Keluarga

Cara Isolasi Mandiri Di Rumah Agar Tak Menulari Keluarga

Cara Isolasi Mandiri Di Rumah Agar Tak Menulari Keluarga

Kasus Covid 19 di Indonesia terutama di Jakarta saat ini sedang meningkat tajam. Hal ini otomatis membuat jumlah tempat tidur di Jakarta semakin menipis dan tak mampu menampung pasien.

Di Rumah Sakit Darurat Covid 19 Wisma Atlet pun sudah banyak sekali pasien yang mengantre untuk masuk dan mendapat perawatan. Dikutip dari Instagram @pandemictalks kasus harian Indonesia per tanggal 20 Juni 2021 menembus angka 13.737 kasus.

Di Jakarta sendiri dalam tiga hari belakangan kasusnya pun memburuk, dengan total 5.582 kasus. Virus ini pun semakin ganas dan bisa menyerang siapa saja termasuk anak dan balita.

Tercatat tanggal 20 Juni 2021 kemarin, kasus remaja (6-18 tahun? yang positif mencapai 655 kasus sementara anak-anak (0-5 tahun) mencapai 244 kasus. Hal ini jelas membuat banyak rumah sakit kewalahan menampung pasien sehingga pasien dengan gejala ringan diminta untuk isolasi mandiri di rumah.

Selain itu protokol isolasi mandiri dikeluarkan pemerintah dengan tujuan untuk mengurangi penularan Covid-19. Apalagi virus ini mudah sekali menyebar dan dapat menyebabkan gejala yang berat dan berakibat fatal.

Nah, apa saja protokol isolasi mandiri di rumah dengan fasilitas minim yang bisa dilakukan? Simak artikel berikut ini yuk Bu. Biar tahu cara isolasi mandiri di rumah yang tepat walau dengan fasilitas yang minim.

Syarat isolasi mandiri di rumah


Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) protokol isolasi mandiri di rumah tidak diperuntukan bagi semua orang. Biasanya isolasi mandiri hanya diperuntukan bagi mereka yang memiliki gejala ringan atau pun orang tanpa gejala (OTG).  Berikut adalah orang-orang yang disarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah:

  • Terkonfirmasi positif COVID-19 dengan tes PCR, tapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan.
  • Memiliki salah satu dari gejala Covid 19 yang ringan, seperti batuk, demam, atau sakit tenggorokan yang bisa diatasi di rumah, dan tidak memiliki komorbid atau penyakit bawaan penyakit jantung, diabetes, hipertensi, atau penyakit paru yang kronis.
  • Tinggal satu atap atau pernah kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid 19.
  • Sedang menunggu hasil swab PCR negatif. Namun tidak memiliki gejala.
  • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah yang endemis Covid 19 (baik di dalam maupun di luar negeri) kurang lebih dalam 14 hari terakhir.
  • Dikutip dari Instagram Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan @aniesbaswedan apabila sudah terkonfirmasi positi sebaiknya individu tanpa gejala melapor ke Puskesmas sesuai domisilinya. Nantinya, petugas akan mengarahkan individu tersebut ke lokasi isolasi terkendali, terutama apabila rumah mereka tidak memungkinkan untuk dilakukan isolasi.

Perlengkapan wajib saat isolasi mandiri di rumah


  • Perlengkapan pribadi seperti pakaian, selimut, alat kebersihan dan kebutuhan lainnya;
  • Perlengkapan ibadah;
  • Obat-obatan pribadi; dan
  • Perlengkapan lain untuk mengisi kegiatan isolasi mandiri di rumah. Misalnya seperti handphone, laptop, buku, makanan ringan dan lainnya. Pastikan perlengkapan ini milik sendiri dan bukan sharing dengan keluarga ya Bu.

Protokol isolasi mandiri yang perlu disiapkan


Mengingat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit terutama di Jakarta sudah semakin minim, maka pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI memberikan 7 panduan cara isolasi mandiri di rumah sebagai berikut:

  1. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas pakai di tempat yang ditentukan.
  2. Jika sakit (ada gejala demam, flu, dan batuk), maka tetap berada di rumah. Jangan pergi bekerja, sekolah, ke pasar, atau ke ruang publik untuk mencegah penularan masyarakat.
  3. Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya, dan jaga jarak dari anggota keluarga.
  4. Cek suhu gejala secara rutin, seperti mengecek suhu harian, batuk, dan sesak napas. Hindari juga pemakaian peralatan makan, alat mandi, dan tempat tidur dengan keluarga yang tidak sakit.
  5. Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun, dan air yang mengalir serta lakukan etika batuk dan bersin.
  6. Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan. Selalu berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi, kurang lebih selama 15-30 menit.
  7. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut, seperti sesak napas dan demam tinggi, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Do and don’ts saat isolasi mandiri


Do:

  • Tetap di dalam kamar, manfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat;
  • Cuci tangan menggunakan sabun sesering mungkin;
  • Gunakan masker dengan benar (bila perlu dilapis) saat keluar kamar atau ruangan;
  • Jaga kebersihan kamar dan rutin disinfeksi lingkungan kamar dan tempat yang sering disentuh; 
  • Melaporkan kondisi kesehatan setiap hari dengan tenaga medis melalui Whatsapp atau telepon; dan
  • Melakukan aktivitas individual positif yang dilakukan secara mandiri atau daring misalnya seperti menonton film, membaca buku, beribadah, senam dan lainnya.

Don’ts:

  • Jangan keluar dari kamar atau tempat isolasi lainnya;
  • Dilarang menerima tamu atau keluarga dalam satu kamar;
  • Jangan menggunakan peralatan atau barang bersama dengan orang yang negatif;
  • Melakukan aktifitas yang membuat gadung orang lain;
  • Dengan sengaja melepas masker dan keluar kamar untuk bertemu anggota keluarga lain; dan
  • Dilarang merokok! Sebab merokok hanya dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien.

Kapan isolasi mandiri berakhir?


  1. Ketika sudah melewati 10-14 hari isolasi mandiri dengan hasil RT-PCR negative.
  2. Telah mendapatkan surat selesai isolasi mandiri dari petugas kesehatan pemantau kondisi harian.
  3. Sudah melaporkan kondisi ke Puskesmas sesuai domisili.

Namun perlu diingat ya Bu, kondisi Jakarta sedang tidak baik-baik saja jadi walau kondisi yang sudah negatif kita tetap harus menerapkan perilaku hidup bersih sehat dan cara aman keluar-masuk rumah. Selain itu jangan lupa menerapkan 5 M yakni, memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas.

Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih