Keluarga

Jangan Dipaksa! Intip 6 Persiapan Khusus, Ketika Anak Mau Sunat

Jangan Dipaksa! Intip 6 Persiapan Khusus, Ketika Anak Mau Sunat

Bagi umat Islam, sunat adalah sebuah hal yang wajib dilakukan khususnya bagi anak laki-laki. Selain bertujuan menjaga kebersihan alat vital, sunat juga diklaim dapat membantu mencegah risiko penyakit seperti fimosis, ISK hingga kanker.

Beberapa tahun belakangan, sunat anak laki-laki lebih disarankan dilakukan saat anak masih sangat kecil. Bahkan, ada juga anak yang sudah disunat hanya hitungan bulan setelah ia lahir, lho!

Katanya, semakin dini anak disunat maka proses penyembuhannya juga semakin cepat dan bisa mencegah anak dari risiko ISK. Berencana mengajak anak sunat dalam waktu dekat?

Ternyata ketika anak mau sunat tetap ada persiapan yang harus dilakukan orang tua ya, Bu. Utamanya, ketika anak mau sunat, orang tua juga wajib mempersiapkan mental dan kesiapan anak itu sendiri.

Apalagi, jika persiapan anak mau sunat dilakukan saat anak sudah bisa lancar berkomunikasi dengan orang tua. Dalam hal ini, persiapan anak mau sunat dari si kecil itu sendiri juga harus benar-benar siap.

Anak tidak mau sunat, jangan dipaksa!


Yup! Bagi sebagian orang, proses sunat mungkin bisa saja menimbulkan trauma. Apalagi jika si kecil sudah sering mendengar dan mendapatkan informasi dari teman atau saudaranya, bahwa sunat adalah hal yang menyakitkan.

Ia jadi terlanjur membayangkan dan ketakutan, sehingga nantinya Ibu mungkin perlu sedikit effort untuk menjelaskan mengenai proses sunat dengan sangat hati-hati pada si kecil. Kalau menurut jurnal Circumcision Information and Resources Pages dikatakan bahwa, alasan anak tidak mau sunat bisa jadi karena takut membayangkan trauma yang mungkin bisa ia alami setelah proses sunat selesai.

Anak takut merasa sakit, dan merasa bahwa luka setelah sunat bisa sangat menyiksa tubuhnya. Belum lagi setelah mendengar cerita, atau bahkan menyaksikan video bagaimana proses sunat berlangsung ia mungkin ia cari tahu, makin menambah rasa trauma tersebut.

Kalau anak sudah memberikan respon ketakutan yang berlebih, maka orang tua nggak boleh memaksa anak untuk tetap disunat ya, Bu. Memaksa hanya bisa membuat anak makin trauma.

Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah orang tua perlu memberikan pendekatan dan pengertian secara perlahan. Sampai si kecil pada akhirnya mengerti dan proses sunat berlangsung atas kemauan si kecil.

Persiapan anak mau sunat


  • Persiapkan mental anak

Yup! Menurut Dr. Sam Hackworth dari IMC Circumcision Clinic London persiapan mental sangatlah penting dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan anak mengalami trauma saat anak mau sunat. Untuk anak yang masih sangat kecil, tidak lebih dari 6 tahun, Dr Sam sangat merekomendasikan penjelasan yang sangat minim tetapi cukup spesifik.

Pokoknya usahakan agar dijelaskan secara singkat, padat dan jelas ya Bu. Hal ini karena, pada kelompok usia ini, biasanya anak-anak masih cenderung berpikir ‘hitam-putih’.

Jelaskan secara singkat bagaimana proses sunat berlangsung. Bagian mana yang akan dilakukan sirkumsisi, dan berapa derajat tingkat sakit yang akan dirasakan.

Penjelasan seperti ini bertujuan untuk menghindari anak berasumsi bahwa sunat itu sakit dan menakutkan. Jangan lupa, saat proses sunat berlangsung, usahakan agar orang tua tetap mengalihkan perhatian untuk meminimalisir rasa sakit yang nantinya akan dihadapi anak.

  • Konsultasi dengan dokter

Sangat penting berkonsultasi ke dokter sebelum memutuskan untuk menyunat si kecil. Konsultasi bisa dilakukan beberapa hari sebelum sunat dilakukan.

Gunanya, agar dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan anak secara menyeluruh. Karena, nggak semua anak bisa melakukan sunat dengan proses yang mudah.

Contohnya, pada anak berkebutuhan khusus, dokter mungkin perlu mengetahui riwayat kesehatannya terlebih dahulu secara menyeluruh. Contoh lainnya, mungkin pada anak yang bertubuh gemuk, dokter memerlukan pemeriksaan yang lebih spesifik, karena metode yang dilakukan untuk kedua kondisi ini bisa dikatakan berbeda.

Mengutip dari Circumcision Center konsultasi ini nantinya juga berguna agar dokter bisa mengetahui kemungkinan alergi obat yang mungkin dimiliki anak. Beberapa anak mungkin juga ada yang memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu seperti antibiotik dan lainnya.

  • Menjaga kondisi kesehatan anak

Selain membutuhkan kesiapan mental yang matang, kesiapan fisik anak juga harus dipersiapkan dengan baik sebelum proses anak mau sunat. Kondisi fisik anak harus benar-benar sehat.

Jika si kecil sedang sakit atau merasa lelah, jangan memaksakan untuk melakukan sunat ya Bu. Hal ini bertujuan, untuk mencegah terjadinya risiko-risiko kesehatan tertentu yang mungkin muncul.

  • Jaga kebersihan organ vital anak

Beberapa jam sebelum sunat dilakukan, usahakan agar anak mandi dan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu ya Bu. Pastikan si kecil mandi dengan bersih dan orang tua dapat membantu membersihkan organ vitalnya.

Agar lebih bersih, pastikan Ibu membersihkan dengan maksimal dengan sedikit menarik kulupnya. Segera sebelum waktu operasi, dan segera setelah operasi pastikan si kecil sudah buang air kecil terlebih dahulu ya Bu.

  • Tidak boleh dipaksa

Mengutip dari laman Rumah Sunat Dr. Mahdian kadang kala walaupun sudah melakukan pendekatan secara mental, dan menjelaskan sesingkat mungkin tentang proses sunat, si kecil bisa saja tetap nggak mau disunat. Lalu apa yang harus dilakukan?

Berikan si kecil waktu, jangan memaksa sampai ia benar-benar anak mau sunat dan sudah siap atas keinginannya sendiri. Memaksanya hanya akan membuat anak jadi lebih takut dan trauma.

Berikan contoh kasus, misalnya saat kerabat atau temannya sudah sunat, ajak anak mendengar testimoni langsung dari temannya yang sudah sunat tersebut. Biasanya, anak jadi lebih berani dan percaya diri untuk sunat jika mendengarnya dari orang lain.

  • Tetap dampingi anak

Ketika anak mau sunat, pastikan orang tua selalu ada di dekat anak untuk mendampingi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa takut yang mungkin dialami si kecil.

Orang tua wajib menemani anak mau sunat sejak proses persiapan hingga proses sunat selesai. Dalam masa penyembuhan, orang tua juga harus selalu ada dan berjaga jika si kecil membutuhkan sesuatu.

Jangan lupa, selalu berikan semangat dan apresiasi ketika si kecil sudah berhasil menyelesaikan proses sunatnya. Hal ini membuatnya makin merasa dihargai atas usaha yang telah ia lakukan.