Kesehatan

Orang Tua Wajib Tahu! Ini Ciri Fisik Pubertas Pada Anak Perempuan

Orang Tua Wajib Tahu! Ini Ciri Fisik Pubertas Pada Anak Perempuan

Memiliki anak perempuan yang sedang beranjak remaja memang terkadang membuat para orang tua harus siap akan perubahan yang terjadi kepada putri kecilnya. Perubahan ini umumnya dikenal dengan istilah pubertas atau puber.

Pada fase pubertas tiap anak akan berbeda-beda. Dilansir dari National Health Service (NHS) biasanya usia pubertas anak perempuan rata-rata dimulai dari 11 tahun. Anak perempuan bisa saja mengawali masa pubertas sebelum atau setelah usia tersebut.

Biasanya rentan umur anak perempuan mengalami pubertas di usia 8-14. Jadi kalau pubertas mereka terjadi lebih awal jangan khawatir ya, Bu. Sebaliknya, konsultasikan juga ke dokter apabila anak terlambat mengalami pubertas dalam rentan usia tersebut.

Nah, biasanya pubertas yang terjadi juga dibarengi dengan beberapa tanda. Umumnya ciri fisik pubertas pada anak perempuan ditandai dengan perubahan organ vital seperti payudara, tumbuhnya bulu pubis dan menstruasi. Tak heran dalam fase ini terkadang emosi mereka juga jadi lebih meledak-ledak.

Hal ini dikarenakan perubahan yang dipicu oleh kerja hormon pelepas gonadotropin (GnRH) dari hipotalamus pada kelenjar hipofisis anterior. Lalu apa saja ciri fisik pubertas pada anak perempuan lainnya? Serta bagaimana orang tua harus menyikapi perubahan fisik yang terjadi pada putri kecilnya yang sedang beranjak remaja? Simak ulasan berikut ini yuk, Bu.

Ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang paling umum


Anak perempuan yang sedang mengalami pubertas biasanya akan merasakan payudaranya bertumbuh, terasa sakit jika di sentuh dan mulai berkembang beberapa bulan setelahnya. Selain itu biasanya rambut pubis atau di kemaluan juga mulai tumbuh, dan beberapa gadis mungkin melihat lebih banyak rambut di kaki dan lengan mereka. Selain ciri umum tersebut, mungkin mereka juga akan merasakan perubahan lain pada tubuhnya seperti berikut ini:

  • Bentuk tubuh berubah seiring dengan bertambahnya lemak tubuh. Seperti tubuh orang dewasa, tubuh anak perempuan mulai memiliki bentuk. Hal ini bisa dilihat pada area dada, pinggul, paha, dan lengan. Selain itu, tinggi badan anak juga akan mengalami perkembangan yang pesat;
  • Timbul jerawat. Biasanya akan membuat kulit wajah mereka jadi lebih berminyak;
  • Tumbuh bulu ketiak atau bulu kaki;
  • Lebih berkeringat dan mengeluarkan bau keringat. Ibu bisa mengajarkan anak untuk rajin menggunakan deodorant;
  • Mengalami peningkatan tinggi dan berat badan yang cukup pesat; dan
  • Mengalami menstruasi pertama. Setelah ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang sudah disebutkan tadi muncul, hal lain yang harus Ibu siapkan adalah datang bulan pertamanya. Pada masa inilah anak membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.

Banyak orang tua salah menafsirkan bahwa sebenarnya ciri fisik pubertas pada anak perempuan tidak harus selalu ditandai dengan munculnya menstruasi. Perubahan fisik lain juga dianggap sebagai ciri bahwa ia sudah mengalami pubertas. 

Perubahan mood saat pubertas


Tidak hanya perubahan fisik, biasanya pada anak perempuan yang mengalami pubertas juga terjadi perubahan mood yang tak jarang membuat orang tua menjadi kebingungan. Dilansir dari Healthline dalam tahap ini, para orang tua diharapkan harus menjadi support system yang baik untuk anak perempuan mereka.

Sebab, perubahan yang terjadi pada tubuh mereka akan menjadi sebuah tantangan baru dalam memasuki fase remaja. Apalagi munculnya hormon-hormon baru pada tubuh mereka akan sangat berpengaruh pada moodnya.

Hal ini menjadi sesuatu yang penting dan harus jadi perhatian orang tua agar lebih mengerti akan perubahan yang terjadi pada fisik mereka. Pada beberapa kasus, mereka mungkin akan menjadi lebih tidak percaya diri dan tidak terima akan perubahan pada tubuhnya, sehingga orang tua harus lebih bersabar dalam menghadapi hal ini.

Di fase ini anak mulai merasa dirinya sudah dewasa. Sikap dan cara orang tua berkomunikasi dengan anak perempuannya menjadi hal yang penting yang harus diperhatikan.

Mereka akan menjadi sangat sensitif dan mudah merasa sakit hati. Sebaiknya perlakukan mereka sebagai seorang teman, lakukan pendekatan dan diskusi ringan secara perlahan.

Berikan pengertian bahwa perubahan ciri fisik pubertas pada anak perempuan ini merupakan hal yang sangat wajar dan memang dialami oleh semua anak perempuan. Ciptakan hubungan yang baik dan tingkatkan kedekatan dengan anak, sehingga orangtua bisa mendampingi di masa pubernya. 

Untuk hal ini biasanya harus banyak dilakukan oleh Ibu kepada anak perempuannya. Ibu juga bisa menceritakan bagaimana menghadapi fase pubertas saat remaja dulu. Cobalah untuk membuat anak merasa nyaman sehingga anak bisa lebih terbuka kepada orangtua secara leluasa dan tidak merasa minder akan perubahan yang terjadi pada fisiknya.

Menangani pubertas yang terlambat


Dilansir dari Healthy Children biasanya anak perempuan dikatakan terlambat mengalami pubertas jika lebih dari usia 14 tahun belum mengalami pertumbuhan pada payudara. Namun hal dianggap ini masih wajar terjadi dan biasanya dikenal dengan Constitutional Delayed Puberty.

Biasanya yang menjadi penyebabnya adalah faktor keturunan dari Ibunya. Selain itu berikut adalah faktor lain yang menyebabkan anak perempuan mengalami keterlambatan pubertas:

  1. Kelebihan berat badan atau over weight.
  2. Melakukan diet berlebih yang menyebabkan anorexia atau gangguan makan sehingga membuat tubuhnya terlalu kurus.
  3. Mengalami gangguan hormon, hal ini perlu dilakukan test menyeluruh untuk memastikan terapi apa yang cocok dilakukan.
  4. Sering melakukan aktifitas fisik seperti gymnastic, ballet dan berenang juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mereka terlambat mengalami pubertas. Meski begitu, hal ini bukan menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan ya, Bu.

Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter apabila ciri fisik pubertas pada anak perempuan Ibu dirasa ada kejanggalan dan cukup mengkhawatirkan ya!

Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih