Ibupedia

Tips untuk Ajak Keluarga Lebih Peduli Lingkungan

Tips untuk Ajak Keluarga Lebih Peduli Lingkungan
Tips untuk Ajak Keluarga Lebih Peduli Lingkungan

Dewasa ini makin marak kampanye peduli lingkungan di masyarakat. Sudah hal lumrah jika orang-orang terlihat membawa tas belanja sendiri ketika pergi ke supermarket demi menghindari pemakaian kantong plastik. Masyarakat juga mulai sadar dengan polusi udara sehingga banyak yang semakin giat mengayuh sepeda ke kantor. Tak hanya itu, di berbagai tempat, Ibu pun bisa menemukan orang-orang yang cukup peduli untuk mematikan lampu di siang hari.

Ya, masalah lingkungan, pemanasan global, dan semakin parahnya polusi telah menjadi fokus perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali bagi Ibu rumah tangga. Ibu tak perlu menjadi aktivis lingkungan atau donatur Greenpeace untuk memberi sumbangsih kepada planet bumi tercinta ini. Mulailah dari keluarga Anda, misalnya dengan lebih mawas terhadap sampah rumah tangga dan barang-barang keperluan si kecil.

Simak yuk beberapa tips untuk mengajak keluarga agar peduli lingkungan.

  1. Kurangi membeli barang-barang yang kurang perlu

    Hal yang pertama kali harus Ibu renungkan adalah soal keperluan si kecil. Biasanya para calon Ibu yang baru pertama kali memiliki anak akan disibukkan dengan kegiatan berbelanja perlengkapan bayi ini dan itu. Mulai dari pakaian, peralatan makan, peralatan mandi, popok kain, aksesori, bantal dan sarung tidur, aduh banyak sekali deh! Padahal, seringkali barang-barang baru tersebut kelak tidak sempat dipakai karena si kecil tumbuh lebih cepat dari yang dibayangkan. Belum lagi ditambah dengan barang-barang pemberian kerabat berupa pakaian dan alat makan lainnya.

    Daripada sia-sia, sejak awal hendaknya Ibu memikirkan beberapa pilihan alternatif saat belanja. Apa iya sih si kecil butuh stroller baru? Apakah si kecil memerlukan lemari pakaian khusus untuknya? Perlu tidak ya membeli tepat tidur bayi lengkap dengan segala aksesorinya? Sebelum memutuskan membeli barang-barang di atas, cobalah bertanya pada kerabat atau teman dekat yang juga memiliki anak. Siapa tahu mereka memiliki barang-barang bekas pakai yang masih layak untuk Anda gunakan.

    Atau, kalau memang tidak ingin memakai barang bekas, maka cobalah untuk lebih peka saat berbelanja. Misalnya, belilah barang-barang dengan kualitas yang baik seperti selimut rajut atau kaus dengan bahan dasar yang tak mudah rusak. Dengan membeli barang yang bagus maka besar kemungkinan barang-barang tersebut masih layak saat disumbangkan pada orang lain atau disimpan untuk bayi Ibu berikutnya.

    Begitu pula dengan popok, daripada membeli popok sekali pakai, sebaiknya gunakan popok kain yang bisa dicuci berkali-kali. Ibu pun bisa menyatakan aksi peduli lingkungan dengan lebih 'pelit' soal air. Misalnya, daripada air bekas mandi si kecil dibuang begitu saja, lebih baik siramkan ke tanaman di halaman rumah.

  2. Makanan

    Kini tak hanya orang dewasa yang gemar mengonsumsi makanan dalam kemasan. Para orang tua pun mulai terbiasa membekali anaknya dengan makanan-makanan kemasan seperti biskuit, roti, susu kotak, dan lain sebagainya. Apalagi di Indonesia ini kita begitu dimanjakan dengan pemakaian kantong plastik. Beli apa saja harus dengan plastik, belum lagi kalau belanja di swalayan yang membagi belanjaan dalam berbagai kantung plastik menurut jenis barangnya.

    Sedari kecil, biasakanlah anak untuk membawa tas belanjaan (eco-bag) nya sendiri. Yakinkan padanya bahwa sikap peduli lingkungan itu keren dan dia sepatutnya bangga dengan hal tersebut. Siapkan bekal makan anak dalam kotak makan khusus dan tuang susu kesukaannya dalam botol bergambar lucu agar ia senang menentengnya. Jangan lupa untuk membeli peralatan makan anak dengan kualitas yang baik, tahan panas, dan apabila terbuat dari plastik maka pastikan agar plastik tersebut aman digunakan berkali-kali.

    Begitu pula jika Ibu kebagian tugas merancang pesta atau jamuan arisan di rumah. Pakailah piring dan gelas yang terbuat dari kaca atau plastik yang dapat dipakai berkali-kali. Kini banyak orang tak mau repot dan memilih menggunakan sterefoam, gelas plastik sekali pakai, serta piring kertas dengan alasan tidak mau repot-repot membersihkan piring atau gelas kotor seusai pesta. Hmm, kalau memang peduli lingkungan, yuk mulai sekarang kurangi kebiasaan memakai benda-benda sekali pakai!

    Selain itu, banyak orang mengaitkan kegiatan peduli lingkungan dengan hal-hal yang sifatnya organik. Saat ini ada banyak sekali swalayan dan rumah makan yang khusus menyediakan bahan-bahan makanan organik. Sayangnya, kebanyakan bahan makanan tersebut harganya jauh lebih mahal sehingga para Ibu rumah tangga enggan membelinya. Sebagai alternatif, Ibu bisa kok mulai mencoba menanam sendiri bahan-bahan makanan tersebut di pekarangan rumah. Lombok, tomat, dan stroberi adalah sebagian tanaman yang mudah tumbuh tanpa perawatan profesional. Selain sehat dan tentunya gratis, menanam juga bisa menjadi hobi baru yang menyenangkan untuk Ibu lho!

  3. Pakaian

    Tak hanya makanan, pakaian pun kini mulai dibuat dari bahan-bahan organik. Katun non-organik adalah salah satu bahan baku yang paling menghabiskan air dan menerima semprotan pestisida luar biasa banyaknya. Kalau Ibu peduli pada kesehatan si kecil dan juga peduli lingkungan, maka belilah baju atau peralatan tidur yang terbuat dari bahan organik.

  4. Mencuci

    Tak dapat dipungkiri bahwa mengurus keperluan bayi membutuhkan banyak sekali air. Baik itu air untuk mencuci popok atau celana kotor (berkali-kali!), baju, botol, dan air untuk mandi. Tanpa Anda sadari, air yang dipakai si kecil jumlahnya bisa lebih banyak dari kebutuhan orang dewasa dalam sehari. Kalau Ibu bingung caranya menghemat air, maka fokuslah pada sisa air kotor si kecil. Apakah sisa air dapat digunakan untuk menyiram pekarangan rumah? Apakah sisa air tersebut aman dari berbagai limbah produk kimia? Sebisa mungkin, pilihlah shampoo,sabun, dan minyak pijat dari bahan-bahan yang ramah lingkungan. Selain minim limbah juga akan lebih aman untuk kulit bayi yang sensitif.

    Begitu pula dengan tabung atau botol peralatan mandi. Sebaiknya belilah produk yang bisa diisi ulang agar tidak terlalu banyak sampah plastik di rumah. Selain lebih ramah lingkungan, membeli produk refill juga ramah lho bagi kantong Ibu!

  5. Jalan-jalan

    Merencanakan jalan-jalan bersama keluarga pasti menyenangkan!  Mau itu tamasya ke luar kota atau yang dekat dari rumah, asal menghabiskan waktu dengan si kecil pastinya membuat Ibu antusias. Mulai dari menyiapkan kendaraan, menyiapkan bekal, serta menata pakaian, semuanya harus dipikirkan agar seefisien mungkin. Tapi, kalau hanya ingin pergi ke kolam renang berdua saja dengan anak, apa perlu sih membawa mobil pribadi?

    Sekali-kali ajaklah teman dekat atau tetangga yang punya anak sebaya dengan si kecil untuk tamasya bersama. Syukur-syukur kalau bisa menggunakan satu mobil saja. Dengan begitu, Ibu sudah ikut serta dalam mengurangi polusi lingkungan yang diakibatkan asap knalpot kendaraan. 

    Merencanakan tamasya di akhir pekan bersama pasangan dan anak tak selalu identik dengan bepergian ke luar kota. Sudah hal biasa kalau akhir pekan menjadi saat-saat paling macet di mana mobil dan motor mengantre masuk ke wahana wisata atau lokasi wisata tertentu. Alhasil, hampir setengah dari kegiatan tamasya dihabiskan di dalam kendaraan yang sulit melaju karena macet. Hmm, mengapa tidak mencoba berjalan-jalan di dalam kota saja? Sekedar mengunjungi museum, pergi ke taman, atau mencari kuliner kesukaan keluarga Anda pun bisa menjadi pilihan. Apalagi kalau satu keluarga setuju untuk berjalan kaki atau naik kendaraan umum demi sampai ke tempat tujuan!

(Yusrina)