Keluarga

Bukan Aib! Tips Menjadi Ayah Rumah Tangga Andalan Keluarga

Bukan Aib! Tips Menjadi Ayah Rumah Tangga Andalan Keluarga

Pandemi membuat sebagian orang terpaksa bekerja di rumah, tak terkecuali seorang Ayah. 

Meskipun di satu sisi Ayah mungkin bersyukur bisa bekerja di rumah dan menjadi lebih dekat dengan si kecil, namun pasti ada saja pikiran yang membuat Ayah merasa malu menjadi Ayah rumah tangga.

Apalagi stigma yang berkembang di Indonesia sejak dahulu adalah, seorang Ayah harus bekerja di luar rumah untuk menghidupi keluarga. Sementara sang istri tugasnya mengurus rumah tangga dan mengabdikan dirinya untuk keluarga di rumah.

Ayah rumah tangga dianggap bukanlah pekerjaan lumrah yang harus dilakukan oleh seorang laki-laki. Sehingga tak jarang Ayah rumah tangga dianggap merupakan sebuah aib yang tidak boleh diketahui orang banyak.

Dampaknya, jelas membuat Ayah menjadi malu dan tentunya dapat berpengaruh pada keharmonisan keluarga di rumah. Untuk itu, yuk simak tips menjadi Ayah rumah tangga berikut ini agar kepercayaan diri Ayah semakin bertambah.

Sudah siap menjadi Ayah rumah tangga?


Ayah, pernahkah kamu merasa tidak tega meninggalkan Ibu di rumah hanya berdua dengan si kecil setelah selesai melahirkan? Tentu tak ada satupun seorang Ayah yang tega menyaksikan pemandangan tersebut ya Bu.

Maka tak heran, beberapa hari setelah Ibu melahirkan banyak Ayah yang memilih untuk cuti yang memonitor pekerjaan dari rumah. Tapi ada pula Ayah yang justru memang bekerja dari rumah sejak awal menikah sehingga ia bisa menjadi Ayah rumah tangga sementara sang Ibu bekerja di luar rumah.

Melansir Healthline itu semua merupakan pilihan bagi seorang Ayah. Namun jika kamu memilih sebagai Ayah rumah tangga kamu pun harus siap menerima risiko dan juga stigma yang ada dalam masyarakat.

Akan tetapi menurut The National At-Home Dad Network sebenarnya kita tidak boleh mengecap Ayah rumah tangga tidak bekerja sama sekali di rumah. Karena ada pula Ayah rumah tangga yang justru bekerja paruh waktu atau memonitor pekerjaan kantor dari rumah sehingga bisa sekaligus mengurus rumah tangga.

Karenanya memutuskan untuk menjadi Ayah rumah tangga sejatinya memang bukan perkara mudah. Sebab, menjadi Ayah rumah tangga tentu sangat menantang bagi sebagian orang. Untuk itu penting menyiapkan mental sebelum memutuskan menjadi Ayah rumah tangga, sementara Ibu bekerja di luar rumah.

Menjadi Ayah rumah tangga tentu ada alasannya


Ada banyak alasan mengapa seorang pemimpin keluarga memutuskan untuk menjadi Ayah rumah tangga, diantaranya sebagai berikut:

  • Keputusan pribadi dengan alasan agar bisa lebih fokus merawat dan memantau tumbuh kembang si kecil. Selain itu alasan menjadi Ayah rumah tangga juga agar lebih dekat dengan keluarga;
  • Menderita penyakit kronis yang membuatnya tidak bisa bekerja full time di kantoran;
  • Kehilangan pekerjaan dan belum mendapatkan penggantinya; dan
  • Ingin menjaga keharmonisan keluarga, karena pekerjaan bisa dipantau di rumah.

Tips menjadi Ayah rumah tangga yang baik


Melansir Parents menjadi Ayah rumah tangga memang bukanlah perkara mudah ya Bu. Apalagi kalau harus ‘baper’ dengan stigma yang ada di masyarakat. Untuk itu, berikut adalah tips menjadi Ayah rumah tangga yang baik dan anti-baper:

1. Mau berdamai dengan stereotip dan stigma dalam lingkungan


Menjadi Ayah rumah tangga nggak segampang yang kamu kira ya Bu. Apalagi seorang Ayah identik dengan sosok yang harus keluar rumah untuk mencari nafkah.

Kalau kamu ingin menjadi Ayah rumah tangga, ada baiknya berdamai terlebih dahulu dengan stereotip dan stigma yang ada. Sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap psikologis Ayah nantinya.

Menghadapi pandangan negatif ini bisa sangat sulit bagi beberapa laki laki dan tekanan sosial dapat membuat mereka justru malah ingin kembali ke tempat kerja. Ayah yang tinggal di rumah terkadang salah digambarkan sebagai orang yang malas, tidak tahu apa-apa, atau kurang maskulin.

Stereotip berbahaya ini dapat memengaruhi perasaan dan dapat menyebabkan rasa malu atau kecemasan. Jadi, penting untuk berdamai terlebih dahulu dengan hal ini agar tujuan mulia menjadi Ayah rumah tangga bisa berjalan dengan lancar tanpa paksaan.

2. Cari teman berbagi cerita dengan kondisi yang sama


Setidaknya kamu bisa berbagi cerita dengan orang lain selain pasangan agar ia bisa memberikan segala nasehat yang bisa membantu kamu menentukan pilihan untuk menjadi Ayah rumah tangga. Apalagi Ayah rumah tangga terkadang merasa terisolasi setelah sebelumnya bisa bebas melakukan segala aktifitas di luar rumah.

Ini merupakan sebuah adaptasi baru yang perlu kamu lakukan agar tujuan menjadi Ayah rumah tangga tetap bisa terlaksana dengan baik.

3. Anti ‘kikuk’ menunggu si kecil bersekolah


Biasanya orang yang paling sering menunggu dan mengantarkan si kecil ke sekolah adalah seorang Ibu. Tapi bagaimana jika hal ini dilakukan oleh Ayah?

Bahkan semua murid saat itu kebanyakan diantar oleh Ibunya, membuat Ayah menjadi satu-satunya laki laki yang mengantar anak ke sekolah setiap hari. Nggak perlu khawatir, kamu bisa menghindari perkumpulan bersama para Ibu ini dengan memisahkan diri.

Kamu bisa tetap ikut bergabung, tapi usahakan jangan terlalu banyak menanyakan suatu hal. Cukup perhatikan dan tanyakan jika ada hal yang perlu ditanyakan. Ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para Ibu-Ibu di sekolah si kecil.

4. Tetap jadwalkan me time


Setelah melakukan segala aktifitas rumah tangga, Ayah tentu bisa merasakan burn out layaknya Ibu. Nggak ada salahnya untuk menjadwalkan waktu me time tiap beberapa minggu sekali agar pikiran menjadi lebih jernih ya Ayah!

5. Jangan ragu meminta bantuan


Menjadi Ayah rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan pada orang terdekat jika kamu kewalahan mengurus rumah dan si kecil ya Ayah.

Menjadi Ayah rumah tangga bukanlah keputusan mudah dan tidak gampang dilakukan. Karenanya, usahakan untuk mempertimbangkan hal ini dengan matang ya Ayah.

Jangan sampai kamu malah menjadi stress karena merasa tidak bisa menghandle segala pekerjaan di rumah. Ketahuilah sejatinya menjadi Ayah rumah tangga bukanlah sebuah aib melainkan merupakan sebuah pekerjaan yang mulia.

Editor: Dwi Ratih