Kehamilan

Kenali Risiko Obesitas Pada Ibu Hamil Dan Cara Mengatasinya

Kenali Risiko Obesitas Pada Ibu Hamil Dan Cara Mengatasinya

Kesehatan kehamilan menjadi hal penting, karena tak hanya masalah kekurangan nutrisi, tapi masalah obesitas pada Ibu hamil juga perlu diperhatikan. Pasalnya, obesitas saat hamil berbahaya bagi kesehatan Ibu dan juga janin.

Bahkan, obesitas saat hamil sangat memengaruhi kesehatan anak hingga dewasa nanti. Berbagai macam risiko kesehatan inilah, yang sebaiknya diperhatikan oleh Ibu hamil. 

Mengingat obesitas sendiri merupakan masalah global yang dicatat Badan Organisasi Kesehatan Dunia, meningkat hampir 3 kali lipat antara tahun 1975 hingga 2016.

Tentunya dari angka ini, ada juga Ibu yang tercatat mengalami obesitas sebelum dan saat hamil. Lebih lanjut, risiko komplikasi kesehatan juga meningkat selama kehamilan.

Untuk itu, simak penjelasan tentang apa saja masalah kesehatan yang timbul jika obesitas pada Ibu hamil terjadi, dan bagaimana mengatasi obesitas saat hamil jika sudah terlanjur terjadi.

Risiko kesehatan saat terjadi obesitas pada Ibu hamil

1. Risiko pada Ibu


Melansir dari National Library of Medicine dalam jurnal berjudul Obesity in Pregnancy, ada beberapa komplikasi kesehatan yang timbul akibat obesitas saat hamil, yaitu:

  • Diabetes gestasional (GDM), yang merupakan penyakit diabetes tanpa riwayat sebelumnya dan terjadi selama kehamilan pada Ibu yang obesitas. Memang selama kehamilan, ada peningkatan resistensi insulin karena beberapa hormon yang disekresi plasenta. Namun, obesitas pada Ibu hamil membuat sensitivitas insulin justru menurun, dan memperbesar kemungkinan tidak terkontrolnya gula darah
  • Preeklampsia, merupakan komplikasi kehamilan karena tekanan darah tinggi. Obesitas pada Ibu hamil, memperbesar risiko naiknya tekanan darah yang berdampak juga pada tidak lancarnya peredaran darah. Hal ini akan memengaruhi juga aliran darah ke plasenta dan terhambatnya jalur nutrisi ke bayi
  • Keguguran, dalam kondisi obesitas pada Ibu hamil meningkat 25-37% dibandingkan pada Ibu hamil dengan berat badan normal, menurut penelitian di tahun 2006. Ini juga merupakan lanjutan dari komplikasi preeklampsia
  • Pembekuan darah, disebut juga Venous thromboembolism (VTE). Merupakan penyakit akibat pembekuan darah di pembuluh yang cukup dalam dan terletak jauh di bawah kulit. 57% wanita di Inggris yang meninggal karena VTE mengalami obesitas
  • Proses melahirkan yang lebih lama dan potensi menjalani operasi caesar. Obesitas pada Ibu hamil, membuat proses melahirkan pervaginam lebih lama dan cenderung sulit. Belum lagi potensi penggunaan vakum dan alat forcep untuk membantu proses melahirkan. Kurangnya kontraksi rahim juga memperbesar risiko melahirkan caesar. Nggak hanya itu ya Bu, saat proses caesar pun masih terdapat kemungkinan gagalnya bius epidural, dibutuhkannya alat bantu nafas selama pembiusan, dan sulitnya proses intubasi ketika diperlukan
  • Sulitnya proses pemeriksaan dengan USG. Obesitas pada Ibu hamil membuat pemantauan melalui USG tidak bisa maksimal. Struktur anatomi bayi, lebih sulit diamati ketika Ibu obesitas. Mengingat pancaran gelombang ultrasonografi tidak memungkinkan menjangkau keseluruhan detil anatomi bayi, seperti hati, tulang belakang, ginjal, diafragma, tali pusat.

2. Risiko pada bayi

Tak hanya Ibu, risiko obesitas saat hamil ke bayi pun terdampak. Selain berisiko mengalami masalah ketika lahir, bayi juga memiliki kemungkinan mengalami masalah kesehatan hingga dewasa.

  • Berat badan bayi terlalu besar lebih dari 4 kg, atau disebut sebagai fetal macrosomia.
  • Bayi memiliki kelainan bawaan, seperti penyakit jantung bawaan, bibir sumbing, masalah pada tulang belakang bayi.
  • Berkembangnya penyakit asma
  • Anak berisiko obesitas hingga dewasa
  • Masalah kognitif dan terhambatnya pertumbuhan.

Mengatasi obesitas saat hamil


Ibu, nggak perlu khawatir. Bila seorang wanita dengan obesitas terlanjur hamil, atau mengalami obesitas sepanjang kehamilan, ada cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatur kesehatan.

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah, memantau kenaikan berat badan sesuai BMI masing-masing Ibu hamil. Melansir dari Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada yang berjudul Obesity in Pregnancykenaikan berat badan yang dianjurkan adalah:

  • Berat badan normal, BMI 18.5-24.9, anjuran kenaikan adalah 11.5 – 16 kg
  • Berat badan berlebih, BMI 25 – 29.9, anjuran kenaikan adalah 7 - 11.5 kg
  • Obesitas kelas 1, BMI 30 - 34.9, anjuran kenaikan adalah 7 kg
  • Obesitas kelas 2, BMI 35 – 39.9, anjuran kenaikan adalah 7 kg
  • Obesitas kelas 3, BMI ³ 40, anjuran kenaikan adalah 7 kg.

Selanjutnya, berikut ini adalah langkah mengatasi obesitas saat hamil yang bisa Ibu lakukan: 

  • Membuat meal plan dan berkonsultasi dengan ahli gizi tentang asupan nutrisi yang tepat selama mengalami obesitas pada Ibu hamil
  • Berolahraga sedikit demi sedikit. Mulai dari waktu paling minim, seperti 5 menit setiap hari, sampai 30 menit setiap hari. Konsultasikan jenis olahraga yang aman untuk Ibu hamil dengan Dokter Kandungan. Namun, kegiatan sehari-hari pun bisa Ibu manfaatkan sebagai olahraga. Bisa dikatakan, kunci dari konsistensi olahraga ini adalah pastikan Ibu bergerak setiap hari.
  • Rutin melakukan pemeriksaan untuk memantau berat badan Ibu dan memastikan kesehatan selama kehamilan.

Obesitas pada Ibu hamil memang memiliki dampak negatif. Namun, bila sudah terlanjur hamil, Ibu masih bisa memaksimalkan kondisi kesehatan selama menjalani kehamilan. Terapkan gaya hidup sehat agar Ibu sehat dan bayi selamat.

Editor: Aprilia