Keluarga

Hindari Pola Asuh Anak ala Snowplow Parents: Selalu Memecahkan Masalah Anak

Hindari Pola Asuh Anak ala Snowplow Parents: Selalu Memecahkan Masalah Anak

Saat ini, pola asuh anak snowplow parents tengah menjadi tren. Para ahli berpendapat, tren pola asuh anak ala snowplow parents didukung oleh media yang mengafirmasi para orang tua agar fokus dan terlibat aktif dalam kehidupan anaknya.

"Generasi orang tua ini --  entah kita ingin menyebutnya snowplow parents, helicopter parents, atau lawnmower parents -- menjadi orang tua di zaman penuh kecemasan. Apalagi dengan adanya pemberitaan terus-menerus selama 24 jam dan media sosial yang mengingatkan kita tentang segala kejadian buruk di dunia," - Dr. Carla Naumburg, pekerja sosial klinis di Newton, Massachusetts.

Jessica Lahey, penulis The Gift of Failure: How the Best Parents Learn to Let Go So Their Children Can Succeed, juga merasa bahwa media menciptakan pola asuh anak semacam ini. "Media membuat kami percaya bahwa anak-anak kami berada dalam bahaya sepanjang waktu dengan bahaya yang mendekat dari semua sisi," kata Lahey.

Selain media, kecanggihan teknologi juga mendukung orang tua menjadi snowplow parents. Dengan adanya akses media sosial dan internet, snowplow parents bisa lebih mudah memantau aktivitas anaknya, melayangkan protes ke pihak sekolah, bahkan tempat anaknya bekerja.

Emma Waverman, ibu dari 3 anak yang merupakan penulis dan blogger di Today’s Parent menuturkan, snowplow parents, diambil dari istilah snow plow atau ‘alat bajak salju’, memiliki arti harafiah mirip dengan fungsi alat tersebut: ingin menyingkirkan salju atau segala rintangan yang menghalangi jalan.

Begitu pun dengan pola asuh snowplow parents, secara umum adalah orang tua yang sangat menyayangi anaknya. Saking sayangnya, mereka ingin memastikan kesuksesan anaknya, membantu setiap permasalahannya, dan menyingkirkan halangan apapun yang bisa mengganggu jalan kehidupan si anak.

Sekilas terlihat tidak ada yang salah kan, Ibu? Tapi sebenarnya, pola asuh anak semacam ini bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang negatif bagi si anak. Orang tua memegang peran penting dalam mendidik dan membesarkan anak, sehingga tiap langkah yang diambil akan sangat berpengaruh. Snowplow parents bisa menyebabkan anak tidak pernah merasakan kesulitan sama sekali dan minim kemampuan pemecahan masalah. Karena, semua permasalahan mereka diselesaikan oleh orang tua.

Emma mendefinisikan snowplow parents sebagai orang yang terus-menerus menghapuskan rintangan dari kehidupan anak-anak mereka. Mereka adalah tipikal orang tua yang berhasrat untuk memastikan kesuksesan masa depan anak mereka dan siapa pun atau apa pun yang menghalangi harus segera disingkirkan.

Heather Marcoux dari Motherly menuturkan, jika Ibu melakukan segalanya untuk anak, maka Ibu sama saja telah merampas daya tahan anak dan menghilangkan naluri anak untuk bisa hidup mandiri serta bertanggung jawab.

5 Hal yang Bisa Ibu Pelajari dari Pola Asuh Anak ala Snowplow Parents

  1. Biarkan anak belajar dari kegagalan

    Kegagalan adalah pelajaran kehidupan terbaik. Ibu, biarkanlah anak-anak merasakan kegagalan, tidak berhasil menang sebuah kompetisi, rasa kecewa karena mendapatkan nilai yang tidak memuaskan, dan sebagainya. Kelak, kegagalan ini akan menjadi pengantar kesuksesan anak.

  2. Berani katakan “tidak”

    Terkadang, mungkin ada Ibu yang merasa sangat sulit untuk menolak permintaan anak dan berkata “tidak”. Justru di situ hikmahnya, ketika Ibu mengatakan “tidak”, anak akan belajar untuk menerima penolakan, dan belajar memproses emosi. Ini adalah proses belajar yang berharga.

    Ilene S. Cohen, Ph.D., seorang psikoterapis, mengatakan bahwa ketika orang tua berkata tidak, anak akan belajar untuk toleransi dan mengelola ketidaknyamanan dalam hidup. Seiring waktu, anak bisa mengembangkan masalah kontrol impuls dengan lebih baik.

  3. Sebanding dalam memberikan pujian atau apresiasi

    Berikan semangat pada anak ketika Ia sedang menyelesaikan pekerjaan rumahnya, atau belajar untuk mengikuti lomba. Selain semangat, Ibu juga perlu memberikan pujian atau apresiasi yang sebanding dengan usaha anak. Biarkan dia mencoba berkali-kali, berusaha lebih keras, mengorbankan waktu dan tenaga untuk mempelajari hal baru, lalu berikan reward agar anak merasa perjuangannya worth it.

  4. Berikan tanggung jawab yang proporsional bagi anak

    Latih anak untuk belajar bertanggung jawab lewat tugas-tugas kecil yang Ibu berikan di rumah. Seperti, meletakkan piring yang sudah dicuci pada tempatnya, membereskan tempat tidur, dan sebagainya. Tugas-tugas semacam ini akan melatih anak untuk belajar bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, meski terlihat kecil.

  5. Kondisikan anak untuk berpikir secara proaktif

    Seperti yang ditulis Dr. Laura Markham untuk Motherly sebelumnya, Ibu tidak bisa hanya menyuruh anak berbuat sesuatu, tetapi Ibu juga perlu menstimulasi anak berpikir apa yang akan dilakukan. Jangan ingatkan anak apa yang harus dilakukannya, tapi tanyakan apa yang harus dia lakukan untuk melanjutkan aktivitas.

    Misalnya, alih-alih memborbardir anak yang akan berangkat sekolah dengan pertanyaan, “Ranselnya sudah disiapkan? Sudah pakai sepatu? Bekal makan jangan lupa!”, Ibu bisa memancing dengan pertanyaan, “Kakak sudah mau berangkat sekolah, kira-kira apa saja ya, yang harus disiapkan?'" Tujuannya untuk membuat anak tetap fokus pada kegiatannya.

4 Efek Buruk Pola Asuh Anak ala Snowplow Parents

Ada 4 efek buruk dari pola asuh anak semacam ini yang harus Ibu perhatikan;

  1. Kesulitan mengatasi frustrasi

    Pola asuh anak snowplow parents biasanya akan menyebabkan anak tidak terbiasa dengan kegagalan dan ketidaknyamanan, sehingga lebih mudah merasa frustrasi. Kesulitan mengatasi frustrasi ini akan terus-menerus terjadi.

  2. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk

    Problem solving skill merupakan salah satu kemampuan yang sangat krusial bagi anak, khususnya ketika sudah dewasa. Snowplow parents berpotensi menyebabkan anak kesulitan memecahkan masalahnya sendiri, karena tidak mandiri dan orang tua terlalu mengintervensi untuk menyelesaikan masalah anak.

  3. Kurangnya self-efficacy

    Self-efficacy adalah kepercayaan seseorang akan kemampuannya sendiri untuk sukses dalam melakukan sesuatu. Anak-anak korban pola asuh snowplow parents akan memiliki self-efficacy yang rendah dan cenderung pesimis atau tidak yakin dengan kemampuannya sendiri.

  4. Kecemasan meningkat

    Jangan sepelekan snowplow parents, jenis pola asuh anak ini bisa meningkatkan kecemasan pada anak ketika sedang menghadapi situasi yang tidak nyaman atau masalah yang tidak bisa dipecahkan sendiri.

4 Cara agar Ibu Tidak Terjebak dalam Pola Asuh ala Snowplow Parents

Ada 4 cara agar Ibu tidak menjadi snowplow parents, apa saja?

  1. Kendalikan kecemasan

    Pentingnya orang tua melakukan strategi manajemen emosi, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga agar bisa menjadi role model bagi anak. Dengan mengendalikan kecemasan, Ibu bisa lebih tenang dalam menghadapi anak dan tidak melakukan banyak intervensi. Fokuslah pada pendidikan mental dan kedewasaan anak. Ada beberapa cara untuk mengatasi kecemasan; berlatih yoga, mempraktikkan deep breathing, dan sebagainya.

  2. Lebih berempati

    Tempatkan posisi Ibu sebagai teman bagi anak, dengarkan cerita dan keluh kesahnya, tetapi jangan langsung bertindak untuk menyelesaikan permasalahannya.

  3. Tanyakan apa yang ingin dilakukan oleh anak

    Jangan langsung berikan nasehat. Ibu bisa mencoba untuk menanyakan pada anak, apa yang ingin dia lakukan terkait masalah ini? Hal tersebut akan membuatnya berpikir dan mencoba mencari jalannya sendiri. Biarkan anak mengambil keputusan secara mandiri.

  4. Jadilah orang tua bijak

    Persiapkan kedewasaan anak dengan memberikan ruang serta kesempatan bagi mereka untuk berpikir secara mandiri, serta memecahkan masalah untuk diri mereka sendiri. Hargai anak untuk belajar dan berproses dalam menjalani kehidupannya. Dampingi dan berikan saran, namun jangan mendikte setiap langkahnya.

Bagaimana, Bu? Sudah dapat gambaran kan tentang pola asuh anak ala snowplow parents? Jangan sampai menerapkan pola asuh anak seperti ini ya, kenali dampaknya dan berikan anak ruang gerak untuk belajar dan mendewasa secara alami.

(Yusrina)