Kelahiran

Kenali Tanda Baby Blues dan 7 Cara Mengatasinya

Kenali Tanda Baby Blues dan 7 Cara Mengatasinya

Sangat wajar bila Ibu merasa sedih dan moody setelah melahirkan. Memiliki bayi bisa menjadi hal yang menyenangkan sekaligus melelahkan untuk para Ibu. Ada kebahagiaan, tapi juga jadi tantangan yang tidak pernah kita duga.

Kita pasti akan merasa lelah, cemas, sedih, atau terjebak dalam peran menjadi ibu, dan dibuat menangis oleh hal yang biasanya tidak pernah mengganggu kita sebelumnya. Selera makan kita bisa meningkat atau menurun dan kita mungkin mengalami susah tidur setelah melahirkan. Selain itu, setiap ibu pasti juga pernah merasa khawatir apakah bisa menjadi ibu yang baik, atau takut tidak.

Percaya deh Bu, semua perasaan ini normal terjadi selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Kondisi ini sering disebut dengan istilah baby blues dan 40 hingga 80 persen ibu yang baru melahirkan anak pertama mengalami baby blues ini.


Penyebab Baby Blues

Baby blues bisa dipicu oleh perubahan fisik, faktor emosi, atau keduanya. Setelah melahirkan, tubuh kita berubah dengan cepat. Kadar hormon menurun, payudara menjadi bengkak karena ASI mulai keluar, dan kita kemungkinan selalu merasa lelah. Realitas fisik ini saka sudah cukup membuat kita merasa galau.

Belum lagi secara emosi, kita pasti cemas dengan kondisi si kecil, transisi menjadi ibu, atau proses menyesuaikan diri dengan rutinitas baru. Tanggung jawab baru ini membuat kita merasa kewalahan.

Secara spesifik gejala baby blues bisa dikenali melalui beberapa tanda, seperti:

  • Menangis tanpa alasan yang jelas

  • Gelisah

  • Tidak sabar

  • Lekas marah

  • Insomnia

  • Cemas

  • Sedih

  • Lelah

  • Perubahan mood

  • Konsentrasi buruk.


Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan

Selain baby blues, ada juga istilah depresi pasca melahirkan. Kita mungkin akan kesulitan untuk mengenali perbedaan baby blues dan depresi pasca melahirkan (postpartum depression/PPD) karena gejalanya sangat mirip. Cara mudah untuk membedakannya, biasanya baby blues menghilang seiring waktu berlalu, sedangkan PPD lebih intens, menetap, dan harus segera diatasi.

Jadi bagaimana caranya kita tahu apa yang sedang kita alami? Nah, kita harus sensitif dengan diri sendiri. Di beberapa minggu pertama setelah melahirkan biasanya kita akan mengalami yang namanya mood swing. Tapi hubungi dokter bila kita terus merasakan perasaan emosi yang naik turun ini lebih dari dua minggu setelah melahirkan. Hubungi dokter juga bila ibu mengalami kecemasan berat atau ada riwayat depresi. Segera cari bantuan profesional juga yaa kalau kamu memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau si kecil.


Cara Mengatasi Baby Blues

Baby blues memang hilang dengan sendiri dalam 2 minggu, tapi selama waktu ini, Ibu sangat disarankan untuk istirahat. Orang-orang terdekat juga diharapkan untuk memberi dukungan agar Ibu bisa merasa lebih baik.

Meski kita sangat sibuk memenuhi kebutuhan si kecil yang baru lahir, jangan pernah mengabaikan diri sendiri yaa. Memang ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, jadi jangan merasa malu untuk meminta bantuan orang lain buat mengurus si kecil. Kondisi ibu yang kurang tidur bisa membuat baby blues semakin parah, jadi usahakan untuk istirahat sebisa mungkin. Bahkan tidur siang yang hanya 10 menit bisa sangat membantu.

Juga usahakan Ibu melakukan olahraga ringan pasca melahirkan tiap hari, jalan santai di pagi hari bisa mengubah mood Ibu seharian lho. Bila Ibu menjalani operasi caesar dan bekas lukanya masih terasa sakit, sebaiknya konsultasikan ke ke dokter lebih dulu sebelum mulai berolahraga rutin.

Jangan malu yaa buat mengandalkan orang terdekat yang menyayangi kita. Bila suami selalu siaga, berbagilah beban dengannya dan sampaikan apa yang Ibu butuhkan agar bisa merasa lebih baik. Teman atau keluarga dekat yang bisa dipercaya juga bisa jadi pendengar yang baik. Jika mereka menawarkan bantuan untuk membantu merawat bayi atau mengurus pekerjaan rumah, jangan ditolak, ya Bu. Selain itu, Ibu juga bisa mencari teman sesama Ibu yang sama-sama mengalami baby blues untuk menjadi teman berbagi cerita.

Coba yuk tips berikut untuk membantu Ibu melewati fase baby blues ini:

  1. Kurangi Beban

    Merasa kewalahan dan merasa tidak bisa menjalani peran sebagai ibu baru dengan baik? Ingat, perasaan ini tidak akan berlangsung lama. Setelah beberapa minggu berlalu, kita akan merasa lebih nyaman dengan peran sebagai ibu. Kurangi ekspektasi kita pada diri sendiri. Selalu ingat kalau tak ada ibu yang sempurna. Kita akan mengecewakan diri sendiri jika berharap berlebihan. Lakukan yang terbaik yang kita bisa. Mungkin apa yang kita lakukan saat ini tidak sesuai dengan harapan kita, tapi jangan terlalu permasalahkan hal tersebut.

  2. Jangan Sendirian

    Tak ada hal yang bisa membuat kita merasa depresi selain saat ditinggalkan sendirian bersama bayi yang menangis, rumah penuh dengan cucian baju kotor, piring kotor menumpuk, dan tidak bisa tidur cukup saat malam. Jadi mintalah bantuan, dari pasangan, orangtua, saudara, teman, atau gunakan jasa bersih-bersih.

  3. Manjakan Diri

    Ke bioskop, makan malam bersama suami (tidak harus di restoran, cukup pesan makanan untuk diantar ke rumah, dan santap makanan selagi si kecil tidur), manicure selama 30 menit, atau mandi lebih lama bisa menjadi cara sederhana untuk memanjakan diri. Sekali-kali jadikan diri kita prioritas karena kita layak mendapatkannya.

  4. Berpakaian Rapi dan Cantik

    Meluangkan waktu untuk berdandan akan sangat membantu kita merasa lebih baik. Kalau lagi ada kesempatan, yuk tata rambut dengan hair dryer, kenakan pakaian yang cantik, dan gunakan sedikit makeup. Kita pasti akan merasa lebih nyaman dengan penampilan ini.

  5. Keluar Rumah

    Perubahan suasana sekitar bisa mengubah kondisi pikiran kita lho. Jadi coba keluar dari rumah setidaknya sekali dalam sehari. Bawa si kecil berjalan-jalan di taman, mengunjungi teman, atau keliling pusat perbelanjaan.

  6. Aktif Bergerak

    Olahraga akan meningkatkan hormon endorphin yang membuat kita merasa lebih baik. Nah, setelah dapat ijin dari dokter, jangan ragu ya buat mulai olahraga, bisa dengan ikut kelas senam, olahraga dengan panduan video di YouTube, atau cukup keluar rumah, dorong stroller sambil jalan-jalan.

  7. Selalu Sedia Cemilan

    Sering kali, ibu baru terlalu sibuk menyusui bayi, dan lupa jam makannya sendiri. Padahal jika gula darah kita rendah, itu tidak hanya membuat energi turun, tapi juga bikinmood berantakan. Agar kita tetap bugar, secara fisik dan emosi, sediakan cemilan yang mudah dikonsumsi di tempat-tempat yang mudah diakses, seperti stik keju, sayuran siap makan, buah segar di kulkas, atau letakkan protein bar di diaper bag. Ingin makan coklat? Sesekali tak masalah, terutama bila coklat bisa membuat Ibu bahagia. Tapi jangan konsumsi coklat terlalu sering ya, karena gula dapat membuat gula darah meningkat dengan cepat, lalu menurun lagi secara drastis.

  8. Menangis dan Tertawa

    Bila Ibu merasa ingin menangis, menangislah. Tapi setelah itu, tonton acara yang lucu dan tertawalah. Seperti kata pepatah, tertawa bisa jadi obat terbaik.

Masih merasa “mellow” meski telah melakukan tips-tips di atas? Selalu ingatkan diri kalau kita akan melewati fase ini dalam satu atau dua minggu. Setelah fase ini berlalu, kita akan menikmati momen terbaik dalam hidup ini.


Cara Membantu Ibu Yang Mengalami Baby Blues

Bagi suami, teman dan keluarga, hal terbaik yang bisa dilakukan saat menghadapi Ibu yang sedang baby blues adalah dengan menenangkannya. Katakan ke Ibu kalau perasaannya sangatlah normal dan banyak ibu yang baru melahirkan merasakan hal sama. Ibu mungkin lelah dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya. Bila ini kelahiran anak pertamanya, ia tentu belum punya pengalaman sebelumnya, jadi tak heran kalau ia merasa kewalahan.

Luangkan waktu untuk ada di sampingnya, dengarkan keluhannya, beri bantuan dan dukungan emosi. Minta ia untuk menangis bila ia ingin menangis. Katakan kalau ia telah melakukan tugas yang besar. Kurangi tamu yang berkunjung dan berikan ia kesempatan untuk merawat dirinya. Baby blues ini akan hilang dalam beberapa minggu, ketika ibu mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan baru dan mulai mendapat istirahat.

(Ismawati, Atalya)