Keluarga

Ibu Juga Manusia, Benarkah Ibu Tidak Boleh Sakit?

Ibu Juga Manusia, Benarkah Ibu Tidak Boleh Sakit?

Kalimat Ibu tidak boleh sakit sering digaungkan oleh masyarakat. Pasalnya, Ibu mengerjakan banyak pekerjaan rumah sekalipun seorang Ibu bekerja. Ibu juga mendapat julukan super mom karena dianggap memiliki keahlian multitasking.

Faktanya, yang Ibu lakukan bukanlah multitasking, melainkan juggling dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya. Bahkan, Ibu bekerja, berisiko mengalami double burden. Sampai disini tampaknya Ibu adalah sosok yang perkasa dimana Ibu tidak boleh sakit.

Anggapan Ibu tidak boleh sakit ini sudah dilanggengkan oleh masyarakat, bahkan oleh diri Ibu sendiri. Kalimat Ibu tidak boleh sakit secara tidak langsungpun pada akhirnya sudah mendoktrin Ibu. 

Kalimat Ibu tidak boleh sakit mendorong Ibu tidak boleh tampak lemah. Padahal, banyaknya tugas membuat Ibu rentan mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental.

Kalimat Ibu tidak boleh sakit seharusnya tidak boleh dinormalisasi. Kenapa kalimat Ibu tidak boleh sakit  tidak boleh dinormalisasi? Yuk, coba kenali kondisi Ibu kenapa Ibu layak untuk istirahat!

Jika jadi Ibu tidak boleh sakit, lalu bagaimana?


Bicara Ibu tidak boleh sakit bukan hanya merujuk pada kondisi tubuh. Ibu tidak boleh sakit seolah membuat Ibu tidak boleh mengeluh kelelahan. Ketika Ibu merasa tak berdaya dan hendak mengambil obat atau sekadar rebahan, tiba-tiba kalimat Ibu tidak boleh sakit menghantui pikiran. 

Karena Ibu tidak boleh sakit, tidak jarang Ibu memaksakan diri untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya walaupun kondisi tubuh sedang tidak fit. Faktanya, Ibu hanyalah manusia biasa, bisa mengalami sakit dan berhak mengeluh. 

Ibu mengurus rumah dan mengasuh anak dengan tingkah polahnya membuat energi Ibu terkuras. Kondisi inilah yang membuat Ibu berpotensi mengalami parental burnout. Dikutip dari Healthline, parental burnot menurut seorang Neurologist dari Orlando Health, Dr.Puja Agarwal, dapat menghasilkan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dirasakan seseorang akibat stres kronis dalam mengasuh anak.

Lebih lanjut, menurut Michaela Decker, seorang terapis pernikahan dan keluarga menjelaskan bahwa burnout merupakan hasil dari stress berkepanjangan, dimana tuntutan yang diberikan kepada seseorang melebihi kemampuan mereka untuk memenuhi harapan. Tentunya ketika Ibu mengalami parental burnout, Ibu perlu istirahat dan merawat diri agar tidak mudah sakit, dan itu bukan berarti bahwa Ibu tidak boleh sakit. 

Ketika tanda-tanda lelah menghampiri, Ibu hanya perlu menerima kenyataan kalau Ibu harus istirahat, dan Ibu boleh sakit. Jadi, sebaiknya hempaskan kalimat Ibu tidak boleh sakit yang selalu menghantui tersebut ya, Bu!

Kapan Ibu harus istirahat?


Kenali sinyal tubuh Ibu kapan waktunya istirahat. Dikutip dari Kinun Plugged, terdapat tanda-tanda Ibu butuh istirahat yang sangat penting menjadi perhatian untuk Ibu:

  • Kekosongan emosional: Ketidakmampuan nyata merasakan emosi terkait yang terjadi di sekitar Ibu. Ibu seolah tidak bisa mengumpulkan emosi yang kuat seperti empati.
  • Sering sakit: Tubuh Ibu memberikan sinyal ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, baik itu secara fisik maupun mental. 
  • Mudah tersinggung: Tiba-tiba Ibu begitu sensitif dan mudah merasa jengkel daripada sebelumnya
  • Rumah tampak berantakan: Rumah yang berantakan bisa jadi menggambarkan perasaan Ibu. 
  • Bersikap agresif secara verbal terhadap anak: Ibu kehilangan kesabaran dengan anak dan berbicara pada anak dengan nada tinggi. 
  • Timbul perasaan benci pada anak: Ibu merasa kesal ketika memiliki anak dan merasa kesal dengan tanggung jawab Ibu.
  • Produktivitas menurun: Ibu hanya bisa menyelesaikan pekerjaan sangat sedikit dari daftar tugas yang Ibu buat. 
  • Insomnia: Ibu merasa lelah dan butuh tidur, namun itu tidak bisa tidur. 
  • Enggan melakukan interaksi sosial karena merasa kelelahan: Ibu memilih tetap berbaring di kasur daripada bertemu dengan orang lain atau keluarga. 
  • Pesimis terhadap apapun: Ibu merasa tidak ada harapan, tidak ada yang membuat Ibu bahagia

Kalau Ibu boleh sakit, apa yang harus dilakukan?


Ibu boleh saja menyandang gelar “super mom,” tapi bukan berarti Ibu tidak butuh bantuan, karena Ibu manusia yang punya keterbatasan. Oleh karena itu, dikutip dari March of Dimes, terdapat beberapa hal yang bisa Ibu lakukan agar Ibu tidak kelelahan :

1. Berbagi pekerjaan mengasuh anak dengan pasangan di malam hari

Aturlah jadwal berbagi tugas memberi susu, mengganti popok, dan menyendawakan anak dengan pasangan. 

2. Manfaatkan tawaran menjaga bayi

Terimalah tawaran dari teman atau anggota keluarga untuk merawat bayi agar Ibu bisa tidur siang. 

3. Jika Ibu mampu, pekerjakan perawat bayi

Pertimbangkan untuk mempekerjakan pengasuh anak agar Ibu bisa menyelesaikan pekerjaan lainnya

Merawat diri  adalah manusiawi


Merawat diri  bukanlah dosa, itu manusawi. Ibu berhak untuk self care, me time dan sebagainya. Ibu berhak bahagia jiwa dan raga. Ketika Ibu melakukan self care, bukan berarti selfish. Ketika Ibu sakit dan beristirahat, Ibu tidak perlu merasa guilty. Dikutip dari Motherly,  berikut adalah strategi tips self-care yang bisa Ibu lakukan dan komunikasikan dengan pasagan :

1. Berdamailah dengan rasa bersalah Ibu

Beberapa Ibu memang menolak untuk meluangkan waktu untuk me time karena merasa bersalah jika tidak menghabiskan waktu bersama keluarga, padahal Ibu tidak semestinya merasa bersalah karena Ibu butuh ruang untuk diri sendiri. 

2. Kumpulkan apa saja tentang diri dan hal yang Ibu butuhkan

Ketahuilah apa yang Ibu perlukan untuk memilki pekan yang baik. Mulailah melacak apa yang membuat hari-hari Ibu menyenangkan. Carilah hal-hal yang mendukung kesehatan Ibu, misalnya :

  • Tidur : Apakah tidur Ibu dalam seminggu cukup baik? Bagaimana tindakan yang dapat meningkatkan kualitas tidur Ibu?
  • Stress : Apa yang membuat Ibu cenderung stress dan bagaimana Ibu meminimalisir stress?
  • Manajemen waktu : Apa praktik terbaik Ibu dalam manajemen waktu? Aktivitas apa saja yang menjadi pertanda memulai dan mengakhiri hari Ibu?
  • Family time : Apa kesempatan terbaik agar terhubung dengan keluarga selama seminggu sibuk bekerja? Bagaimana Ibu merencanakan waktu-waktu untuk prioritas keluarga? 

3.Visualisasikan momen-momen self-care yang Ibu harapkan

Visualisasikn secara realistis dan nyata apa yang dapat Ibu lakukan untuk memanjakan diri Ibu, misalnya mandi yang lama, bermeditasi, melukis, nonton film dsb. Pastikan Ibu merealisasikannya.

4. Berinvestasi pada diri sendiri

Ibu perlu berinvestasi pada diri sendiri seperti ikut kelas olahraga, kencan malam, atau menjalani terapi. 

5. Berkencan dengan diri sendiri


Ibu bisa meminta pertolongan dari anggota keluarga lain atau pengasuh untuk membawa anak-anak selama beberapa jam. Kemudian, Ibu bisa menggunakan waktu tersebut untuk kencan dengan diri sendiri seperti makan di luar, tidur siang, bahkan berjalan-jalan santai di sekitar rumah.

Gimana bu, masih percaya kalau Ibu tidak boleh sakit? Ibu boleh sakit dan mengambil waktu untuk istirahat dan merawat diri. Ibu hanya perlu mengomunikasikan apa yang Ibu butuhkan dan rasakan kepada pasangan agar mendapatkan hak Ibu untuk istirahat. Selamat istirahat ya bu!

Editor: Aprilia