Para orang tua di dunia ini pasti setuju deh kalau waktu seolah cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin melahirkan dan menggendong bayi mungil di tangan kita, nggak kerasa saat ini ia sudah bukan lagi bayi alias sudah mulai beranjak remaja.
Yup! Rela atau tidak bayi mungil Ibu memang harus mengalami fase pubertas atau masa puber di usianya yang menginjak 13 tahun. Biasanya yang paling umum tanda anak mulai remaja adalah perubahan fisik yang terjadi secara bertahap.
Perubahan ini akan dialami baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Mulai dari tumbuhnya bulu kemaluan, suara yang berubah, hingga tumbuhnya payudara bagi anak perempuan.
Di fase ini, anak mungkin akan lebih sensitif terhadap beberapa hal termasuk kata-kata yang diucapkan oleh orang tua. Sehingga ketika anak mengalami perubahan seperti ini bisa jadi salah satu tanda anak mulai remaja.
Lalu apa saja sih tanda anak mulai remaja yang perlu kita ketahui? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini yuk Bu!
Apa yang dimaksud dengan pubertas?
Pubertas atau masa puber adalah fase di mana tubuh sedang mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis dari anak-anak ke remaja. Melansir Kids Health selama masa pubertas, tubuh anak akan perkembang cukup pesat dan fase pubertas adalah hal yang bagi setiap orang baik itu laki-laki maupun perempuan.
Pubertas biasanya dimulai antara usia 7 dan 13 tahun pada anak perempuan dan 9 dan 15 tahun pada anak laki-laki. Namun, hal ini tentu berbeda bagi tiap orang ya Bu, sebab beberapa ada yang memulai pubertas sedikit lebih awal atau lebih lambat dari remaja pada umumnya.
Hal ini tergantung dari hormon pubertas yang diproduksi dari tubuhnya.
Hormon pubertas ini akan muncul ketika seseorang mencapai usia remaja. Saat itu, otak akan melepaskan hormon khusus yang memulai perubahan pada pubertas. Hormon tersebut lebih dikenal dengan hormon gonadotropin, atau disingkat GnRH.
Biasanya hormon ini akan dilepaskan dalam otak yang kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan menghasilkan dua hormon pubertas lagi yakni; luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Kedua hormon ini akan dimiliki oleh anak laki-laki maupun perempuan yang kemudian berperan penting dalam perubahan pada tubuh mereka.
Apakah yang menandai seorang anak mulai remaja?
Perubahan hormon yang menjadi tanda anak mulai remaja ini menang cukup menantang bagi para remaja. Ada yang melewati fase ini dengan mulus, ada pula yang harus melewatinya dengan beberapa pertentangan dari sisi psikologis.
Karenanya, peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Sehingga orang tua patut curiga dengan tanda anak mulai remaja yang mungkin sedang dialami anak beberapa waktu belakangan.
Melansir Healthline berikut ini adalah tanda anak mulai remaja yang penting untuk diketahui orang tua:
Tanda anak mulai remaja pada laki-laki
- Biasanya pubertas pada anak laki-laki dimulai lebih awal dibanding anak perempuan yakni antara umur 7-13 tahun;
- Ukuran testis mulai membesar;
- Mulai tumbuh bulu pubis atau bulu di kemaluan;
- Mengalami mimpi basah atau wet dreams yang menandakan anak sudah merasakan ejakulasi;
- Suara yang mulai pecah dari anak-anak ke remaja secara bertahap;
- Otot-otot tubuhnya nampak mulai membesar;
- Ukuran tinggi badan bertambah;
- Muncul bulu pada ketiak;
- Muncul jerawat;
- Tumbuh kumis atau janggut;
- Mengalami perubahan mood; dan
- Lebih banyak berkeringat dan kemungkinan juga tercium bau tak sedap yang keluar dari keringatnya sebagai tanda anak mulai remaja.
Tanda anak mulai remaja pada perempuan
- Usia anak perempuan biasanya lebih lambat beranjak remaja dibanding anak laki-laki yakni antara umur 9-11 tahun;
- Tumbuhnya payudara yang mungkin membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman;
- Muncul jerawat;
- Mulai tumbuh bulu pubis atau bulu di kemaluan;
- Tinggi badan mulai bertambah;
- Otot di sekitar bokong dan paha akan mulai terbentuk;
- Mengalami menstruasi yang mungkin diikuti dengan nyeri perut yang membuat anak perempuan menjadi tidak nyaman;
- Mengalami perubahan mood dan menjadi lebih sensitif;
- Beberapa anak perempuan mungkin akan muncul bulu ketiak; dan
- Lebih banyak berkeringat dan tercium bau tak sedap yang menjadi tanda mulai remaja.
Apa yang harus orang tua lakukan menghadapi anak yang pubertas?
Para ahli sepakat bahwa masa puber adalah masa yang tepat untuk orang tua dan anak menjadi lebih dekat. Sebab, di masa ini anak sangat butuh pendampingan orang tuanya. Apalagi masa puber bagi mereka nggak selalu bisa dilalui dengan mudah.
Melansir Better Health berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua ketika tanda anak mulai remaja sudah muncul dan ia tampak kesulitan untuk melaluinya:
- Bicara hati ke hati pada anak dan memberikan berbagai informasi tentang pengalaman orang tua saat beranjak remaja. Ada baiknya hal ini dilakukan dari Ayah ke anak laki-laki dan Ibu ke anak perempuannya
- Lebih banyak menghormati privasi anak
- Berikan pujian yang positif mengenai prestasi, dan perilaku positif mereka.
- Tempatkan diri orang tua pada posisi anak. Cobalah mengerti bahwa tidak semua anak bisa melewati fase anak ke remaja dengan mudah
- Cobalah untuk tenang dan sabar dalam menghadapi emosi anak. Tunggu sampai anak sebelum membicarakan masalahnya. Berikan anak waktu untuk menenangkan diri
- Tetap tertarik dan terlibat dalam kehidupan anak dan selalu beri tahu mereka bahwa Ibu atau Ayah akan selalu ada jika ia butuh pertolongan atau masukan
- Banyak sharing dengan pasangan atau orang tua remaja lainnya. Berbagi kekhawatiran dan pengalaman dapat membantu menormalkan proses dan membuat kita merasa lebih didukung
- Cobalah untuk mendukung anak dalam mengekspresikan diri mereka, misalnya anak ingin potong rambut seperti idolanya dan lain sebagainya
- Jika anak memiliki jerawat dan tidak percaya diri karenanya, cobalah untuk tetap menenangkan. Apabila hal tersebut sangat mengganggu mereka, tanyakan apakah mereka ingin ke dokter dan lain sebagainya.
Ketika anak sudah mulai menginjak usia pubertas, orang tua perlu lebih mencurigai tanda anak mulai remaja seperti yang telah disebutkan di atas. Tujuannya agar anak segera mendapatkan dukungan dari orang tua dan tidak mengurung diri akibat perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
Editor: Dwi Ratih