Kecerdasan Sandy Clash of Champions Jadi Inspirasi Dukung Anak Berpreastasi
Tiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang cerdas dan berprestasi. Seperti layaknya salah satu peserta Ruangguru Clash of Champions, Sandy Kristiani Waluyo.
Sandy Clash of Champions sendiri, merupakan mahasiswa Indonesia yang tercatat masih aktif mengenyam pendidikan di National University of Singapore (NUS) angkatan 2023. Nggak main-main, Sandy sendiri mendapatkan beasiswa penuh berkat prestasinya di bidang akademik dan olimpiade.
Beasiswa tersebut didapatkan oleh Sandy melalui beasiswa Indonesia Maju yang merupakan program Kemendikbud. Sandy Clash of Champions sendiri dikenal berkat IPKnya yang sempurna yaitu 5.00/5.00 di NUS, didukung dengan segudang prestasinya dalam olimpiade matematika.
Kesuksesannya ini, menjadi inspirasi bagi banyak orang tua yang ingin tahu mengenai bagaimana pola asuh orang tua Sandy, sehingga dirinya bisa sukses dan berprestasi seperti sekarang. Simak ceritanya berikut ini yuk!
Orang tua jadi role model dan memberikan contoh positif

Sebagai salah satu peserta yang berprestasi, Sandy Clash of Champions mengaku sebelum berada di titik sekarang, ia juga pernah mengalami rasa bosan dan malas belajar saat masih kecil. Apalagi kebanyakan anak-anak masih belum memiliki minat mengenai ketertarikan belajar secara alami.
Sandy mengaku ketertarikan belajar itu nggak langsung ia contoh dari orang tuanya. Ketertarikan belajar itu muncul dari diri sendiri, meski tak dipungkiri pada awalnya ada rasa malas yang menghantui.
“Tapi habis itu orang tua push aku, ngasih exposure dan bimbingan seperti kalau misalnya menang lomba bisa dapat beasiswa. Dari beasiswa kamu bisa mendapatkan karier yang menjulang tinggi dan sebagainya,” kata Sandy, dengan santai menceritakan ini di tengah acara Nutrilon Science Camp to Singapore 2025.
Orang tua Sandy Clash of Champions juga nggak ragu memberikan contoh inspirasi lain, seperti kakak kelas yang pernah ikut olimpiade agar Sandy terpacu untuk bisa mengejar mimpinya menjadi juara. Bagi Sandy, walau nggak dicontoh dari orang tuanya secara langsung, namun ini bagian dari role model yang positif yang membuat ia bisa sampai di titik seperti sekarang.
Berdoa jadi kebiasaan khusus yang selalu orang tua tanamkan sebelum olimpiade

“Sebenarnya nggak ada persiapan khusus, orang tua hanya mengingatkan untuk berdoa dan persiapan yang matang aja,” kata Sandy Clash of Champions menambahkan.
Meski begitu, Sandy mengaku kebiasaan kecil seperti ini punya dampak besar buat kariernya. Sandy juga mengaku, jelang olimpiade ia biasanya jarang sekali belajar atau bahkan nggak pernah belajar sama sekali, lho!
Saat H-1 sebelum lomba, Sandy lebih senang menenangkan diri, supaya nggak stress dan besok saat perlombaan pikiran lebih fresh. Otomatis bikin dirinya jadi lebih siap menghadapi segala macam soal.
Memenuhi kebutuhan nutrisi harian jadi salah satu bagian support orang tua

Yes! Menurut Sandy selain kehadiran, orang tuanya juga sangat support mental dan khususnya soal gizi harian anak-anaknya. Apalagi, mengikuti olimpiade cukup menguras tenaga.
“Aku selalu di support nutrisi dan gizi yang kuat, mereka selalu nanya aku mau makan apa. Supaya setelahnya aku happy, apalagi dari kecil aku juga minum Nutrilon Royal yang bikin aku gizinya makin seimbang dan tercukupi sejak balita,” ungkap Sandy Clash of Champions, masih dalam acara yang sama.
Ibumin setuju nih, bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi anak memang sangat penting, untuk menghasilakan generasi berprestasi. Ibumin percaya, makanan yang baik dan bergizi bisa menghasilkan energi baru yang positif sehingga otak bisa lebih lancar berpikir.
Disiplin dan konsisten, is a must!

Kedua orang tua Sandy Clash of Champions selalu menanamkan tentang kedisiplinan dan konsisten dalam mengikuti olimpiade. Supaya bisa mendapatkan beasiswa penuh di luar negeri.
“Memang sudah di pupuk banget oleh orang tuaku sejak aku SD-SMA. Aku diberikan support secara mental oleh orang tua secara penuh,” kata Sandy.
Yup! Betul banget nih Parents, anak-anak yang berhasil meraih prestasinya nggak mungkin bisa langsung mendapatkan keberhasilan tanpa usaha berupa sikap disiplin dan konsistensi. Kedisiplinan merupakan salah satu kunci sukses bagi anak-anak yang ingin menggapai prestasi.
Pernah ada di fase malas belajar, tapi tetap bangkit dan on track dengan tujuan awal

Sandy mengakui, dirinya sejatinya sama seperti anak-anak pada umumnya. Di mana ia tentu pernah ada di titik malas belajar. Terutama di masa transisi pubertas dari anak-anak ke remaja.
“Masa-masa SD ke SMP aku ada di titik lagi nggak suka sama matematika dan tidak performing well di olimpiade, tapi saat itu orang tuaku kembali memberikan motivasi,” jelas Sandy.
Setelah melewati masa-masa itu, orang tua Sandy pelan-pelan kembali memberikan motivasi lagi agar Sandy bisa terus perform dalam olimpiade dan beasiswa. Ketika masa pubertasi selesai, Sandy pun bisa kembali on track sesuai dengan timeline target yang benar.
Sandy: anak-anak perlu cinta dengan dunia science sejak dini

Dikatakan oleh Sandy Clash of Champions, ini berkaitan dengan naluri anak yang masih ingin eksplor berbagai hal. Sehingga jadi kesempatan emas untuk menanamkan rasa cinta terhadap dunia science sejak dini pada anak-anak.
Dunia STEM (science, technology, engineering and math) akan terus berkembang. Akan ada banyak pekerjaan dalam dunia ini, apalagi rasa ingin tahu anak yang sangat tinggi bikin anak jadi mudah tertarik dengan berbagai hal termasuk science.
“Kalau mereka sudah mulai ter-expose dengan science pasti akan ada banyak pertanyaan yang bikin mereka makin penasaran. Rasa ingin tahunya tinggi, jadi nggak ada salahnya memberikan pengetahuan anak tentang science sejak dini,” kata Sandy.
Sebagai tambahan informasi, Sandy Clash of Champions saat ini sedang mengenyam pendidikan di Singapura dan mengambil program double major di jurusan Computer Science and Mathematics. IQ rata-rata Sandy sendiri berada di angka 151, wah keren banget ya, Parents!