Ibupedia

5 Tips Menghindari Pelecehan Seksual Di Transportasi Umum

5 Tips Menghindari Pelecehan Seksual Di Transportasi Umum
5 Tips Menghindari Pelecehan Seksual Di Transportasi Umum

Pelecehan seksual bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Korban dan pelakunya bahkan tidak mengenal gender maupun usia.

Pelaku juga bisa orang terdekat atau orang asing yang tidak dikenal. Begitu pula lokasi pelecehan seksual, bisa di jalanan, di transportasi umum, di tempat umum, atau di tempat kerja.

Pelecehan seksual begitu marak dan mungkin saja terjadi pada kita, atau orang dalam jangkauan mata kita.

Tentang pelecehan seksual


Pelecehan seksual merupakan salah satu tindak kekerasan seksual yang dijabarkan Komnas Perempuan sebagai tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban. Bentuk pelecehan seksual menurut mereka ini termasuk di antaranya:

  • Ucapan berunsur seksual
  • Bersiul untuk melecehkan
  • Main mata
  • Menyolek atau menyentuh bagian tubuh korban
  • Melakukan gerakan atau isyarat seksual
  • Menunjukkan materi pornografi dan atau keinginan seksual pada korban

Hal ini semua menyebabkan korban merasa tersinggung, direndahkan martabatnya, tidak nyaman, bahkan terancam kesehatan dan keselamatannya. Pelecehan seksual sendiri juga bisa digolongkan dalam jenis verbal, fisik, non fisik bahkan secara daring, melansir dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, karena termasuk dalam bentuk kekerasan seksual.

Pelecehan seksual di transportasi umum menyumbang cukup banyak kasus setiap harinya. Mengingat transportasi umum berpotensi menimbulkan kerumunan massa yang banyak di tempat yang terbatas ruang geraknya. Bentuk pelecehan seksual dalam transportasi umum berupa kontak langsung secara fisik dan dilakukan secara diam-diam.

Human Rights Library menyebutkan bahwa cara mengatasi pelecehan seksual yang paling efektif adalah pencegahan. Bukan karena pelecehan seksual adalah salah dari korban yang membuat pelaku tertarik, tapi untuk meminimalisir terjadinya pelecehan seksual dengan menghilangkan kesempatan pelaku untuk melakukan aksinya.

Cara menghindari pelecehan seksual di transportasi umum

Ada beberapa trik untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual di transportasi umum, sehingga kita tidak berpotensi menjadi korban.

1. Memilih untuk menggunakan tas punggung


Tas punggung akan membantu membuat jarak dengan orang lain. Pelaku pelecehan seksual biasanya mengincari sisi belakang tubuh korban dalam transportasi umum, agar bisa menyentuh area pantat atau menempelkan tubuhnya ke punggung korban sambil menggesekkan alat kelamin.

Dengan menggunakan tas punggung, area punggung tertutup dan area pantat lebih sulit dijangkau oleh tangan pelaku. Misal pelaku masih bisa menjangkau, mereka akan lebih kesulitan dan justru berpikir dua kali untuk melancarkan aksinya.

Tas punggung juga bisa digunakan untuk melindungi tubuh bagian depan jika tubuh depan lebih berpotensi untuk terekspos. Bentuknya yang full coverage bisa menutupi tubuh area depan hingga ke bawah.

2. Pilih posisi strategis


Saat berada dalam transportasi umum, pilih posisi strategis untuk melindungi diri dari tangan jahil pelaku pelecehan seksual. Beberapa jenis transportasi umum sudah memiliki ruang atau area khusus perempuan, yang meminimalisir pelecehan seksual oleh lawan jenis.

Namun bila tidak memungkinkan, pilih posisi dekat dinding kendaraan untuk bersandar kemudian lindungi tubuh area depan dengan tangan atau tas bawaan.

3. Jadikan tangan sebagai tameng pelindung


Ada beberapa situasi yang tidak memungkinkan kita berada di posisi strategis yang aman dari pelaku pelecehan seksual. Seperti mendapatkan posisi di area tengah dan harus berpegangan pada handle di atas kepala.

Dalam posisi ini, area dada lebih berpotensi untuk jadi sasaran pelecehan seksual. Untuk mengatasinya, silangkan tangan menutupi area dada. Satu tangan berpegangan pada handle di atas kepala, satu tangan lagi berpegangan pada lengan tangan yang berlawanan. 

Ini akan menutupi area depan. Tambahkan juga tas punggung untuk menutupi area belakang tubuh.

4. Gunakan benda lain untuk melindungi tubuh


Jika area punggung sudah ditutupi tas punggung, area tubuh depan bisa kita lindungi dengan berbagai macam benda. Misalnya buku, dokumen kerja, atau tas tambahan berupa tote bag. Ini sangat membantu melindungi area depan tubuh dari pelecehan seksual.

5. Tetap hati-hati menggunakan ponsel


Ponsel yang selalu siap di tangan juga bisa membantu mencegah pelecehan seksual. Karena dalam keadaan terburuk ketika pelecehan seksual terjadi, kamera ponsel bisa diposisikan untuk merekam kejadian dan menjadikannya barang bukti pelecehan seksual. Dalam praktiknya, tetap berhati-hati agar ponsel tetap aman dan terhindar dari pencurian.

Cara pencegahan ini bisa kita lakukan untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual dalam transportasi umum. Namun, bila pelecehan seksual sudah terjadi, kita masih bisa melakukan hal-hal tertentu untuk membela harga diri.

Bila kamu adalah korban

  • Tegur pelaku dengan tegas secara langsung. Meskipun kamu akan difitnah kembali dengan ucapan melebih-lebihkan, atau menuduh, dengan kamu menegur dengan tegas, pelaku akan mengurungkan niatnya untuk melanjutkan aksi
  • Pindah atau bergeser lokasi dari pelaku. Tidak perlu sungkan untuk minta ijin pada penumpang lain ketika kamu pindah tempat
  • Rekam aksi pelaku dan laporkan pada supir transportasi umum untuk minta bantuan.

Bila kamu melihat orang lain menjadi korban

  • Tegur pelaku dengan tegas
  • Ajak korban bergeser ke tempat lain
  • Rekam aksi pelaku pada korban dan tunjukkan saat menegur
  • Tenangkan korban dan beri support secara psikis
  • Laporkan aksi pelaku ke pihak berwajib.

Selama ini banyak kasus pelecehan seksual hanya terhenti karena korban tidak melapor. Dengan melaporkan tindakan ini, tidak hanya diri kita yang selamat, tapi lebih banyak orang akan waspada dan mampu melindungi dirinya.

Pelecehan seksual juga merupakan bentuk kekerasan. Korban berhak untuk mendapatkan haknya bersuara dan membela diri.

Editor: Aprilia