Kehamilan

Kena Demam Berdarah Saat Hamil, Bisa Menular ke Janin?

Kena Demam Berdarah Saat Hamil, Bisa Menular ke Janin?

Bila kena demam berdarah saat hamil, Ibu pasti mengkhawatirkan kondisi janin. Apakah bisa menular? Apa kira-kira efeknya pada janin?

Nyamuk, nyatanya hewan kecil ini bisa membawa masalah besar. Contohnya, penyakit demam berdarah pada ibu hamil. Virus dengue menyebar pada manusia melalui gigitan nyamuk jenis aedes aegypti dan aedes albopictus, yang biasa ditemukan di kawasan tropis dan subtropis.

Sekilas Tentang Nyamuk Demam Berdarah


Nyamuk aedes aegypti bertelur di tempat genangan air, walaupun jumlahnya hanya sedikit. Menurut situs cdc.govtelur nyamuk ini bisa bertahan selama hingga delapan bulan dalam keadaan kering. 

Bahkan bisa bertahan pada musim dingin. Ketika telur terendam dalam air, maka akan menetas menjadi larva, atau jentik nyamuk. Setelah sekitar lima hari, larva menjadi pupa. Setelah dua hingga hari kemudian, pupa menjadi nyamuk dewasa yang bisa terbang. 

Nyamuk ini selain menggigit manusia, juga bisa menggigit hewan lainnya, serta membutuhkan darah untuk bertelur.  

Nyamuk jenis aedes aegypti bisa hidup di dalam dan luar ruang (misalnya di dalam rumah), sedangkan nyamuk aedes albopictus hidup di luar ruangan (area terbuka). Keduanya tidak bisa terbang jauh dan punya ciri khas garis putih. 

Nyamuk aedes aegypty aktif di sekitar pagi hari dan petang, sedangkan nyamuk aedes albopictus cenderung lebih aktif di siang hari. Nyamuk ini biasanya menggigit berkali-kali dan berpindah dari orang yang satu ke lainnya.

Gejala demam berdarah biasanya dimulai sekitar empat hingga sepuluh hari sejak digigit nyamuk yang terinfeksi. Beberapa contoh gejalanya, misalnya demam tinggi yang disertai dengan mual muntah, ruam, gatal di telapak tangan atau telapak kaki dan nyeri (biasanya di sekitar mata, sendi, tulang dan otot). 

Ada pun gejala berat demam berdarah atau yang disebut juga dengan dengue hemorrhagic fever, yang biasanya muncul satu hingga dua hari setelah demam mereda, yaitu nyeri perut, muntah lebih dari tiga kali dalam 24 jam, gusi berdarah atau mimisan, merasa lelah, gelisah, terdapat darah pada muntah atau pada kotoran.

Jika ada gejala berat, maka penderita harus segera mendapatkan penanganan dari dokter. Nggak boleh dianggap remeh, ya, karena demam berdarah dengan gejala berat bisa mengancam jiwa dalam waktu beberapa jam saja. 

Sebagai informasi tambahan, 1 dari 20 penderita demam berdarah, bergejala parah. Bayi dan ibu hamil adalah yang berisiko paling tinggi.

Demam Berdarah Saat Hamil, Berbahaya?


Lalu gimana, ya, kalau kena demam berdarah saat hamil? Menurut situs who.int, ada bukti yang menunjukkan bahwa virus demam berdarah bisa menular dari Ibu ke janin (maternal transmission). 

Beberapa efek yang mungkin ditimbulkan yaitu kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah dan fetal distress (situasi gawat janin, di mana janin kekurangan oksigen selama masa kehamilan atau saat persalinan).

Gejala demam berdarah saat hamil, sama seperti gejala umumnya. Tidak ada perawatan khusus untuk mengatasi virus ini, selain mengonsumsi obat-obatan dari dokter, pasien mesti banyak istirahat dan tetap terhidrasi. 

Apalagi jika sedang hamil, jika badan terasa nyeri atau demam, pastikan bertanya dulu dengan dokter, ya, Bu. 

Penyakit yang Ditularkan Oleh Nyamuk


Selain demam berdarah, nyamuk jenis ini juga bisa menularkan zika virus dan chikungunya. 

Sebagian besar kasus zika virus, tidak menimbulkan gejala. Kalaupun ada, biasanya gejala muncul dua hingga empatbelas hari setelah terinfeksi. Demam ringan, ruam, nyeri sendiri dan mata memerah adalah gejala umumnya. 

Lainnya yaitu pusing, nyeri di sekitar mata, nyeri perut, dst. Pada kasus yang jarang, zika virus bisa menyebabkan komplikasi pada otak dan sistem saraf. Zika virus bisa menular pada janin. Selain itu, terinfeksi zika virus saat hamil bisa meningkatkan risiko keguguran, bayi meninggal di dalam perut, cacat lahir dan lahir prematur.

Pada penyakit demam berdarah, jika seseorang pernah terjangkit sebelumnya, maka berisiko terjangkit lagi. Sedangkan pada chiungnya virus, jika pernah terjangkit, maka berisiko lebih kecil terjangkit kembali. 

Gejala chikungunya muncul tiga sampai satu minggu setelah digigit nyamuk. Tanda umumnya, yaitu nyeri sendi dan demam. Ciri lainnya, seperti ruam, nyeri otot atau pembengkakan pada sendi. Walaupun gejala lainnya cepat hilang, tapi gejala nyeri sendi akibat virus ini bisa bertahan lama. Bayi baru lahir, berisiko berat jika terinfeksi virus ini.

Cara utama untuk mencegah penyakit demam berdarah adalah menghindari gigitan nyamuk dan mencegah nyamuk berkembang biak. Tips lainnya, yaitu:

  • Jika mungkin, gunakan pendingin ruangan.
  • Menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang. Waspada overheating jika pakaian berbahan tebal.
  • Gunakan lotion anti nyamuk. Untuk anak di bawah usia tiga tahun, jangan menggunakan insect repellent yang mengandung minyak lemon eucalyptus atau para-menthane-diol (PMD). Hindari mengoles di sekitar area mata, mulut, tangan anak dan kulit yang teritirasi. Jika hendak mengusapkan pada wajah anak, sebaiknya semprot pada tangan Ibu lebih dulu, jadi tidak langsung ke kulit anak. 
  • Memasang kawat nyamuk. Bisa juga, menggunakan kelambu.
  • Menggunakan net khusus untuk stroller.

Lakukan Ini Untuk Mencegah Nyamuk Berkembang Biak


  • Rutin menguras dan membersihkan tempat penampungan air, seperti toren, bak mandi, drum, kendi, dsb. Ketika membersihkan, jangan lupa untuk menyikat bagian dindingnya, karena telur nyamuk menempel. 
  • Menutup tempat penampungan air, agar nyamuk tidak masuk dan bersarang.
  • Mengubur barang bekas di dalam tanah.
  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Memelihara ikan yang memakan jentik nyamuk.
  • Menyimpan pakaian tidak terpakai pada wadah yang tertutup.
  • Memperbaiki talang air yang rusak.
  • Menggunakan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dibersihkan.
  • Menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk, misalnya bunga lavender, peppermint, rosemary, citronella, dst.

Itulah tips yang bisa dicoba agar Ibu terhindar dari kena demam berdarah saat hamil.

Editor: Dwi Ratih