun dan aktif. Jadi, jika ingin merasakan gerakan janin, coba, deh, berbaring sejenak.

  6. Ajak janin berbicara

    Selain untuk membangun ikatan (bonding) dengan janin, berbicara dengan janin juga bisa menjadi trik agar janin bergerak. Janin sudah bisa mulai bisa mendengar sejak ia berusia 16 minggu. Di minggu ke 22, perkembangannya semakin baik, ia sudah bisa mendengar suara Ibu, suara detak jantung Ibu, dan suara lainnya yang ada di sekitarnya. Jadi, agar janin bergerak, sering-sering, ya, mengajaknya berbicara.

  7. Memberi pijatan lembut di perut

    Memberikan pijatan bukan berarti Anda dipijat seperti saat Anda sedang capek, ya, Bu. Hal ini mungkin membutuhkan arahan dari pakarnya. Ketika Anda memberikan pijatan lembut di perut, janin akan merespon dengan gerakan, seperti berbalik, menghindar atau malah mendekati sentuhan.

Nah, itulah beberapa tips agar janin bergerak yang bisa Bumil lakukan. Selamat mencoba!

(Stephanie)