Kehamilan

Pastikan Sudah Vaksin, Risiko Tertular Campak Saat Hamil Mengintai

Pastikan Sudah Vaksin, Risiko Tertular Campak Saat Hamil Mengintai

Kemungkinan penularan campak saat hamil muncul setelah Kasus Luar Biasa (KLB) campak ditemukan menjangkit anak-anak. Ini membuat Ibu hamil patut waspada. 

Bukan tanpa alasan, campak saat hamil dapat berisiko pada kehamilan dan bayi. Bagaimana bila Ibu terjangkit campak saat hamil?

KLB campak


Melansir dari Kementerian Kesehatan, sebanyak 232 Kabupaten/Kota dari 31 provinsi melaporkan kasus campak setelah uji laboratorium klinis sepanjang tahun 2022. Jumlah ini meningkat 32 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Penundaan imunisasi anak saat pandemi Covid-19 lalu menyebabkan ledakan kasus penyakit ini. Karena penyakit campak dan rubella terbilang cepat dalam hal penularannya, maka individu dengan kategori rentan tertular perlu mewaspadai ini.

Anak-anak dan Ibu hamil termasuk dalam golongan yang rentan tertular. Meski sudah dewasa, seseorang bisa tertular apalagi jika belum mendapatkan vaksinasi campak di usia anak-anak.

Campak dan komplikasinya


Laman What to Expect menyebutkan bahwa campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Paramyxovirus dan menular melalui percikan air liur. Gejala yang muncul adalah:

  • Demam
  • Bercak putih dalam mulut
  • Hidung berair
  • Batuk
  • Mata merah, dan
  • Ruam atau bintik merah di sekujur tubuh.

Biasanya gejala-gejala ini muncul pada 10-14 hari setelah terpapar virus. Ruam akan muncul di leher atas, baru kemudian merata ke seluruh tubuh.

Pada kasus campak yang berat, dapat terjadi komplikasi pada anak yang menderita penyakit ini. Dijelaskan dalam Pregnancy Birth and Baby bahwa, komplikasi penyakit berupa infeksi saluran pernapasan berupa pneumonia dan infeksi telinga.

Meski jarang, ada kemungkinan peradangan otak juga. Komplikasi ini akan lebih berkembang saat menjangkit orang dewasa.

Tertular campak saat hamil


Karena imunitas tubuh Ibu hamil lebih rentan, maka Ibu hamil berpotensi terjangkit campak saat hamil. Anak yang sedang sakit campak bisa menularkan penyakit ini pada Ibu hamil di sekitarnya. 

Apalagi jika Ibu hamil ini belum pernah mendapatkan vaksinasi campak di masa kecilnya. Dalam sebuah penelitian berjudul, Measles and Pregnancy: Immunity and Immunization-What Can Be Learned from Observing Complications during an Epidemic Year pada tahun 2017-2018 menyebutkan bahwa, sistem imun Ibu hamil juga berperan dalam melawan penyakit ini. 

Dari 24 Ibu hamil yang terjangkit campak, ada beberapa kehamilan yang mengalami komplikasi dan semuanya berkaitan dengan respon imun tubuhnya. Bahkan, 2 di antaranya harus diaborsi langsung, 1 aborsi terapeutik, 1 kematian janin dan 6 kelahiran prematur. 

Sedangkan komplikasi saluran pernapasan paling banyak ditemukan pada wanita yang hamil daripada yang tidak hamil. Inilah mengapa Ibu yang tertular campak saat hamil berisiko tinggi mengalami komplikasi. 

Efek campak saat hamil dapat dilihat dari usia kehamilan Ibu. Ibu yang tertular di trimester awal dan trimester akhir tentu berbeda.

1. Tertular campak saat hamil trimester pertama

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa risiko tinggi dialami Ibu hamil trimester pertama, yaitu terjangkitnya bayi dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS). Sindrom ini merupakan kondisi di mana virus campak memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan. Potensi keguguran atau bayi meninggal dalam kandungan besar. 

Sedangkan pada bayi yang lahir, CRS berdampak pada hampir seluruh bagian tubuh bayi. Bayi akan lahir dengan keadaan:

  • Tuli
  • Katarak
  • Kelainan jantung
  • Kelainan intelektual
  • Kerusakah liver dan limpa
  • Berat badan lahir rendah
  • Bercak merah saat lahir.

Ada pula beberapa komplikasi yang cukup jarang seperti glukoma, kerusakan otak, masalah hormon dan radang paru-paru. Beberapa kelainan bisa diobati, namun CRSnya sendiri tidak bisa diobati.

2. Tertular campak saat hamil trimester ketiga

Banyak sumber menyebutkan bahwa tertular campak saat hamil di trimester ketiga tidak memberikan cacat lahir. Namun ada banyak kasus kelahiran bayi yang mengidap campak ketika Ibunya terpapar campak di trimester ketiga, atau mingu-minggu akhir menjelang kelahiran.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi campak?


Tidak ada obat yang bisa mengobati campak. Langkah yang bisa ditempuh adalah pemberian vaksin pada anak secara berkala di usia 9 dan 18 bulan.

Ibu yang merencakan kehamilan juga sebaiknya sudah memiliki riwayat vaksin campak sebelum kehamilan dimulai. Karena jika sudah hamil, maka vaksin campak tidak dapat diberikan.

Bila sudah terlanjur terjangkit campak saat hamil di trimester pertama, segera hubungi Dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Sedangkan bila terjangkit di trimester ketiga, lakukan hal-hal ini untuk meredakan gejala yang timbul:

  • Konsumsi lebih banyak cairan. Bisa berupa air putih, makanan berkuah atau air kelapa. Air kelapa juga baik untuk meredakan peradangan yang terjadi di dalam tubuh
  • Ikuti saran dokter untuk mengonsumsi obat penurun demam
  • Istirahat lebih banyak untuk mempercepat pemulihan
  • Bila perlu, oles minyak kelapa dan irisan bawang merah ke seluruh tubuh, juga sebagai langkah mengurangi peradangan di dalam tubuh, menguraikan panas tubuh, dan menyamankan tubuh. Bisa juga menggunakan minyak kelapa ditambah minyak esensial jenis tertentu.

Dalam 1 hingga 2 minggu campak akan membaik dengan sendirinya. Hindari kontak dengan pasien terjangkit campak dan konsumsi asupan nutrisi yang lengkap untuk memulihkan tubuh.

Editor: Aprilia