Kehamilan

Cegah Penularan Ibu Hamil Dengan HIV Ke Bayi, Melalui Cara Ini!

Cegah Penularan Ibu Hamil Dengan HIV Ke Bayi, Melalui Cara Ini!

Baru-baru ini, masyarakat Indonesia kembali dibuat geleng-geleng akibat meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS yang makin tinggi di Kabupaten Bandung. Namun, belakangan diungkapkan bahwa hal tersebut kebanyakan terjadi akibat perilaku menyimpang yakni homoseksual.

Meski begitu, seks bebas tanpa menggunakan kondom juga menjadi salah satu perilaku yang menyumbang jumlah kasus yang cukup besar. Sayangnya, seks bebas ini tak jarang juga terlanjur membuat wanita hamil dengan atau tanpa status menikah.

Mirisnya, wanita hamil ini juga positif terjangkit virus HIV/AIDS yang kemungkinan juga dapat ditularkan ke bayi dalam kandungan. Memang Ibu hamil dengan HIV berisiko lebih besar menularkan virus ini ke bayinya, ketimbang penularan melalui proses menyusui ASI.

Namun, Ibu hamil dengan HIV juga dapat mencegah penularan tersebut ke bayinya. Asalkan langkah penularan tersebut dilakukan dengan benar sesuai dengan petunjuk dokter. Yuk! Kita simak dalam ulasan berikut ini.

Persentase penularan Ibu hamil dengan HIV ke bayi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Ibu hamil dengan HIV dapat menularkan virus HIV saat kehamilan, proses melahirkan hingga menyusui sebanyak 15-45%. Untuk itu, WHO menyarankan dengan tegas agar pengobatan HIV/AIDS pada Ibu hamil harus tetap dilakukan, bahkan hal ini berlangsung seumur hidup.

Pada tahun 2019, sebanyak 85% wanita hamil dan remaja perempuan dapat melakukan terapi antiretroviral (ART) untuk mencegah penularan dari Ibu ke anak (MTCT). Namun, belakangan diketahui bahwa meskipun terapi ini rutin dilakukan tidak menjamin dapat mencegah penularan dari Ibu hamil dengan HIV ke anak.

Perlu diketahui bahwa bayi dan anak-anak yang tertular virus HIV dari Ibunya lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Diantaranya seperti infeksi, kekurangan gizi, hingga gangguan tumbuh kembang.

Mengingat hal ini sangat berbahaya bagi kehidupan si kecil kelak, maka penting bagi Ibu hamil dengan HIV untuk mengambil langkah serius untuk mengatasi kemungkinan penularan. Salah satu langkah pencegahan ini tak lain dengan menggunakan obat-obatan yang diminum secara rutin sejak sebelum hamil, selama hamil, hingga menjelang persalinan.

Langkah mencegah penularan Ibu hamil dengan HIV ke bayi

Apabila Ibu hamil dengan HIV dapat melakukan pengobatan dengan benar, bukan tidak mungkin hal ini dapat mencegah risiko penularannya ke bayi. Melansir Healthy Children bahkan risiko penularan HIV dari Ibu ke bayi bisa ditekan hingga sebanyak 1%. 

Akan tetapi, jika tanpa pengobatan yang tepat atau tidak melakukan pengobatan sama sekali, maka Ibu hamil dengan HIV kemungkinan besar dapat menularkan virus tersebut ke bayinya sebesar 25-30%. Tentu saja persentase ini cukup besar, ya Bu!

Sehingga Ibu perlu melakukan langkah untuk mencegah penularan Ibu hamil dengan HIV sesegera mungkin begitu tahu positif hamil. Nggak perlu khawatir, mengutip situs HIV.Gov kebanyakan terapi pengobatan HIV sangat aman bagi bayi dalam kandungan.

Bahkan, secara keseluruhan obat-obatan yang dikonsumsi Ibu hamil dengan HIV tidak akan menyebabkan kecacatan pada bayi saat lahir. Beberapa langkah untuk mencegah penularan Ibu hamil dengan HIV ke bayinya adalah sebagai berikut:

  • * Segera berkonsultasi ke dokter secepatnya setelah tahu positif hamil.
  • * Dokter akan menyarankan kemungkinan metode persalinan yang bisa dilakukan. Tapi, untuk mencegah penularan  ke bayi kebanyakan dokter menyarankan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar.
  • * Menjalani terapi kombinasi antiretroviral atau highly active antiretroviral therapy (HAART) selama hamil
  • * Sebaiknya Ibu hamil dengan HIV nantinya disarankan untuk tidak memberikan ASI ke bayinya. Hal ini karena ASI dari Ibu dengan HIV juga berisiko dapat menularkan virus tersebut ke bayi, meskipun persentasenya kecil.

Tetap melanjutkan pengobatan meski sudah melahirkan 

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, obat-obatan untuk penderita HIV dijamin aman untuk dikonsumsi Ibu hamil. Begitupun setelah melahirkan.

Sebab, obat-obatan ini sangat bermanfaat untuk membantu orang dengan HIV/AIDS bertahan hidup lebih lama, hidup lebih sehat dan mengurangi risiko penularan HIV ke pasangannya. Ibu hamil dengan HIV nantinya juga diperbolehkan mengganti jenis obat terapi HIV setelah melahirkan.

Tentunya harus sesuai dengan petunjuk dokter terlebih dahulu. Nah, nantinya setelah lahir, bayi yang lahir dari ibu dengan HIV juga akan mendapatkan obat HIV untuk mengurangi risiko penularan HIV setelah dilahirkan. 

Dokter juga akan menentukan obat HIV apa yang tepat bagi bayi dan berapa lama kira-kira bayi harus mengonsumsi obat tersebut. Tapi sekali lagi, obat-obatan ini sangat aman dikonsumsi oleh si kecil dan tidak akan menimbulkan suatu penyakit tertentu yang dapat mengganggu kesehatannya.

Mencegah penularan Ibu hamil dengan HIV ke bayi menjadi sangat penting dilakukan. Supaya si kecil bisa hidup sehat layaknya anak normal lainnya.