Shalat malam secara garis besar terdiri dari shalat tarawih, shalat tahajud, dan shalat witir. Perbedaan shalat tarawih dan shalat witir ada pada di waktu pelaksanaannya. Waktu Sholat tahajud dilakukan di akhir malam dan shalat tarawih di awal malam. Kemudian, shalat witir sebagai penutup shalat malam tersebut dengan jumlah rakaat ganjil, diutamakan 3 rakaat.
Menegakkan shalat tahajud merupakan amalan yang sunnah. Jumlah rakaat sholat tahajud yang dilakukan Rasulullah tidak pernah lebih dari 11 atau 13 rakaat.
Tata Cara Sholat tahajud
Tahukah Ibu kalau tata cara sholat tahajud ada dilakukan beberapa macam oleh Rasulullah?
Tata cara tersebut sudah tercatat dalam buku-buku fikih dan hadis. Semua tata cara yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat beragam dan tata cara tersebut hukumnya sunnah.
Sebagai perwujudan mencontoh dan mengikuti sunnah Rasulullah, maka kita bisa melakukan tata cara sholat tahajud dengan berbagai cara yang dicontohkan Rasulullah. Ini dilakukan karena jika hanya memilih salah satu saja tata cara sholat tahajud, maka kita menghidupkan satu sunnah dan mematikan sunnah yang lain. Yang perlu diingat, tidak boleh membuat tata cara sholat tahajud baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah atau mengikuti tata cara yang tidak ada dalilnya.
Macam-macam tata cara sholat tahajud
Jumlah rakaat sholat tahajud bervariasi antara 11 ataupun 13 rakaat. Pun, dalam tata shalat seperti berapa kali salam pun berbagai macam.
1. Shalat tahajud sebanyak 13 rakaat dengan witir
Pelaksanaan jumlah rakaat sholat tahajud sebanyak 13 rakaat ada yang dilakukan Rasulullah dengan variasi witir. Ada yang witir 1 rakaat dan ada witir 5 rakaat.
a. Shalat tahajud 13 rakaat dengan witir 1 rakaat
Waktu sholat tahajud adalah malam hari. Begini perincian sholat tahajud sebanyak 13 rakaat dengan witir 1 rakaat yang dicontohkan oleh Rasulullah:
- Rasulullah memulai shalat dengan shalat 2 rakaat yang ringan;
- Kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang;
- Kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan tiap rakaat yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya hingga rakaat ke-12; dan
- Shalat witir 1 rakaat.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Kholid al-Juhani, beliau berkata:
“Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam, maka beliau memulai dengan shalat 2 rakaat yang ringan, Kemudian beliau shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang sekali, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat witir 1 rakaat.” (HR. Muslim)
b. Sholat tahajud 13 rakaat dengan witir 5 rakaat
Waktu sholat tahajud adalah malam hari. Begini perincian sholat tahajud sebanyak 13 rakaat dengan witir 5 rakaat yang dicontohkan oleh Rasulullah:
- Melakukan shalat 8 rakaat dengan sekali salam setiap 2 rakaat.
- Kemudian melakukan shalat witir langsung 5 rakaat sekali salam.
Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan tidur malam, maka apabila beliau bangun dari tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Setelah itu beliau shalat delapan rakaat dengan bersalam setiap 2 rakaat kemudian beliau melakukan shalat witir lima rakaat yang tidak melakukan salam kecuali pada rakaat yang kelima.”
2. Shalat tahajud sebanyak 11 rakaat dengan witir
Pelaksanaan shalat tahajud 11 rakaat ada yang dilakukan Rasulullah dengan variasi witir. Ada yang witir 1 rakaat dan ada witir 3 rakaat.
a. Shalat tahajud 13 rakaat dengan witir 1 rakaat
Begini perincian sholat tahajud sebanyak 11 rakaat dengan witir 1 rakaat yang dicontohkan oleh Rasulullah:
- Melakukan shalat 10 rakaat dengan sekali salam setiap 2 rakaat.
- Kemudian melakukan shalat witir 1 rakaat.
b. Shalat tahajud 13 rakaat dengan witir 3 rakaat
Begini perincian sholat tahajud sebanyak 11 rakaat dengan witir 3 rakaat yang dicontohkan oleh Rasulullah:
- Melakukan shalat 8 rakaat dengan sekali salam setiap 4 rakaat.
- Kemudian shalat witir langsung 3 rakaat dengan sekali salam.
Tata Cara Shalat Witir
Disunnahkan pada shalat witir membaca surat “Sabbihisma…” pada rakaat yang pertama dan membaca surat al-Ikhlas pada rakaat yang kedua dan membaca surat al-Falaq atau an-Naas pada rakaat yang ketiga. Atau membaca surat “Sabbihisma…” pada rakaat yang pertama dan membaca surat al-Kafirun pada rakaat yang kedua dan membaca al-Ikhlas pada rakaat yang ketiga.
Doa Qunut
Doa qunut nafilah yaitu doa dalam shalat witir termasuk amalan sunnah yang banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya. Rasulullah terkadang memakai qunut dalam shalat witir dan terkadang tidak.
Adapun doa qunut tersebut dilakukan setelah ruku’ atau boleh juga sebelum ruku’. Doa tersebut dibaca keras oleh imam dan diaminkan oleh para makmumnya. Boleh juga mengangkat tangan saat membaca doa qunut tersebut.
Berikut doa qunut witir yang disyariatkan:
الَلَّهُمَّ اهْدِناَ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِناَ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّناَ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَباَرِكْ لَناَ فِيْماَ أَعْطَيْتَ، وَقِناَ شَرَّ ماَ قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّناَ وَتَعَالَيْتَ، لاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ
Tata cara tersebut di atas semua benar. Boleh melakukan shalat malam atau sholat tahajud atau tarawih dan witir dengan cara yang dia sukai, tetapi yang lebih afdhol adalah mengerjakan semua tata cara tersebut dengan berganti-ganti. Karena bila hanya memilih satu cara berarti menghidupkan satu sunnah tetapi mematikan sunnah yang lainnya. Bila melakukan semua tata cara tersebut dengan berganti-ganti berarti telah menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah yang banyak ditinggalkan oleh kaum Muslimin.
Itulah informasi seputar tata cara sholat tahajud yang banyak tidak diketahui umat muslim. Ibu bisa memilih tata cara sholat tahajud yang mana saja asal dicontohkan oleh Rasulullah.
Editor: Dwi Ratih
