Keluarga

Sering Stres Mengasuh Anak Usia 3-5 Tahun? Yuk Baca Buku Ini!

Sering Stres Mengasuh Anak Usia 3-5 Tahun? Yuk Baca Buku Ini!

Kata orang, mengurus anak usia 3-5 tahun adalah tahapan yang cukup menantang bagi beberapa orang tua. Di usia tersebut, anak-anak mulai menunjukan perkembangan emosionalnya yang seringkali membuat orang tua kewalahan.

Nggak heran, banyak orang tua mengaku sering mengalami ‘drama’ dalam menghadapi tingkah laku si kecil. Mulai dari ‘ngambek’ di tempat umum, keras kepala, menolak tidur siang dan memiliki keinginan sendiri yang mereka anggap paling benar dan harus dipenuhi orang tuanya.

Usia 3-5 tahun memang merupakan fase transisi dari balita ke anak-anak. Meski begitu orang tua memang harus dituntut memiliki kesabaran ekstra dan strategi agar si kecil bisa lebih mengerti maksud orang tuanya.

Berawal dari banyaknya keluhan para orang tua, TigaGenerasi sebagai partner keluarga dan anak-anak kini meluncurkan buku yang diberi judul “Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun” yang dapat membantu orang tua lebih santai dalam mengasuh anak.

Buku ini juga merupakan serial keempat Anti Panik yang sebelumnya sudah dirilis. Lalu apa saja sih isi dari buku Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun ini? Yuk simak selengkapnya dalam acara Virtual Gathering Book Launch TigaGenerasi, Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun berikut ini.

Kenalan dengan TigaGenerasi


Jadi apa itu TigaGenerasi? Menurut salah satu Co Founder dan juga psikolog anak Putu Andani, M.Psi, TigaGenerasi merupakan rekan dalam memenuhi kebutuhan konsultasi, informasi dan juga edukasi yang menggunakan pendekatan ilmu psikologi terutama yang berhubungan dengan kesehatan keluarga Indonesia.

TigaGenerasi ini terdiri dari psikolog anak, psikolog keluarga dan ahli lainnya. Nama TigaGenerasi ini merupakan perwakilan dari ciri khas keluarga Indonesia yang tak hanya terdiri dari orang tua dan anak, tapi juga di dalam pengasuhannya melibatkan kakek nenek yang berperan aktif dalam memberikan pengasuhan.

TigaGenerasi juga hadir sebagai partner dalam memenuhi kebutuhan konsultasi dan edukasi yang menggunakan pendekatan ilmu psikologi. Mulai dari keluhan pengasuhan anak, masalah keluarga, pernikahan, stress pekerjaan, manula dan lain sebagainya.

Sebagai rekan yang telah dipercaya dan sudah berdiri selama 5 tahun, TigaGenerasi juga telah membantu para orang tua dengan meluncurkan beberapa buku serial Anti Panik berjudul Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun, Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan, Anti Panik Menjalankan Kehamilan dan yang baru saja dilaunching, Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun.

Buku serial Anti Panik ini sengaja diluncurkan untuk mengurangi kemungkinan parental burnout yang mungkin saja dihadapi setelah punya anak dan cara menghadapinya. Buku ini juga dianggap cukup membantu bagi para orang tua baru yang belum memiliki pengalaman mengasuh anak sebelumnya.

Lalu, apa itu parental burnout? 


Mengurus si kecil bisa jadi merupakan hal yang cukup menantang bagi orang tua. Nggak heran mereka pun seringkali merasakan parental burnout dan membuat dirinya menjadi tidak nyaman dalam mengurus si kecil.

Lalu apa itu parental burnout? Menurut salah satu Co Founder TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima, S.Psi parental burnout adalah kondisi yang terjadi ketika orang tua mengalami stress dalam pengasuhan secara berkepanjangan. 

Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan perilaku, pikiran hingga perasaan terkait pengasuhan yang dilakukan. Parental burnout sendiri biasanya ditandai dengan beberapa hal berikut:

  • Rasa lelah dan tidak bersemangat mengasuh anak (overwhelming);
  • Merasa ada jarak dengan anak (emotional distancing); dan
  • Merasa tidak menjalani peran sebagai orang tua yang baik (parental inefficacy) yang sering membuat interaksi orang tua ke anak jadi tidak sehat.

Karena parental burnout bisa membuat pola asuh orang tua jadi tidak baik, maka orang tua perlu memahami apakah dirinya benar-benar mengalami parental burnout atau tidak. Terutama dalam mengasuh anak mulai usia 18 bulan ke atas.

Apa saja tantangan mengasuh anak 3-5 tahun 


Tiap anak tentu memiliki sifat yang berbeda, karenanya pola asuh sehari-hari juga tidak bisa disamakan. 

Bayangkan kalau punya 2 anak dengan karakter berbeda, pasti ada saja tantangannya yang harus orang tua hadapi dan membuat mereka seringkali mengalami parental burnout karena stress akibat harus menyampaikan komunikasi yang berbeda.

Lalu apa sih yang harus dilakukan dalam menghadapi hal tersebut? Menurut Co-Founder TigaGenerasi lainnya, Fathya Utami, M.Psi., M.Sc., Psikolog, perlu kita pahami terkadang sebagai orang tua, khususnya Ibu ada bagian otak yang aktif lebih dan berkaitan dengan empati.

Jadi sudah menjadi hal yang natural jika seorang Ibu ingin selalu mengakomodir hal apapun yang ada di sekitar kita. Jadi seringkali membuat kita merasa capek, lelah dan perasaan gagal dalam mengatur emosi.

Terutama jika hal yang dikomunikasikan cukup banyak. Karenanya orang tua perlu paham betul bahawa hanya ada dua hal yang harus dicari oleh anak ketika berkomunikasi dengan orang tuanya, yaitu apakah ia disayang dan apakah ia merasa aman.

Jadi kalau dua hal ini selalu dijadikan patokan dalam mengasuh si kecil setiap hari, maka mengasuh si kecil akan sangat mudah. Tapi jangan lupa, dalam hal ini peran sang Ayah juga penting ya Bu! 

Karenanya, diskusikan hal ini dengan pasangan agar mengasuh anak jadi lebih menyenangkan dan nyaman menikmati waktu bertumbuhnya si kecil

Seberapa penting peran seorang Ayah? 


Menurut Psikolog TigaGenerasi, Yasmin Nur Edwina, M.Psi, Psikolog belakangan ini Ayah millenial juga sudah mulai sadar akan pentingnya mendampingi keluarga, terutama anak. Sehingga kehadirannya bisa lebih menenangkan bagi keduanya.

Tapi seiring dengan bertambahnya usia si kecil, hal ini sepertinya kurang cukup ya Bu. Apalagi dalam mengasuh anak usia 3-5 tahun memang dibutuhkan teamwork yang baik antara Ibu dan Ayah.

Lalu bagaimana cara melibatkan peran Ayah dalam mengasuh si kecil? Menurut Yasmin, semua tergantung cara kita mengkomunikasikannya, jadi kita harus diskusi dulu dengan suami sebelum memutuskan membagi peran dalam mengasuh anak. Apalagi kebanyakan suami lebih nyaman dengan komunikasi terbuka seperti ini.

Ibu bisa membagi tugas aneka kegiatan yang menyenangkan seperti mengajak bermain, menemani belajar dengan sang Ayah. Tapi sebelumnya diskusikan dulu, apa yang membuat Ayah nyaman saat berkegiatan dengan anak ya.

Dengan catatan, Ibu juga harus berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu jika Ayah melakukan kesalahan terhadap anak.

“Karena sedang sama-sama belajar mengasuh anak, it’s okay to make mistake yang terpenting para Ayah merasa nyaman dulu. Ibu sebaiknya tahan untuk tidak mengkritik hal yang dilakukan Ayah”, kata Yasmin.

Yasmin pun mengatakan sebagai Ibu kita hanya perlu memaklumi kesalahan Ayah dalam mengasuh anak. Tak perlu pusing untuk selalu mengingatkan mana hal yang salah dan benar agar Ayah juga bisa ikut belajar memahami si kecil.

Dua hal yang penting dilakukan di diri Ibu adalah; tanamkan bahwa Ayah juga merasa mampu dan lakukan kegiatan mengasuh anak bersama-sama agar Ayah merasa lebih nyaman jioa bersama si kecil dalam waktu yang lama.

Navigasi parenting dengan buku Anti Panik Mengasuh Balita 3-5 Tahun


Untuk membantu orang tua mengasuh si kecil, terutama di usia 3-5 tahun maka orang tua bisa mempelajari bagaimana pola asuh yang baik dalam buku Anti Panik Mengasuh Balita Usia 3-5 Tahun. 

Buku yang juga berbicara mengenai emosi anak ini akan mengajarkan orang tua tentang bagaimana menghadapi anak yang tantrum, melatih regulasi diri anak, kemandirian, menerapkan disiplin, optimalisasi minat dan bakat, dan juga tentang pendidikan seksualitas yang penting untuk si kecil.

Buku ini juga akan mendampingi orang tua soal cara menavigasi parenting yang benar dan lebih menyenangkan. Sehingga setidaknya hal tersebut bisa mminimalisasi parental burnout yang seringkali dirasakan orang tua, terutama Ibu.

Nggak perlu khawatir, buku ini juga sengaja di rangkai dengan bahasa yang mudah dimengerti dan memiliki dasar dari beberapa penelitian yang jelas. Apalagi buku ini ditulis dan dirancang langsung para ahli dari TigaGenerasi itu sendiri.

Editor: Dwi Ratih