Posisi duduk W merupakan posisi duduk yang umum kita jumpai pada anak-anak. Entah saat bermain di lantai, di karpet, atau di tempat tidur, posisi ini seolah jadi posisi paling nyaman bagi anak-anak saat duduk. Sebagian dari kita mungkin ada yang tidak sadar karena memang anak-anak seperti sudah terbiasa dengan posisi duduk W.
Namun, sebagian lagi mungkin agak khawatir, sebenarnya aman tidak ya posisi duduk W ini bagi anak? Apalagi setelah tahu kalau ternyata posisi duduk W ini memang menimbulkan pro kontra, ada yang bilang berbahaya, ada juga yang bilang aman saja. Kita orang dewasa pun merasa kesulitan kalau diminta duduk dengan posisi tersebut, membuat kita berpikir, apakah anak juga merasa sakit saat duduk dengan posisi duduk W?
Posisi duduk W sendiri adalah posisi duduk di mana anak bertumpu pada bokong dengan kedua kaki tertekuk ke arah luar, membentuk huruf W jika dilihat dari atas. Posisi ini memang jadi posisi yang banyak digunakan anak ketika duduk. Menurut survei, 4 dari 6 anak memiliki kebiasaan duduk dengan kakinya membentuk huruf W. Biasanya kebiasaan ini semakin sering dijumpai ketika anak memasuki usia 4 hingga 6 tahun. Kabarnya, kebiasaan posisi duduk W akan semakin menghilang ketika anak mulai berusia 8 tahun.
Mengapa Anak Menyukai Posisi Duduk W?
Posisi duduk W yang sangat tidak nyaman bagi orang dewasa ini ternyata memang jadi posisi duduk favorit bagi anak-anak. Kok bisa ya? Apakah mereka tidak merasa kesakitan? Apa sih alasan anak-anak suka sekali posisi duduk W?
1. Anak-anak terlahir dengan tulang paha terbalik
Tulang paha terbalik sangat umum terjadi pada bayi baru lahir, seperti dikatakan Dr. Eduardo Novais, ahli bedah ortopedi di Boston Children’s Hospital dalam situs Today. Seiring ia tumbuh dewasa, tulang tersebut akan “memperbaiki” dirinya sendiri. Kondisi yang juga disebut anteversi femoral ini membuat anak cenderung lebih nyaman duduk dengan posisi duduk W. Ini sama seperti posisi duduk bersila orang dewasa yang sudah menjadi semacam posisi duduk natural. Kita mungkin akan sulit memahami karena anatomi tulang orang dewasa memang berbeda dengan anak-anak.
2. Posisi duduk W membuat anak lebih stabil dan fleksibel
Alasan lain mengapa anak-anak menyukai posisi duduk W adalah karena posisi ini membuat tubuh mereka lebih stabil. Mereka juga dapat memutar badannya ke samping atau belakang untuk menjangkau dan mengambil barang dengan lebih mudah. Dengan posisi yang stabil namun tetap bisa fleksibel ini, anak-anak jadi lebih bisa berkonsentrasi saat bermain atau melakukan sesuatu.
Pro Kontra Posisi Duduk W
Pro kontra posisi duduk W sebenarnya muncul karena pemikiran kuno di kalangan ahli ortopedi pada tahun 1960-an sampai 1970-an. Kebanyakan mereka mengatakan bahwa jari-jari kaki yang mengarah ke dalam saat kita berjalan (intoeing) menandakan adanya masalah pada otot atau jaringan lunak. Maka ketika anak-anak duduk dengan posisi duduk W, yang mana dianggap bisa memperparah kemungkinan intoeing, mereka jelas-jelas melarang.
Namun seiring berjalannya waktu, penelitian membuktikan bahwa intoeing hanyalah variasi normal dari cara manusia berjalan. Umumnya kondisi ini tidak membutuhkan perawatan apapun. Lagipula ketika melihat orang berjalan, sebagian besar bahkan tidak melakukannya dengan sempurna (jari-jari kaki mengarah ke depan), kebanyakan entah agak masuk ke dalam, atau mengarah ke luar. Kondisi ini umumnya akan lebih jelas terlihat pada anak-anak.
Saat inipun sebenarnya juga belum ada bukti ilmiah yang benar-benar menyatakan kalau posisi duduk W itu dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada anak-anak. Greg Hahn, seorang ahli ortopedi anak di Johns Hopkins All Children’s Hospital seperti dilansir dari laman Parents, mengatakan kalau posisi tersebut tidak menyebabkan masalah jangka panjang jadi ia pun tidak mengkhawatirkannya. Hahn juga menyatakan sejauh ini ia belum menemukan adanya hubungan antara posisi duduk W dengan masalah osteoartritis. Intinya, posisi duduk W sangat aman dilakukan anak-anak. Toh, seiring bertambahnya usia, posisi tulang di kakinya semakin tidak memungkinkan untuk melakukan posisi duduk W. Sama seperti kita orang dewasa, yang merasa tidak nyaman dengan posisi tersebut.
Risiko yang Mungkin Muncul dari Posisi Duduk W
Meski posisi duduk W ini cenderung aman dilakukan anak-anak dan bukan merupakan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, namun bukan berarti posisi ini tidak memiliki risiko kesehatan. Terutama bagi anak yang memiliki masalah pada tulang dan ototnya atau mereka yang konsisten berada di posisi duduk W dan tidak pernah duduk dengan posisi lain. Apa saja bahaya posisi duduk W pada bayi? Berikut daftarnya seperti dilansir dari laman Healthline.
1. Badan dan kaki menjadi lemah
Meski menjadi posisi favorit anak karena merupakan posisi duduk yang membuat mereka stabil, namun posisi duduk W ini sebenarnya tidak benar-benar menopang dengan kuat. Ini karena saat duduk dengan posisi ini, beban sepenuhnya berada pada otot kaki, membuat pusat gravitasi menjadi lebih rendah. Nah, beban antara kaki dan tubuh jadi tidak seimbang. Sehingga posisi duduk W dikhawatirkan bisa berdampak pada kondisi otot tubuh, seperti badan dan kaki yang menjadi lemah. Orang tua juga perlu memerhatikan tanda-tanda lain misalnya seperti anak sering jatuh, mengalami keterlambatan motorik kasar, atau postur tubuh yang buruk secara keseluruhan. Jika anak terlihat mengalami hal-hal tersebut, segera konsultasikan ke dokter.
2. Dislokasi pinggul
Jika anak menderita displasia atau dislokasi pinggul, posisi duduk W adalah posisi yang harus dihindari. Duduk dengan cara ini dapat meningkatkan kemungkinan pinggulnya terkilir. Posisi duduk W secara internal akan memutar pinggul ke titik yang dapat mendorong mereka keluar dari sendi jika anak mengalami masalah sendi. Waspadai tanda-tanda nyeri pinggul, bahkan jika anak belum didiagnosis secara resmi mengalami dislokasi pinggul, karena biasanya kondisi ini sulit dideteksi hingga anak-anak sedikit lebih besar dan mengeluh tidak nyaman.
3. Masalah ortopedi
Terlalu sering duduk dalam posisi W dapat membuat otot kaki dan pinggul menjadi kaku. Jika otot-ototnya kencang, kondisi ini dapat menghambat gerakan normal serta memengaruhi koordinasi dan keseimbangan anak yang sedang berkembang. Otot-otot yang bisa terpengaruh termasuk paha belakang, adduktor pinggul, dan tendon Achilles. Orang tua perlu memerhatikan perubahan gaya berjalan anak, jika terdapat tanda-tanda yang tidak normal, segeralah konsultasikan kepada ahlinya.
4. Masalah pada koordinasi gerak tubuh
Posisi duduk W bisa jadi merupakan tanda bahwa anak dengan sengaja menghindari koordinasi atau gerakan mandiri di sisi kanan dan kiri tubuhnya. Dengan kata lain, posisi duduk W ini justru dapat membatasi gerakan tubuh. Meningkatkan risiko ini bisa dilihat dari kemauan anak yang hanya mau mengambil benda di sisi kanan dengan tangan kanan saja, atau sebaliknya. Ini membuat rentang geraknya menjadi terbatas. Ibu dan Ayah perlu waspada jika anak mengalami keterlambatan dalam menguasai keterampilan tangan, motorik halus, motorik kasar, dan masalah lain terkait koordinasi sisi kanan kiri tubuh.
Kapan Orang Tua Perlu Khawatir Pada Posisi Duduk W?
Secara umum, orang tua memang tidak perlu khawatir jika mendapati anaknya duduk dengan posisi duduk W. Namun, melihat adanya beberapa risiko yang mungkin terjadi (meski kemungkinannya kecil), orang tua tetap perlu mewaspadai posisi duduk W ini. Kapan kita sebagai orang tua perlu waspada?
Pertama, jika Ibu atau Ayah melihat anak mengalami pincang, kelemahan otot-otot bagian bawah, atau gaya berjalan yang tidak normal seperti anak pada umumnya. Kalau hal-hal ini terjadi sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, apalagi jika anak menolak untuk duduk dengan posisi lain selain posisi duduk W.
Kedua, jika anak mengeluh sakit pada bagian pinggulnya terutama ketika duduk dengan posisi kaki membentuk huruf W. Mungkin saja ada masalah pada bagian tubuhnya tersebut yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Untuk itu, orang tua perlu membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan yang lebih detail.
Alternatif Duduk Lain Selain Posisi Duduk W
Posisi duduk W memang cenderung aman dan nyaman bagi anak-anak. Namun, bukan berarti mereka boleh duduk dengan posisi ini sepanjang hari. Ibu dan Ayah mungkin perlu mendorong anak untuk mencoba berbagai macam variasi posisi duduk, terlebih jika melihat anak selalu duduk dengan posisi W. Beberapa alternatif duduk lain selain posisi duduk W adalah:
1. Bersila
Bersila bisa jadi alternatif duduk yang aman bagi anak selain posisi duduk W. Namun sebaiknya bersila juga dilakukan bergantian, kadang kaki kanan yang di atas, tapi kadang kaki kiri juga di atas.
2. Tailor-sitting
Tailor-sitting adalah posisi duduk bersila dengan mempertemukan kedua telapak kaki. Sedikit berbeda dengan bersila yang “umum”, di mana posisi salah satu kaki berada di atas. Tailor-sitting menempatkan kedua kaki sejajar dengan telapak kakinya bertemu di tengah. Posisi ini juga sangat aman untuk anak-anak dan bisa jadi alternatif posisi duduk selain posisi duduk W.
3. Duduk menyamping
Duduk menyamping ini dilakukan dengan menempatkan kedua kaki di salah satu sisi tubuh, atau sebutan lainnya duduk serong. Anak biasanya membutuhkan tangan untuk menyanggah tubuh di sisi lainnya. Posisi ini juga bisa jadi pilihan lain selain posisi duduk W.
4. Selonjor
Posisi alternatif lainnya adalah selonjor. Selonjor dilakukan dengan memposisikan kaki lurus ke depan tubuh. Posisi ini biasanya sering digunakan untuk yoga atau senam lantai. Anak juga bisa lo mencoba posisi selonjor saat bermain di lantai.
5. Berlutut
Anak-anak juga dapat diarahkan untuk duduk dengan posisi berlutut, bisa dengan bokong menyentuh betis, bisa juga dengan bokong terangkat hingga belakang lutut membentuk sudut 90 derajat.
6. Jongkok
Ada juga anak-anak yang suka sekali jongkok. Walau mungkin agak lebih melelahkan dibanding posisi-posisi duduk di atas, namun tidak mengapa anak sesekali diajak jongkok saat sedang melakukan sesuatu. Ketika sudah mulai lelah, ia bisa mencoba variasi duduk lainnya.
Nah, sekarang pasti Ibu dan Ayah sudah lebih paham soal posisi duduk W yang sering jadi perdebatan itu. Intinya, posisi duduk W termasuk posisi yang aman dilakukan anak-anak. Namun sebaiknya, anak tidak melulu duduk dengan posisi ini. Lebih amannya sih mereka mencoba berbagai alternatif posisi duduk lain, supaya risiko-risiko buruk yang bisa saja menghampiri, tidak benar-benar terjadi.
Satu hal yang perlu diingat, jika kamu ingin anak mengubah posisi duduknya, lakukan dengan cara yang efektif dan lembut. Jangan serta merta melarangnya duduk dengan posisi tertentu, tapi beritahu juga alternatif posisi lainnya dan jelaskan pula mengapa terus menerus duduk dengan posisi tersebut kurang baik. Ibu dan Ayah mungkin juga bisa menyiapkan kursi atau bean bag yang bisa digunakan untuk membantu menopang tubuh anak. Atau mengasah otot-ototnya dengan mengajak anak bermain meniti balok, melompat, dan permainan lainnya yang mengasah kemampuan motorik kasar.
Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih