Kelahiran

5 Perubahan Pada Vagina Setelah Melahirkan

5 Perubahan Pada Vagina Setelah Melahirkan

Banyak perubahan akan terjadi pada tubuh selama Ibu hamil. Sebagian perubahan ini akan hilang dengan sendirinya setelah Ibu melahirkan, tapi sebagian perubahan lainnya akan lambat atau sulit hilang. Berikut adalah beberapa contoh perubahan pada tubuh setelah melahirkan yang Ibupedia rangkum dari Live Science:

  • Pinggang yang lebih lebar

    Ada beberapa pendapat mengenai hal ini, misalnya akibat dari hormon relaxin yang menjadikan sendi dan ligamen di sekitar pelvis merenggang untuk membantu proses melahirkan. Pendapat lainnya, adalah karena adanya penumpukkan lemak semasa hamil.

  • Pemisahan otot di abdomen 

    Hal ini disebut dengan diastasis recti abdominis, atau adalah pemisahan otot di sekitar abdomen (perut), sehingga menimbulkan jarak. Ini biasanya sudah terjadi sejak masa-masa akhir kehamilan guna menciptakan ruang untuk perut yang semakin membesar.

  • Perubahan pada payudara

    Saat hamil, umumnya payudara akan membesar. Hal ini disebabkan oleh perubahan jaringan pada payudara berubah sebagai persiapan menyusui. Penambahan kadar lemak selama kehamilan juga bisa memengaruhi hal ini. Setelah melahirkan dan berhenti menyusui, biasanya payudara akan menyusut dan kendur. Perubahan pada payudara lainnya misalnya puting menjadi lebih besar dan areola menghitam.

  • Munculnya stretch mark 

    Adanya stretch mark juga merupakan hal yang amat umum pada kehamilan. Pada dasarnya, stretch mark ini muncul sebagai dampak dari kenaikan berat badan dalam jumlah besar. Meskipun sulit buat dihilangkan, tapi biasanya bekas stretch mark ini akan memudar setelah satu atau dua tahun Anda melahirkan.

  • Sulit mengontrol kandung kemih

    Singkat kata, setelah hamil dan melahirkan, Ibu akan susah untuk menahan buang air kecil, terutama jika Anda melahirkan secara normal. Karena proses melahirkan normal, bisa melemahkan otot yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih serta bisa merusak saraf dan jaringan penopang di kandung kemih.

Selain yang sudah dijelaskan di atas, masih ada perubahan pada tubuh lainnya, yaitu perubahan pada vagina setelah melahirkan seperti dilansir dari laman verywell family. Yuk, kita simak informasinya.

  1. Vagina Merenggang

    Ketika proses melahirkan berlangsung, vagina Ibu merenggang guna membuka jalan lahir bagi janin. Sebuah studi menyampaikan, bahwa otot-otot lantai pelvis bisa merenggang hingga lebih dari tiga kali ukuran normalnya. Perenggangan ini pun punya faktor lainnya, misalnya ukuran bayi, jumlah bayi yang sudah Ibu lahirkan, dan jika proses melahirkan Ibu mengalami komplikasi tertentu. Setelah melahirkan, jaringan-jaringan yang merenggang tersebut perlahan bisa menyusut kembali dan untuk membantu mengatasi hal ini, Ibu bisa melakukan senam kegel.

  2. Perubahan Tampilan Vagina Setelah Melahirkan

    Perubahan tampilan vagina biasanya terjadi pada bagian bukaan vagina (yang juga disebut dengan vaginal vestibule atau introitus, adalah tempat keluarnya darah menstruasi, jalan keluar bayi dan tempat untuk melakukan hubungan seks) dan vulva (adalah bagian luar dari organ seksual wanita, terdiri dari labia, klitoris dan kelenjar Bartholin). Hal ini disebabkan oleh hormon kehamilan dan dampak dari proses bersalin itu sendiri, keduanya bisa menimbulkan perubahan warna dan pembengkakan. Perubahan tampilan pada vagina ini pun hanya bersifat sementara ya.

  3. Luka Akibat Episiotomi

    Perenggangan dan luka robek adalah hal normal yang terjadi saat bersalin. Bahkan jika diperlukan, dokter akan melakukan prosedur episiotomi. Episiotomi ini adalah luka sayat yang dibuat pada area vagina ke arah anus atau perineum, untuk memudahkan proses melahirkan secara normal. Luka sayat ini membutuhkan waktu untuk sembuh selama tiga hingga enam minggu, dan seringkali menimbulkan bekas luka. Ukuran dari bekas luka ini, tergantung dari besarnya sayatan yang dibuat. Pada dasarnya, bekas luka ini nggak memberi dampak apa pun pada fungsi organ Ibu.

    Ada beberapa tips untuk membantu Ibu meredakan rasa nyeri akibat luka di sekitar kemaluan. Seperti, meletakkan es di tempat yang nyeri. Jangan lupa, sebelumnya es dibalut lebih dulu dengan handuk. Tips lainnya adalah meningkatkan konsumsi makanan berserat, supaya Ibu nggak mengalami sembelit. Karena semakin sulit Ibu buang air besar, luka bakal makin terasa.

  4. Kurang Nyaman Saat Melakukan Hubungan Seks

    Sekitar 90% wanita merasa kurang nyaman ketika melakukan hubungan seks setelah melahirkan. Beberapa keluhan yang dirasakan, misalnya vagina menjadi kering yang bisa disebabkan oleh merosotnya hormon estrogen, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Tapi untuk mengatasi hal ini cukup gampang, Ibu bisa menggunakan pelumas. Keluhan lainnya adalah gangguan untuk orgasme, yang disebabkan oleh melemah atau ‘rusak’nya otot-otot lantai pelvis.

    Perlu Ibu ketahui, luka dan ketidaknyamanan pada area reproduksi bakal sembuh dan menghilang secara perlahan. Namun jika Ibu masih merasakan nyeri ketika berhubungan badan, maka Ibu disarankan untuk memeriksakan kemungkinan adanya infeksi atau komplikasi.

  5. Perubahan pada Kebutuhan Buang Air Kecil

    Nah, mungkin ini adalah salah satu dampak pada vagina setelah melahirkan yang dirasa paling nggak nyaman. Sudah tahu, kan, kalau ketika hamil, kita amat rentan mengalami infeksi saluran kemih dan sulit mengontrol rasa ingin buang air kecil. Sayangnya, hal ini masih bakal terjadi hingga setelah kita melahirkan nanti lho.

    Pada bagian vagina itu sendiri, bisa dibilang, nggak akan mengalami perubahan fungsi. Tapi, otot-otot yang mengontrol vagina, bisa mengalami perubahan dan otot-otot ini mengelilingi serta menopang vagina dan kandung kemih. Otot-otot ini, bisa mengalami perubahan akibat dari kehamilan dan mungkin terluka saat Ibu melahirkan. Dampaknya, para ibu seringkali susah menahan keluarnya air kecil. Misalnya ketika bersin atau berolahraga.

Wah, banyak juga perubahan pada vagina setelah melahirkan. Untungnya, hal ini masih mungkin untuk diperbaiki. Bagaimana cara memperbaiki kondisi vagina setelah melahirkan?

  • Senam kegel 

    Ada beberapa jenis olahraga pasca melahirkan yang bisa membantu memperkuat otot lantai pelvis, salah satunya adalah senam kegel. Ya, olaharaga ini semestinya sudah rutin dilakukan sejak Ibu belum hamil dan ketika hamil (dengan catatan, dokter menyatakan Ibu aman untuk melakukan kegiatan olahraga).Senam kegel itu sendiri, punya banyak gerakan yang bisa dicoba. Ada pun yang paling mudah, yaitu dilakukan ketika Ibu sedang buang air kecil. Caranya, keluarkan air seni sedikit, kemudian tahan selama beberapa detik dan ulangi hingga selesai. Intinya, adalah repetitive squeezing.

    Selain gerakan tersebut, beberapa gerakan pada jenis olahraga pilates juga bisa Ibu lakukan. Olahraga ini bisa dibilang terjangkau, karena Ibu hanya membutuhkan matras olahraga dan nggak terlalu sulit buat dilakukan. Contoh gerakannya, misalnya ‘kegel bridge’, ‘side clamshell’, ‘knee folds’ dan ‘split table top’. Senam kegel ini dikatakan cukup efektif untuk mengatasi keluhan pasca melahirkan dan hasilnya tentu saja bakal lebih efektif jika Ibu didampingi pakar pada bidangnya. Pastikan dulu, kondisi Ibu sudah memungkinkan untuk berolahraga ya.

  • Operasi vagina

    Lalu, bagaimana jika senam kegel yang kita lakukan nggak memberikan hasil yang memuaskan? Pada kasus tertentu, Ibu mungkin membutuhkan prosedur operasi untuk memperbaiki otot lantai pelvis dan lainnya yang mungkin terdampak saat proses melahirkan. Jika Ibu berminat melakukan operasi, tentu saja Ibu mesti mengetahui kemungkinan efek samping atau komplikasi yang bisa terjadi.

Itulah beberapa perubahan dan gambaran kondisi vagina setelah melahirkan. Beberapa hal mungkin nggak mengganggu, namun, jika ibu merasakan adanya nyeri yang lambat sembuh di sekitar organ reproduksi dan di bekas luka, maka segera periksakan diri untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penulis: Stephanie
 Editor: Dwi Ratih