Balita

Normal Nggak Ya, Ketika Anak Suka Memegang Alat Kelamin?

Normal Nggak Ya, Ketika Anak Suka Memegang Alat Kelamin?

Saat sedang asyik bermain atau melakukan aktivitas lainnya, si kecil tiba-tiba ketahuan sedang memegang alat kelaminnya. Wah, sebagai Ibu tentu saja hal ini membuat kita kaget dan khawatir.

Tapi sebaiknya, jangan langsung memarahi si kecil ya Bu! Bisa jadi hal tersebut ia lakukan karena merasa ada yang tidak nyaman dengan alat kelaminnya. Entah gatal, ataupun ada sesuatu yang membuat ia merasa sakit.

Namun, di luar alasan tersebut sebenarnya normalkah ketika anak suka memegang anak kelamin? Sebenarnya dikutip dari Healthy Children hal ini tergolong normal terjadi.

Sebab dalam fase ini, anak sedang belajar mengeksplorasi tubuhnya. Mulai dari sekadar menyentuh, menggaruk, menarik ataupun memainkannya, termasuk pada alat vitalnya.

Biasanya hal ini juga umum terjadi pada anak usia 2-6 tahun. Akan tetapi, orang tua perlu mengetahui hal apa saja yang kiranya normal dan tidak normal apabila dilakukan oleh si kecil. Simak ulasan berikut, untuk tahu lebih jelas mengenai masalah ini, ya!

Alasan mengapa anak suka memegang alat kelamin


Anak merupakan makhluk yang tergolong memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi, jika dibandingkan dengan orang dewasa. Ketika anak suka memegang alat kelamin, itu berarti ia sedang masuk ke dalam fase phallic.

Melansir Very Well Mind fase phallic sendiri pertama kali disimpulkan oleh Bapak psycoanalyst dunia bernama Sigmund Freud. Dalam teorinya, fase phallic ini merupakan fase di mana si kecil mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya untuk pertama kali.

Fase phallic ini juga membuat anak penasaran dan ingin meraba alat kelaminnya berulang kali. Fase phallic sendiri terjadi pada anak usia 3-6 tahun. Pada fase ini, anak juga sudah mulai memerhatikan adanya perbedaan bentuk kelamin antara perempuan dan laki-laki. 

Meski begitu, fase phallic ini merupakan fase yang normal terjadi yang umumnya akan dilalui oleh semua anak-anak. Sehingga orang tua diminta untuk tidak terlalu khawatir dan disarankan tetap mengarahkan si kecil dengan baik.

Ini yang biasa terjadi saat anak suka memegang alat kelamin


Saat anak suka memegang alat kelamin dan masuk dalam fase phallic, biasanya ia akan melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan alat kelaminnya. Namun, biasanya tidak sampai menyerupai tindakan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa.

Melansir Psych Central berikut ini adalah hal yang biasa terjadi saat anak suka memegang alat kelamin:

Bayi

Menurut praktisi seksolog sekaligus penulis buku We Listen To Our Bodies, Lydia Bowers bayi dan balita sebenarnya juga sudah mulai mengalami fase phallic sesaat setelah tangannya sudah bisa menggapai alat kelaminnya. Hal ini biasa ditemukan saat bayi sedang digantikan popok atau mandi.

Pada usia ini, menurut Bowers bayi sedang mengeksplorasi tubuh mereka dan mencoba mencari tahu bagian mana yang merupakan area genitalnya. Meski begitu, fase phallic pada bayi tidak sesering fase phallic pada usia balita, sehingga tidak membuat Ibu khawatir.

Balita 

Sementara bayi mungkin tidak terlalu sering memegang alat kelaminnya, namun ketika masuk usia balita, ia mungkin jadi lebih sering memegang alat vitalnya. Apalagi jika anak sudah mulai masuk usia prasekolah.

Keingintahuan alami ini cenderung bertahan sampai mereka berusia sekitar 5-6 tahun. Pada saat bayi digantikan popok pada usia 18-24 bulan, sebenarnya mereka sudah mulai bisa membedakan identitas gender mereka.

Nah, saat berusia 3 tahun, anak mungkin bisa lebih membedakan mengenai perbedaan gender. Ketika kesadaran ini berkembang, beberapa anak mungkin menjadi ingin tahu tentang alat kelamin mereka sendiri dan orang lain.

Pada usia 5 tahun, disadari atau tidak, anak cenderung memiliki internalisasi identitas gender yang lebih konkret. Biasanya mereka akan menunjukkan beberapa perilaku seperti;

  • Menyentuh alat kelamin dan menggesekkannya ke benda lain di ruang privat atau umum
  • Menunjukkan alat kelaminnya ke orang lain
  • Mulai tertarik dengan perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan
  • Mulai sering menyentuh bagian tubuh orang lain.

Orang tua tetap perlu waspada


Terutama apabila anak memegang alat kelamin terlalu sering dan hal tersebut justru dilakukan di depan teman-temannya. Bahkan menjadi sulit dikendalikan. Selain itu berikut ini adalah beberapa hal yang perlu orang tua waspadai lainnya ketika anak memegang alat kelamin:

  • Menyebabkan luka fisik dan emosional bagi dirinya maupun orang lain, contoh: anak memaksa pegang atau mempermalukan teman
  • Membuat anak jadi agresif
  • Menyerupai tindakan seksual orang dewasa

Namun, sebaiknya tetap alihkan perhatian anak dengan cara:

  • Tidak menegur kasar, mempermalukan, apalagi merekam dan menyebarkan hal yang dilakukannya
  • Ajarkan pendidikan seks sejak dini dan bantu anak mengenali alat kelaminnya dengan bahasa yang benar, misalnya penis atau vagina
  • Beritahu bagian tubuh yang harus dijaga dan tidak boleh disentuh orang lain
  • Kerjasama keluarga untuk berikan contoh baik
  • Tidak memaksakan afeksi, misalnya anak boleh menolak jika tidak ingin dicium karena tidak nyaman
  • Kontrol asupan tontonan anak
  • Tetap hati-hati ketika orang tua bermesraan di depan anak.