Keluarga

Tips Agar Suami Mau Membantu Pekerjaan Rumah

Tips Agar Suami Mau Membantu Pekerjaan Rumah

Ketika Anda atau pasangan tidak senang dengan alokasi tugas rumah, tingkat stres di rumah akan meningkat dengan cepat. Konflik tentang tugas domestik jadi konflik kedua setelah masalah uang dalam pernikahan.

Tingkat pembagian tugas rumah kini jadi satu dari dua hal paling penting yang berkaitan dengan kepuasan wanita dalam perkawinan. Dan suami juga menerima manfaatnya, karena penelitian menunjukkan wanita lebih merasa tertarik pada suami yang mau membantu istri melakukan pekerjaan rumah tangga.

Bila Anda bertanya pada para istri apa yang jadi sumber stres utama, sebagian akan menjawab suami yang tidak mau melakukan tugas rumah. Tingkat stres meningkat di rumah ketika salah satu dari Anda tidak senang tentang pembagian tugas rumah. Pasangan bertengkar tentang siapa yang melakukan tugas rumah hampir sesering mereka bertengkar masalah uang. Banyak survey dan penelitian menunjukkan meski banyak wanita bekerja di luar rumah, mereka masih cenderung mengerjakan kebanyakan tugas rumah.

Cara membagi tugas rumah

Kesalahan paling besar ketika salah satu pasangan melakukan lebih banyak tugas rumah adalah meminta bantuan. Meminta bantuan berarti tanggung jawab pekerjaan berasal dari Anda. Padahal sebenarnya, tugas rumah harus dibagi tanggung jawabnya, dan melakukan pembagian tugas sangat penting untuk memastikan pernikahan bahagia. Berikut ini beberapa tips untuk membagi tugas rumah secara adil:

  • Tentukan prioritas sebagai pasangan. Apa yang sangat penting bagi Anda masing-masing? Bahas bagaimana bila Anda berdua memasak makanan sendiri atau makan di luar. Bagaimana pendapat Anda tentang membersihkan debu, membersihkan toilet, merapikan tempat tidur, memotong rumput, membayar tagihan, dan sebagainya.

  • Duduk bersama dan buat daftar tugas rumah yang masing-masing Anda benci. Apa yang dibenci pasangan, mungkin bisa Anda kerjakan. Bila Anda dan pasangan tidak suka tugas yang sama, cari tahu cara menyelesaikan tugas yang tidak disukai ini. Atau mungkin Anda bisa mengerjakan tugas ini bersama sebagai tim. Anda bisa juga menyewa seseorang untuk mengerjakannya.

  • Juga penting untuk mempertimbangkan jam biologis masing-masing. Beberapa orang bangun sangat pagi dan sebagian lagi masih terjaga hingga larut malam. Saling memaksa melakukan tugas ketika tubuh tidak siap hanya akan menciptakan ketegangan.

  • Pastikan Anda dan pasangan sama-sama tahu akan seperti apa kondisi minggu depan, seperti rapat, acara khusus, dan sebagainya. Lalu tentukan siapa yang mengerjakan apa, buat daftarnya lalu tempel di dinding.

  • Bila salah satu tidak mengikuti perjanjian untuk melakukan bagian tugasnya, coba cari tahu kenapa ini terjadi. Beberapa pria menganggap tugas rumah sebagai tugas istri. Menyalahkan pasangan untuk tugas yang belum selesai hanya membuang energi.

  • Bersikap fleksibel dan biarkan pasangan menyelesaikan tugas dengan caranya. Bila melipat handuk dengan cara tertentu sangat penting bagi Anda, maka lakukan sendiri.

  • Banyak pasangan melihat pembagian tugas secara berbeda. Gangguan domestik tidak jadi masalah bagi sebagian orang. Bila setelah berdiskusi, pasangan menolak pembagian tugas yang sama, dan Anda lelah menerima beban sendirian, maka Anda bisa buat beberapa pilihan. Intinya, Anda tidak bisa mengubah pasangan. Anda bisa memperkerjakan orang dari luar, atau Anda bisa berhenti melakukan beberapa tugas yang tidak lagi Anda ingin lakukan. Atap rumah tidak akan runtuh hanya karena Anda tidak masak 3 jenis makanan setiap hari.

  • Lihat area rumah dan halaman yang bisa Anda kurangi perawatannya untuk menghemat waktu dan uang. Coba buat rumah lebih teratur agar yang Anda lakukan bisa lebih efisien. Cari tahu tugas-tugas yang harus dilakukan secara teratur. Misalnya, bila memotong rumput butuh terlalu banyak waktu, semprotkan obat pembasmi rumput. Bila Anda tidak suka menyetrika, gunakan pakaian dengan bahan yang tidak mudah kusut. Apakan jendela harus selalu berkilau? Setelah melihat standar mengurus rumah Anda, tugas domestik Anda bisa jadi kurang menguras emosi dan fisik.

Pembagian tugas rumah yang  tidak adil bisa merusak hubungan pernikahan

Pernikahan adalah tentang hubungan bisnis, ini berarti membuat catatan keuangan, berbelanja, bersih-bersih, memasak, merawat anak, dan sebagainya. Ketika bisnis berjalan lancar, pernikahan akan lebih damai dan harmonis.

Tapi bila ada tamu datang dan rumah berantakan, atau bila tidak ada baju bersih yang bisa dipakai, atau hujan deras dan atap yang bocor tidak diperbaiki karena selalu ditunda, maka akan muncul salah paham dan konflik.

Tips agar suami membantu istri

Bisakah suami istri benar-benar membagi tanggung jawab yang sama terhadap rumah dan keluarga? Hal ini berkaitan dengan kebutuhan tiap anggota keluarga serta yang perlu dilakukan di rumah. Gunakan tips berikut agar suami membantu istri melakukan pekerjaan rumah.

  1. Pikir ulang tujuan Anda

    Gimana ya caranya agar bisa menjaga keseimbangan di rumah, menyiapkan makan malam, mencuci pakaian, menyuapi dan memandikan anak, tapi masih memiliki waktu untuk pasangan dan diri sendiri? Sebelum menjawab pertanyaan ini, pikirkan tentang apa sebenarnya yang Anda berdua inginkan dan butuhkan. Daripada membagi tugas rumah sama rata 50:50 dengan suami, coba cari cara untuk menyeimbangkan tugas sekaligus membuat Anda berdua merasa bahagia, produktif, dan dihargai.

  2. Bekerja sama

    Ada banyak manfaat jika suami membantu istri dan sama-sama bertanggung jawab mengurus rumah. Sekarang ini banyak pria yang mau dilibatkan untuk mengurus anak lho. Apalagi hal ini bisa membantu mereka mengembangkan ikatan kuat dengan anak-anak. Anak-anak juga akan mendapat manfaat seperti merasakan adanya teladan yang positif. Mereka akan melihat Ayah dan Ibunya merupakan dua sosok penting dalam kehidupan berkeluarga. Pekerjaan rumah tangga memang tak terhindarkan, dan mungkin pembagian tugas yang ideal sulit dilakukan. Tapi semua bisa teratasi ketika suami membantu istri, bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.

  3. Buat daftar tanggung jawab Anda

    Langkah pertama yang bisa Ibu dan Ayah lakukan sebelum membagi pekerjaan rumah adalah dengan meluangkan satu minggu untuk melakukan tugas di rumah. Jadi dalam satu minggu, Ibu melakukan semua pekerjaan rumah. Lalu minggu berikutnya, Ayah bisa melakukan tugas yang sama. Di minggu ketiga, Ibu dan Ayah bisa membandingkan daftar pekerjaan rumah yang sudah Anda lakukan.

    Latihan ini akan membuka mata Anda berdua. Anda bisa memilih tugas apa yang mau Anda lakukan setiap hari, dan mana yang menjadi pilihan suami Anda. Dengan adanya daftar pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di tangan, segalanya akan lebih mudah. Jika ada pekerjaan rumah yang sulit dilakukan, Anda berdua bisa bergiliran mengerjakan tugas tersebut. Dan ingat, tetaplah fleksibel meski Anda telah menyetujui untuk membagi tugas rumah tangga. Sebisa mungkin Anda berdua harus saling membantu atau sesekali bertukar tugas untuk merasakan apa yang pasangan Anda rasakan ketika melakukannya.

  4. Buat daftar kebutuhan bayi Anda

    Anda berdua perlu menyesuaikan cara melakukan sesuatu berdasarkan jadwal bayi, bukan mengikuti jadwal Anda sendiri. Mulailah berbicara tentang pembagian tugas sebelum si bayi lahir. Buat daftar semua tugas yang melibatkan pengasuhan bayi, mulai dari mengganti popok hingga memilih tempat penitipan.

    Bila Anda mengalami kesulitan, berkonsultasilah kepada teman atau kerabat yang telah menjadi orangtua. Bicarakan tentang bagaimana Anda harus membagi tugas baru ini dan apakah Anda perlu membagi tugas yang telah Anda lakukan sebelum bayi lahir secara berbeda. Misalnya, pada hari-hari pertama bayi lahir, banyak pasangan merasa bahwa karena ibu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyusui, maka ayah mendapat tugas untuk mengganti popok si kecil.

  5. Berbagi waktu dengan bayi

    Ayah baru sering merasa tidak dilibatkan dalam hal mengurus bayi karena ikatan ibu dan bayi terasa lebih erat. Para ayah juga kadang belum yakin dengan peran barunya. Jika suami Anda merasa tidak berkontribusi untuk membantu mengurus si kecil, hal ini  mungkin karena ia tidak melakukan banyak hal di rumah. Wajar bila suami Anda merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan pada situasi ini. Salah satu solusi yang bisa dilakukan para ayah adalah dengan mengambil cuti beberapa hari. Langkah ini bisa membuat para ayah memahami bagaimana peran dia di dalam keluarga. Cuti tidak harus diambil langsung setelah bayi lahir, karena sebenarnya Ibu akan lebih membutuhkan bantuan setelah bulan pertama, ketika bayi terjaga lebih lama dalam sehari.

  6. Mengantisipasi dan berkomunikasi

    Penting untuk saling memberitahu apa yang Anda inginkan dan butuhkan. Coba ekspresikan diri Anda secara jelas dan spesifik, tanpa menyalahkan. Misalnya, ketika Anda membutuhkan bantuan, katakan pada pasangan apa yang Anda inginkan, “Ayah, bisa nggak tolong temani anak kita main sebentar? Ibu mau memasak makan malam.” Bukan dengan menunjukkan apa yang Anda rasakan pada saat itu, seperti “Apa Ibu yang harus melakukan semua ini?!”  Jika Anda mulai berdebat tentang tanggung jawab pembagian tugas rumah, ambil waktu sebentar hingga Anda berdua tenang untuk mencari tahu masalah sebenarnya dan menemukan solusinya.

    Ada begitu banyak hal yang perlu dilakukan setelah keberadaan bayi baru di rumah, di atas semua tugas rumah yang tak bisa dihindari. Tapi dengan sedikit perencanaan dan komunikasi, Anda bisa melakukan tanggung jawab bersama. Pekerjaan apa yang Anda sukai? Pekerjaan apa yang Anda benci? Apakah Anda memilih terjaga di pagi hari atau malam hari? Dengan kelebih-sukaan dalam pikiran, Anda dan pasangan bisa membuat jadwal tanggung jawab dalam rumah tangga. Mungkin salah satu dari Anda bisa menyiapkan sarapan dan lainnya bisa memandikan si kecil di sore hari.

    Atau Anda bisa coba sistem hari bekerja dan hari libur secara bergantian; misalnya Anda memasak makan malam dan bersih-bersih pada hari Selasa dan Kamis, dan suami melakukan hal yang sama pada hari Senin dan Rabu, lalu Anda bisa memesan makanan dari restoran pada hari Jumat. Solusi lain, bergantianlah siapa yang tidur dan terjaga untuk menjaga bayi di tengah malam. Dan tetap bicarakan pengaturan ini agar Anda bisa fleksibel dalam membuat perubahan jika diperlukan. Menjaga dialog terbuka dapat membantu Anda mengatasi situasi sulit ketika muncul.

  7. Toleransi untuk kedua belah pihak

    Ibu dan Ayah memiliki gaya pengasuhan yang berbeda, dan perbedaan ini menjadi hal penting bagi setiap anak. Tapi orangtua kadang menghadapi kesulitan untuk menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Daripada mengkritik cara pasangan Anda memakaikan baju si bayi, cukup terima dan hormati ia karena telah bersedia memakaikan baju, memandikan, atau menyuapi si kecil dengan cara yang berbeda dengan Anda. Jika Anda secara konstan mengkritik pasangan, ia akan semakin risih untuk membantu merawat si kecil.

  8. Teknologi memudahkan tugas Anda

    Dishwasher dan mesin cuci bisa menghemat banyak waktu Anda. Selain itu, ada banyak jenis pelayanan teknologi yang membuat kita menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga. Misalnya, membayar tagihan melalui sistem online atau berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online disertai jasa pengiriman yang tersedia di area Anda.

  9. Menggunakan jasa pembantu

    Mungkin pilihan ini terbilang mahal kecuali bagi mereka yang mampu. Tapi jika Anda bisa menyewa tenaga seseorang untuk membersihkan rumah sekali seminggu atau dua kali dalam sebulan, hal ini akan sangat membantu. Daripada membersihkan kamar mandi, Anda bisa membaca atau bermain bersama bayi dan menghabiskan waktu dengan pasangan.

  10. Jangan jadi perfeksionis

    Anda tidak akan mungkin bisa membuat rumah sedemikian bersih dan apik dengan keberadaan bayi di dalamnya. Rumah Anda tidak harus selalu bersih sepanjang minggu. Bagi banyak orangtua, tingkat stres menjadi menurun ketika mereka menerima kondisi rumah yang tidak terlalu bersih. Bicarakan bersama pasangan tingkat minimal kebersihan rumah yang Anda berdua bisa terima, lalu lakukan apa yang bisa dikerjakan bersama untuk menerapkan hal itu. Anda bisa lakukan bersih-bersih total di akhir pekan, atau menyerahkannya pada jasa bersih-bersih rumah.

    Jangan coba mengontrol semuanya. Akui saja, semua wanita seperti ini. Kita tahu semua yang berhubungan dengan tugas rumah, jadi ketika suami mengelap perabot atau menumpuk piring dengan cara yang salah, kita memperbaikinya. Ia melihat Anda melakukannya dan bergumam, “Kenapa saya harus repot mengerjakannya bila ada istri yang memperbaikinya?”

    Berhenti lakukan ini. Bila suami membantu istri dan berbaik hati mencuci piring, jangan terlalu pikirkan apakah ada sendok yang patah atau piring diletakkan di tempat yang salah. Kemungkinan semua akan bersih. Tapi bila tidak, ini bukan masalah besar. Biarkan ia mengerjakan tugas dengan caranya, atau jangan memintanya membantu Anda.

  11. Berikan penghargaan untuk diri sendiri

    Jika Anda bersedia bekerja sama, nantinya Anda bisa menghabiskan waktu bersama. Lakukan skenario berikut, jika pasangan mengajak si bayi bermain di taman di Sabtu pagi, Anda dapat melakukan tugas untuk membayar tagihan-tagihan. Lalu selanjutnya Anda berdua bisa menghabiskan waktu bersama.

  12. Jangan bagi tugas rumah 50-50

    Salah satu ranjau yang perlu dihindari adalah pembagian tugas 50-50. Sebuah penelitian di Norwegia menemukan pasangan yang membagi tugas rumah secara merata lebih mungkin bercerai. Masalahnya bukan pada tugas rumah, tapi pada dinamika pembagian tugas.

    Cara yang lebih baik adalah melibatkan pasangan 100 persen untuk menciptakan rumah yang tertata baik. Tiap pasangan, apapun kelas ekonomi dan budayanya punya kesamaan, bekerja sama sebagai tim. Tidak ada tugas saya atau tugas kamu. Ini adalah rumah kita, jadi ini tugas kita.

  13. Imbalan untuk tugas yang dikerjakan

    Anda mungkin tidak menganggapnya sebagai hal besar dan ia tidak mempermasalahkannya, tapi memperbaiki bak cuci, membawa barang keluar dari mobil dan merawat pekarangan, semua masuk kategori pekerjaan rumah.

    Tidak adil bila meminta suami melakukan tugas yang jadi bagian Anda bila ia sudah melakukan banyak tugas di rumah. Dengan kata lain, Anda mungkin memosisikan diri untuk tidak melihat hal yang ia lakukan.

    Coba pikirkan lagi, buat daftar tugas yang suami kerjakan dalam sebulan ini. Lalu beri ia semacam reward yang paling ia sukai. Tak ada insentif terbaik selain pengakuan telah melakukan tugas rumah

(Ismawati)