Keluarga

Mencegah Anak Jadi Korban Bullying: Waspadai dan Kenali Tanda-tandanya!

Mencegah Anak Jadi Korban Bullying: Waspadai dan Kenali Tanda-tandanya!

Bullying adalah tindakan yang mengarah pada kekerasan verbal maupun non-verbal. Bullying bisa berupa ancaman, ejekan, pukulan, teror, dan sebagainya. Bullying bisa terjadi pada siapa saja, namun yang paling banyak terjadi adalah anak yang mem-bully anak lainnya. Hal ini patut diwaspadai, apalagi jika buah hati Ibu sudah mulai masuk sekolah, maka peluang terjadinya bullying akan menjadi lebih besar.

Lantas, bagaimana caranya untuk mencegah anak jadi korban bullying? Seperti apa pula tanda-tandanya? Simak selengkapnya berikut ini.

Macam-macam Bullying

Bullying bisa berupa tindakan yang mengancam dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Ada 5 macam bullying, yaitu physical, verbal, relational, perusakan, dan cyberbullying. 

1. Physical bullying adalah tindakan yang menggunakan fisik seperti, memukul, mencubit, menyandung, menendang, mendorong, menjambak, meludahi, dan tindakan yang menggunakan fisik lainnya. 

2. Bullying secara verbal bisa berupa tulisan-tulisan atau komentar yang bertujuan untuk menyakiti, seperti mengejek dan mengancam. Memanggil dengan julukan atau sebutan yang bukan nama juga termasuk bullying secara verbal. 

3. Sedangkan relational bullying bisa berupa pencemaran nama baik, menyebarkan hal-hal privasi, mengabaikan, dan tindakan lain yang bertujuan untuk merusak reputasi seseorang. 

4. Bullying juga bisa berupa tindakan perusakan barang, seperti merusak alat sekolah, mencuri, atau menghapus catatan di buku. 

5. Kemudian cyberbullying adalah tindakan bullying lewat HP, tablet, atau PC. 

Tanda-tanda Anak Menjadi Korban Bullying

Cara mencegah anak menjadi korban bullying bisa Ibu lakukan dengan mengenali tanda-tandanya lebih awal. Ajaklah anak untuk bercerita tentang aktivitasnya di sekolah hari itu. Tanamkan pada si kecil bahwa jika ia diganggu atau merasa terancam, segera katakan pada Ibu atau guru-guru di sekolah.

Berikut ini adalah tanda-tanda anak menjadi korban bullying.

  1. Anak tidak bisa menjelaskan penyebab bekas luka (memar, goresan, dan lain-lain) yang ada di tubuhnya.
  2. Sering kehilangan barang.
  3. Seragam atau buku-bukunya tiba-tiba rusak.
  4. Enggan pergi ke sekolah.
  5. Terlihat takut atau cemas ketika bepergian.
  6. Tiba-tiba mengubah rute perjalanan menuju atau pulang sekolah.
  7. Kehilangan minat belajar.
  8. Nilai tiba-tiba menurun.
  9. Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut, kelelahan.
  10. Malas makan atau nafsu makannya menurun.
  11. Kesulitan tidur dan sering mimpi buruk.
  12. Mengasingkan diri tanpa sebab.
  13. Tidak punya teman.

Cara Mencegah Anak Jadi Korban Bullying

Bila anak menunjukkan tanda-tanda seperti di atas, segera lakukan beberapa cara berikut ini untuk mencegah anak jadi korban bullying.

1. Dengarkan kisahnya

Cara mencegah anak jadi korban bullying yang pertama adalah, dorong anak untuk menceritakan segalanya pada Ibu. Dekati dan katakan padanya bahwa ia boleh menceritakan apa pun pada Ibu. Ketika anak sudah mulai bercerita, dengarkan keseluruhan kisahnya terlebih dahulu sampai selesai sebelum meresponnya.

2. Berterima kasih pada anak karena mau bercerita

Setelah anak tuntas bercerita, ucapkan terima kasih padanya karena sudah mau percaya dan menceritakan semuanya pada Ibu. Hal ini dapat membuat anak merasa aman selama ada Ibu di sampingnya. Katakan padanya bahwa ia sudah melakukan hal yang benar. Yakinkan ia bahwa bullying itu bukanlah kesalahannya. Perlakuan seperti ini dapat menumbuhkan kepercayaan dan pikiran pada anak bahwa Ibu mampu mencegah anak jadi korban bullying, sehingga anak akan merasa tenteram. 

3. Jangan tersulut emosi

Melihat anak kesayangan diperlakukan sedemikian rupa oleh orang lain tentu membuat Ibu geram. Namun, jangan sampai tersulut emosi, apalagi sampai menghubungi orang tua anak pelaku bullying. Hal ini justru akan memperburuk keadaan. Sebaiknya Ibu juga tidak mendorong anak untuk membalas perlakuan tersebut. Secara tidak langsung, anak menjadi tidak ada bedanya dengan pelaku bullying. Namun di sisi lain, jangan menyuruh anak untuk mengabaikannya. Yang terpenting adalah, anak harus menceritakan semuanya pada Ibu.

4. Bangun mental anak

Alih-alih mendorong anak untuk membalas, sebaiknya Ibu mulai melatih mentalnya perlahan-lahan. Dorong si kecil agar tidak diam saja ketika di-bully. Melawan dan membalas adalah dua hal yang berbeda. Ajarkan pada anak untuk berani melawan ketika di-bully, namun tidak sampai membalasnya. Hal ini adalah kunci untuk mencegah anak jadi korban bullying, sekaligus membangun karakter anak menjadi lebih kuat.

5. Komunikasikan pada pihak sekolah

Bila peristiwa bullying terjadi di lingkungan sekolah, Ibu bisa mencegah anak jadi korban bullying dengan meminta bantuan pihak sekolah. Ibu berhak untuk melapor bahwa anak mengalami bullying di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk belajar. Dengan demikian, pihak sekolah dapat membantu memberikan solusi dan melakukan upaya agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

6. Pantau secara berkala

Meski sepertinya sudah berakhir, terkadang bullying adalah tindakan yang tidak bisa dihentikan begitu saja. Pelaku bisa saja merasa kesal dan merencanakan tindakan bullying berikutnya. Ibu harus bisa mencegah anak jadi korban bullying lagi dengan cara memantaunya secara berkala. Ibu juga harus menyemangati anak dan mendorongnya untuk melawan jika di-bully lagi.


Dengan melakukan cara-cara di atas, Ayah dan Ibu dapat membantu mencegah anak jadi korban bullying. Entah di sekolah, lingkungan tetangga, atau di mana pun, bullying adalah tindakan yang buruk. Setiap anak tidak boleh mengalami bullying dalam bentuk apa pun. Maka dari itu, Ibu bisa mencegah anak jadi korban bullying dengan mendekatkan diri pada anak, mendengar ceritanya, dan mengajaknya menemukan solusi seperti yang tertulis di atas.


Editor: Atalya