Kelahiran

Ketahui Ukuran Lingkar Kepala Bayi Normal Sesuai Gender

Ketahui Ukuran Lingkar Kepala Bayi Normal Sesuai Gender

Mengukur lingkar kepala bayi sama pentingnya dengan mengukur tinggi dan berat badan bayi. Bukan tanpa sebab, pengukuran ini bertujuan untuk memantau perkembangan otak bayi, karena bertambahnya ukuran lingkar kepala bayi menandakan berkembangnya otak dengan baik. 

Begitu dijelaskan dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia. Lalu, sebenarya berapr ukuran normal lingkat kepala bayi untuk menandakan perkembangan yang baik?

Lingkar kepala bayi sebagai indikator tumbuh kembang


Otak sebagai pusat pengendali tubuh yang utama menjadi perhatian penting dari tumbuh kembang bayi. Tak heran, lingkar kepala bayi wajib dicatat perubahannya setiap bulan untuk dimasukkan dalam grafik khusus dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pemantauan ini dilakukan hingga bayi berusia 2 tahun. Jika dalam pemantauan ini ditemukan ukuran lingkar kepala bayi yang kurang atau lebih dari standar normal, maka kondisi otak bayi mengalami kelainan.

  • Bila lingkar kepala bayi lebih kecil dari normal dalam usia saat pengukuran, kondisi ini disebut Mikrosefali. Biasanya disebabkan karena adanya infeksi TORCH, rubella, syphilis, parvovirus, varicella zoster, atau cytomegalovirus. Bisa juga disebabkan karena Ibu mengonsumsi alkohol atau obat-obatan narkotika saat masa kehamilan.
  • Bila lingkar kepala lebih besar dari ukuran normal, kondisi ini disebut Makrosefali. Penyebabnya adalah adanya penumpukan cairan di otak karena kelainan bawaan, radang otak, adanya tumor otak, terdapat sindrom Dandy Walker, aqueduct stenosis, serta malformasi Chiari.

Memang setiap bayi tidaklah memiliki ukuran yang sama untuk menentukan lingkar kepala yang normal. Untuk itu ditetapkan standar dalam range tertentu dalam grafik sebagai patokan.

Ukuran normal lingkar kepala bayi

Berdasarkan jurnal tahun 2022 tentang Makrosefali, penambahan lingkar kepala bayi rata-rata meningkat sebanyak:

  • 2 cm di bulan 0-3 setelah kelahirannya
  • 1 cm di usia 3-6 bulan
  • 0.5 cm di usia 6-12 bulan
  • 1 cm setiap 6 bulan di usia 1-3 tahun, dan
  • 1 cm setiap tahun di usia 3-5 tahun

Berikut ukuran lingkar kepala bayi secara lebih terperinci melansir dari Baby Center:

Ukuran lingkar kepala bayi laki-laki yang normal


  • Usia 0-3 bulan: 34.5 – 40.5 cm
  • Usia 4-6 bulan: 41.6 – 43.3 cm
  • Usia 7-9 bulan: 44 – 45 cm
  • Usia 10-12 bulan: 45.4 - 46.1 cm
  • Usia 13-18 bulan: 46.3 – 47.4 cm
  • Usia 19-24 bulan: 47.5 – 48.3 cm
  • Usia 2-3 tahun: 48.6 – 49.7 cm

Bila ukuran lingkar kepala bayi dan anak laki-laki kurang dari atau lebih dari ini, maka kemungkinan ada kelainan pada otak.

Ukuran lingkar kepala bayi perempuan yang normal


  • Usia 0-3 bulan: 34 – 39.5 cm
  • Usia 4-6 bulan: 40.6 – 42.2 cm
  • Usia 7-9 bulan: 42.8 – 43.8 cm
  • Usia 10-12 bulan: 44.2 – 44.9 cm
  • Usia 13-18 bulan: 45.2 – 46.2 cm
  • Usia 19-24 bulan: 46.4 – 47.2 cm
  • Usia 2-3 tahun: 47.4 – 48.6 cm

Bila ukuran lingkar kepala bayi dan anak perempuan kurang dari atau lebih dari ini, maka bisa dipastikan terjadi kelainan otak dan berakibat pula pada tumbuh kembang.

Ini yang bisa dilakukan untuk menunjang penambahan lingkar kepala bayi


1. Mulailah sejak masa kehamilan

Masa 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) juga termasuk di dalamnya adalah masa kehamilan. Merencanakan kehamilan sebaiknya ditunjang dengan gaya hidup sehat dan asupan vitamin untuk menyiapkan kondisi rahim optimal.

Asam folat, zat besi dan kalsium baik dikonsumsi untuk persipan kehamilan, selama kehamilan dan masa menyusui. Semuanya mendukung perkembangan janin hingga ia lahir nantinya.

Bila diawali dengan nutrisi yang tepat, maka kemungkinan adanya kelainan saat janin tumbuh dan berkembang bisa diminimalisir. Kecuali pada kondisi penyakit genetik.

Sedangkan pada kelainan karena infeksi non genetik masih bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memantau kesehatan Ibu beserta bayinya.

2. Perbaiki pola makan sebelum dan saat kehamilan

Konsumsi makanan tinggi folat, vitamin dan mineral lain baik untuk mendukung perkembangan bayi lebih baik. Hindari juga mengonsumsi alkohol, obat terlarang dan merokok saat hamil. Sebisa mungkin, jauhi lingkungan perokok agar tidak tergolong sebagai perokok pasif.

3. Perhatikan asupan nutrisi bayi setelah lahir

Selama 6 bulan pertama, berikan ASI eksklusif untuk bayi guna menunjang pemberian nutrisi yang sudah sepaket lengkap. Bila tidak memungkinkan, berikan susu formula saja tanpa tambahan makanan lain sebelum 6 bulan.

Nantinya di usia 6 bulan, berikan MPASI atau Makanan Pendamping ASI yang bergizi lengkap dengan komposisi tepat pada karbohidrat, protein dan lemak.

Memang ada beberapa kondisi yang tidak bisa dihindari, seperti faktor genetik atau adanya paparan infeksi penyakit di masa kehamilan atau saat bayi sudah dilahirkan. Hanya saja, sebagai orang tua kita wajib memberikan nutrisi terbaik dan menjaga bayi sejak dalam kandungan tetap sehat, karena itu juga merupakan hak setiap anak.

 Editor: Aprilia