Kelahiran

11 Tips Mengatasi Cluster Feeding, Momen Bayi Menyusu Terus

11 Tips Mengatasi Cluster Feeding, Momen Bayi Menyusu Terus

Kebanyakan Ibu yang baru memiliki buah hati panik saat bayinya rewel dan bolak-balik menyusu. Biasanya Ibu akan mengaitkan momen ini dengan istilah growth spurt, yang ditandai dengan permintaan minum yang meningkat dan bayi yang rewel ingin lebih sering didekap.

Mengenal lebih jauh istilah growth spurt sebagai momen pertumbuhan bayi, ada sebuah istilah lagi yang digunakan untuk menjelaskan tentang kebiasaan baru bayi. Yakni, cluster feeding.

Apa yang Dimaksud Cluster Feeding?

Cluster feeding adalah perubahan pola bayi menyusu yang menjadi lebih sering daripada biasanya. Yang biasanya menyusu 3 jam sekali, saat cluster feeding bisa setiap jam sekali. Biasanya orang awam akan menganggap bahwa kebiasaan yang berubah ini adalah growth spurt. Sedangkan yang benar adalah cluster feeding.

Cluster feeding adalah salah satu tanda bahwa anak sedang mengalami percepatan pertumbuhan yang lazim disebut dengan growth spurt. Tidak hanya itu, bayi juga bisa mengalami cluster feeding karena berbagai faktor, seperti kenyamanan dan masalah pada payudara ibu menyusui.

Setiap bayi memiliki ritmenya sendiri ketika mengalami cluster feeding. Ada yang memilih malam hari sebagai momen untuk ‘rewel’ minta menyusu, tapi ada pula yang bisa seharian penuh berulang kali meminta menyusu.

Banyak Ibu yang saat berada di fase ini merasa frustrasi. Hal ini tentu bisa dimaklumi, karena bayi akan minta terus menempel pada ibu dan minum, sehingga sudah pasti Ibu tidak bisa melakukan hal lain, bukan?

Apa Saja Penyebab Cluster Feeding?

Menurut laman Mumtastic, cluster feeding pada bayi terjadi di 6 bulan pertama kehidupannya. Umumnya terjadi pada usa 3-6 minggu dan kemungkinan berulang di bulan setelahnya. Sampai usianya 6 bulan, cluster feeding akan semakin berkurang.

Penyebab terjadinya cluster feeding ini rupanya bukan hanya dari bayi saja lho. Bisa juga dari sang ibu sendiri yang memang ingin memperbanyak frekuensi menyusui untuk meningkatkan suplai ASI. Sedangkan penyebab yang berasal dari bayi di antaranya adalah growth spurt, perkembangan mental, dan mencari kenyamanan.

Bayi yang mengalami growth spurt membutuhkan energi lebih banyak untuk bertumbuh, karena itulah bayi jadi cepat lapar dan ingin menyusu terus. Selain sel tubuhnya yang bertumbuh, mentalnya juga mengalami pertumbuhan. Sisi emosi dan psikologis ikut berkembang juga.

Nah, perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya tentu membutuhkan asupan lebih lewat menyusu lebih sering. Perasaan gelisah di tengah masa-masa ini juga mendasari perilaku bayi yang ingin mencari kenyamanan. Karena cluster feeding tidak melulu disebabkan oleh lapar. Jadi bisa saja bayi melakukan cluster feeding untuk membuat dirinya nyaman dalam pelukan Ibu.

Ibu juga perlu memperhatikan pola menyusu bayi saat terjadi cluster feeding. Sebaiknya bayi menyusu sampai selesai mendapatkan hindmilk agar kalori yang dibutuhkan bayi terpenuhi dan berat badan juga bertambah.

Bila ternyata perilaku menyusu lebih sering diikuti dengan menyusu sebentar-sebentar dan bayi rewel yang tidak wajar, maka Ibu perlu cek kembali posisi dan pelekatan dalam menyusui, popoknya penuh atau tidak, dan pakaian yang dikenakan apakah cukup nyaman. Hal-hal seperti ini mungkin saja terjadi dan mengecoh. Untuk itu sebaiknya Ibu memperhatikan perbedaannya.

Cluster Feeding: Terjadi Pada Bayi ASI atau Susu Formula?

Laman Newborn Baby menuliskan tentang cluster feeding yang terjadi pada bayi yang minum susu formula. Serupa dengan bayi yang minum ASI, bayi-bayi yang minum susu formula tentu juga mengalami growth spurt, tumbuh gigi, dan berhasrat untuk mengisap. R

asa nyaman saat mengisap didapat bayi yang minum susu formula lewat dotnya. Jadi saat cluster feeding terjadi, bayi akan mencari dotnya. Biasanya durasinya lebih pendek daripada saat menyusu biasa dan frekuensinya lebih sering.

Jika Ibu khawatir akan terjadinya momen cluster feeding, Ibu bisa sedikit lega nih. Karena cluster feeding hanya terjadi 1-3 hari saja di usia sekitar 1-3 bulan. Jadi bukanlah sesuatu yang akan menetap selamanya.

Nah, supaya bisa survive di momen cluster feeding, berikut tips yang bisa Ibu coba:

  1. Minum Air Putih

    Bagi Ibu menyusui, minum air putih penting untuk menjaga kadar air dalam tubuh agar tetap seimbang. Saat cluster feeding terjadi, maka cairan dalam tubuh lebih banyak dikeluarkan lewat ASI. Minum air putih lebih banyak dapat membantu menyeimbangkan kadar air di tubuh sehingga Ibu tidak dehidrasi.

  2. Makan Makanan Bergizi

    Asupan makanan bergizi bagi Ibu menyusui baik untuk dirinya dan kualitas ASInya. Jadi, penting bagi Ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan padat gizi seperti karbohidrat terkontrol, protein dari hewani dan kacang-kacangan, serta diimbangi sayur dan buah. Proses kehamilan ditambah menyusui mengikis lebih banyak kalsium pada tubuh Ibu. Mengonsumsi makanan dengan kalsium atau suplemen tambahan juga disarankan.

    Jika masa menyusui saja membutuhkan energi lebih, maka momen cluster feeding mungkin akan menjadikannya seolah dua kali lipat. Maka makanan yang padat gizi tersebut akan membantu tubuh Ibu tetap baik dan ASI tetap berkualitas.

    Bagi Ibu yang memberi susu formula pada bayi, makan makanan padat gizi juga tetap disarankan. Momen kehamilan dan masa nifas yang mungkin masih dilalui saat anak sedang cluster feeding menguras tenaga dan nutrisi pada tubuh Ibu.

    Untuk itu Ibu yang memberi susu formula sebaiknya juga makan bergizi agar stamina Ibu terjaga selama mendampingi si kecil yang lebih rewel dan ingin lebih banyak diperhatikan.

  3. Buat Diri Ibu Nyaman

    Dengan keadaan yang menguras tenaga dan kemungkinan kurang tidur, Ibu perlu menyamankan diri Ibu juga sambil mendampingi buah hati di momen cluster feeding-nya. Ibu bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan sambil menjaga buah hati.

    Jika tidak tidur, maka Ibu bisa sambil membacakan buku, bernyanyi, ngemil sedikit, atau sekadar menelusuri dunia maya di sela-sela bayi menyusu.

  4. Manfaatkan Waktu Tidur

    Ibu perlu memanfaatkan waktu tidur dengan baik. Jika bayi Ibu sedang tenang dan tidur, ikutlah tidur untuk menjaga kondisi Ibu tetap prima.

  5. Minta Bantuan

    Saat anak sedang rewel dan menyusu, yang paling sering dicari adalah ibunya. Ibu tentu akan kerepotan karena bayi ingin selalu dekat. Maka mintalah bantuan orang lain untuk mengurus rumah, menyiapkan makanan, atau melakukan beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan oleh Ibu. Selain membagi porsi pekerjaan rumah dengan suami, Ibu juga bisa meminta bantuan orang lain jika ayah juga mulai kewalahan.

  6. Gendong

    Bayi yang sedang cluster feeding akan selalu ingin didekap. Bila Ibu perlu melakukan hal lain, Ibu bisa sembari menggendong bayi. Selain bayi akan merasa nyaman, bonding Ibu dan bayi akan semakin kuat.

  7. Siapkan Kemungkinan Puting Lecet

    Ibu menyusui biasanya tidak jauh-jauh dari puting lecet. Apalagi kalau frekuensi diisapnya jadi bertambah. Maka sebelum bayi menyusu dan sesudah menyusu, Ibu bisa oleskan sedikit ASI pada puting untuk menghindari lecet. Ibu juga bisa menggunakan lanolin atau nipple butter apa pun yang aman jika ada kemungkinan tertelan oleh bayi.

  8. Menemui Ahli

    Berkonsultasi pada ahli juga boleh dilakukan jika dalam masa cluster feeding Ibu mengalami kendala dan kesulitan menanganinya. Terutama jika memiliki masalah menyusui. Temui konselor atau dokter laktasi dan mintalah saran untuk mengatasinya.

  9. Variasikan Posisi Menyusui

    Bergonta-ganti posisi menyusui bisa mengurangi stres. Bila cluster feeding pada bayi terjadi saat malam hari, Ibu bisa menyamankan diri dengan posisi menyusui tiduran.

    Selain bayi menyusu dengan  nyaman, Ibu juga bisa sama-sama istirahat. Saat siang, variasikan dengan berpindah payudara atau ganti posisi. Ini juga bisa dilakukan untuk mempelajari posisi baru lho.

  10. Siapkan Stok Sabar

    Bersabarlah dalam menjalani proses ini. Ibu tentu boleh mengeluh dan mencari dukungan dari pasangan maupun orang terdekat. 

  11. Siapkan Botol Susu Lebih dari Satu

    Pada bayi yang menyusu dari botol, untuk mengantisipasi bayi yang minum lebih sering, Ibu bisa menyiapkan beberapa botol bersih dan steril. Susu formula hanya bisa bertahan satu jam atau sesuai instruksi pada setiap kemasan merk. Maka jika bayi minta minum setiap satu jam, Ibu perlu menyiapkan botol lebih dari satu agar tidak kelabakan saat bayi mulai rewel. Amati juga berapa jumlah yang diinginkan bayi.

    Pada botol pertama, siapkan sesuai jumlah yang biasa bayi minum. Di botol kedua siapkan jumlah yang sama lalu amati kembali. Jika tersisa, maka di botol ketiga Ibu bisa menyiapkan kira-kira sejumlah dengan yang diminum bayi di botol kedua.

Cluster feeding bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Hanya harus bersabar saat menghadapinya. Ibu boleh mulai khawatir jika perilaku bayi diiringi demam, menggigil atau kejang. Sebaiknya segera menemui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

(Dwi Ratih)