Balita

Cara Meningkatkan Konsentrasi Agar Anak Lebih Fokus Belajar

Cara Meningkatkan Konsentrasi Agar Anak Lebih Fokus Belajar

Banyak orangtua bingung bagaimana cara meningkatkan konsentrasi anak setelah mengetahui kalau anaknya sulit disuruh duduk diam. Tak sedikit yang khawatir atau bahkan melabeli anaknya hiperaktif karena susah fokus pada sesuatu. Sebelum buru-buru menganggap anak hiperaktif, ada baiknya orangtua mempelajari dulu bagaimana cara meningkatkan konsentrasi anak, karena sebenarnya itu semua bisa dilatih!

Konsentrasi itu ibarat otot yang membutuhkan latihan rutin untuk membuatnya semakin kuat. Dilansir dari laman PBS Kids, beberapa anak memang terlahir dengan kemampuan fokus dan konsentrasi yang lebih “kuat” dibanding yang lain. Namun, semua anak dapat melakukan latihan konsentrasi, mempelajari strateginya, serta terlibat praktik yang dapat membantu meningkatkan kemampuannya untuk fokus. Setiap anak perlu belajar cara meningkatkan konsentrasi, karena bagaimanapun, kemampuan tersebut sangat penting untuk membantu anak belajar di sekolah, mengikuti berbagai kegiatan, atau berinteraksi dengan lingkungannya. Anak yang menguasai cara meningkatkan konsentrasi, akan lebih mudah belajar dan berkembang sehingga akan membantu meningkatkan kepercayaan diri serta harga dirinya.

Rentang Fokus Anak Berdasarkan Usia


Sebenarnya, setiap anak memiliki rentang waktu konsentrasi yang berbeda-beda tergantung usianya. Pakar di bidang perkembangan anak umumnya mengatakan bahwa rentang perhatian yang wajar diharapkan pada seorang anak adalah dua hingga tiga menit per tahun usia mereka. Jadi, misalnya anak Ibu berusia 2 tahun, berarti rentang perhatiannya berkisar antara empat sampai enam menit. Itulah periode atau durasi di mana anak umumnya mampu mempertahankan fokusnya pada tugas yang diberikan atau aktivitas yang dilakukan. Berikut rentang fokus anak berdasarkan usia, seperti dikutip dari laman Brain Balance Achievement Centers:

  • Usia 2 tahun: 4 sampai 6 menit;

  • Usia 4 tahun: 8 sampai 12 menit;

  • Usia 6 tahun: 12 sampai 18 menit;

  • Usia 8 tahun: 16 sampai 24 menit;

  • Usia 10 tahun: 20 sampai 30 menit;

  • Usia 12 tahun: 24 sampai 36 menit;

  • Usia 14 tahun: 28 sampai 42 menit; dan

  • Usia 16 tahun: 32 sampai 48 menit.

Beberapa peneliti perkembangan anak ada yang menetapkan batas atas rentang konsentrasi pada anak, yakni 5 menit kali usia anak. Jadi misal anak umur 2 tahun, batas maksimal waktu konsentrasinya adalah 5x2 yakni 10 menit. Untuk usia 4 tahun berarti 5x4 yakni 20 menit, dan seterusnya. Namun tentu ini sifatnya hanya teori. Maksudnya, mengenai berapa lama seorang anak dapat benar-benar fokus juga sangat ditentukan berbagai macam faktor, seperti lingkungan di sekitar anak apakah banyak distraksi atau tidak, seberapa lapar atau lelahnya anak, atau seberapa tertariknya anak dengan aktivitas yang dilakukan. Yang perlu jadi perhatian adalah jika rentang perhatian anak lebih pendek dari rata-rata.

Penyebab Anak Susah Konsentrasi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kemampuan anak untuk berkonsentrasi juga kerap dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut ini beberapa penyebab anak susah fokus pada pekerjaannya:

  1. Kurangnya asupan nutrisi dari makanan

    Daya konsentrasi anak sangat dipengaruhi oleh asupan gizi dan nutrisinya. Anak-anak yang mengonsumsi makanan atau minuman rendah nutrisi akan mengalami penurunan fungsi kognitif, yang juga bisa menurunkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi. Sebaiknya, anak dibatasi dari konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, garam, atau makanan cepat saji yang banyak mengandung pewarna, pengawet, dan zat berbahaya lainnya. Sebagai gantinya, ajak anak untuk rajin makan buah, sayur, dan berbagai makanan tinggi nutrisi.

  2. Suasana yang terlalu ramai atau bising

    Saat anak sedang berusaha konsentrasi pada sesuatu, sebisa mungkin ciptakan suasana yang bebas dari bunyi-bunyi mengganggu. Suasana yang terlalu bising dapat menurunkan konsentrasi anak. Beberapa anak juga ada yang suka ditemani suara musik klasik saat sedang belajar. Orangtua perlu menyediakan tempat dan suasana yang bisa membuat anak lebih nyaman belajar.

  3. Terlalu sering terpapar banyak jenis alat elektronik

    Di dunia yang semakin canggih ini, banyak anak yang hidup dengan dikelilingi berbagai peralatan elektronik dan gadget, mulai dari TV, tablet, komputer, atau ponsel. Padahal terlalu sering terpapar alat elektronik berjam-jam dalam sehari dapat memecah konsentrasi anak dan melemahkan memorinya, lo. Ironisnya lagi, banyak anak terpapar benda-benda tersebut sebelum masuk usia sekolah. Sebagai alternatifnya, sediakan alternatif sarana bermain yang lebih “ramah” anak seperti buku, alat tulis, atau media menggambar.

  4. Anak kurang tidur

    Seperti halnya asupan makanan, mendapatkan tidur yang berkualitas juga sangat penting bagi anak karena bisa berpengaruh pada daya konsentrasinya. Anak yang kurang tidur di malam hari cenderung memiliki perilaku yang buruk di siang hari, termasuk susah berkonsentrasi. Ini karena anak yang kurang tidur, otaknya akan bekerja lebih keras untuk tetap terjaga. Akibatnya, otaknya jadi kurang efektif untuk menjalankan fungsi yang lain.

  5. Emosinya sedang terganggu

    Seorang anak butuh mood yang baik dan emosi yang stabil untuk dapat berkonsentrasi pada suatu pekerjaan. Anak yang emosinya sedang terganggu, seperti ketika sedang ada masalah dengan teman, merasa sedih karena mainannya hilang, atau kondisi yang lainnya, dapat menurunkan kemampuannya berkonsentrasi. Pastikan Ibu dan Ayah mengetahui perubahan mood pada anak, dan bantu ia mengatasinya.

Cara Meningkatkan Konsentrasi pada Anak


Meski secara teori, anak di setiap usia memiliki rentang fokus berbeda-beda, namun bukan berarti kemampuan fokus pada anak tidak bisa dilatih, lo. Ini karena menurut Neal Rojas, M.D., seorang dokter anak perkembangan perilaku di University of California, San Francisco, rentang perhatian itu sifatnya sangat elastis, alias bisa diubah. Jadi, jika Ibu dan Ayah ingin anak bisa fokus lebih lama, terutama saat mengerjakan tugas atau belajar, penting untuk menerapkan cara meningkatkan konsentrasi pada anak berikut ini:

  1. Berikan perhatian penuh pada anak untuk mendapat perhatiannya

    Orangtua seringkali kewalahan saat anak tidak bisa diam atau menikmati kegiatannya. Padahal bisa jadi penyebab anak sulit konsentrasi karena orangtuanya sendiri kurang memperhatikannya. Mungkin orangtua lebih memilih menonton TV dibanding menemani anak beraktivitas atau belajar, sehingga anak jadi sulit fokus. Cara meningkatkan konsentrasi anak adalah dengan berada di dekat mereka secara fisik, terutama ketika orangtua mencoba memberi arahan. Berdirilah di depannya dan lakukan kontak mata sejajar dengan mata anak, atau sentuh bahunya dan katakan apa yang ingin kamu perintahkan.

  2. Berikan instruksi secara bertahap

    Kegiatan yang terlalu sulit bisa jadi membuat anak malas menyelesaikan. Untuk membantu anak lebih fokus terhadap tugasnya, bantu dan bimbing ia dengan memberikan instruksi secara bertahap. Misalnya, saat orangtua ingin anak membereskan kamarnya, mulailah dengan perintah untuk mengambil mainannya dan memasukkan ke kotak mainan. Selanjutnya minta anak untuk membereskan tempat tidurnya. Untuk anak yang sudah bisa membaca, Ibu atau Ayah juga bisa menuliskan checklist tugas di sebuah kertas dan menempelkannya di dinding sebagai pengingat untuk anak.

  3. Ajak anak beraktivitas outdoor

    Cara meningkatkan konsentrasi pada anak juga bisa dilakukan dengan mengajaknya bermain di luar secara rutin. Anak yang sudah sekolah sangat mungkin bosan dengan rutinitas dan tugas yang membosankan. Supaya energi dan fokus anak bisa kembali, mereka perlu diajak melakukan aktivitas outdoor, seperti misalnya bersepeda, bermain bola, atau berenang. Semua kegiatan itu bisa membuat otak kembali segar sehingga anak lebih mudah fokus.

  4. Pastikan anak tidak kelaparan atau kelelahan

    Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu penyebab anak susah konsentrasi adalah karena mereka lapar, mengantuk, atau kelelahan. Memastikan mereka tidak mengalaminya bisa jadi cara meningkatkan konsentrasi pada anak. Supaya anak tidak kelaparan, Ibu perlu memberikan camilan di sela-sela jam makan beratnya. Namun, pastikan juga camilannya kaya nutrisi, rendah garam dan gula, serta bebas pengawet dan zat berbahaya. Tidur malam yang nyenyak juga penting, maka pastikan anak cukup istirahat dengan memberinya kesempatan tidur siang dan tidur malam tepat waktu.

  5. Hargai setiap usaha anak

    Banyak orangtua yang lebih fokus pada hasil yang diperoleh anak, bukan pada usahanya. Padahal, setiap usaha anak itu perlu dihargai, walau mereka gagal sekalipun. Daripada memuji nilai ujiannya, katakan pada anak bahwa ia telah berusaha sangat tekun untuk mendapatkan nilai tersebut, dan itu hebat serta membanggakan.

Permainan yang Dapat Membantu Anak Latihan Konsentrasi


Cara meningkatkan konsentrasi pada anak juga bisa dilakukan lewat berbagai macam permainan menyenangkan. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu menguatkan rentang perhatian anak supaya dapat mencapai batas maksimalnya. Berikut ide permainan yang bisa Ibu dan Ayah coba di rumah:

  1. Mencocokkan kartu atau gambar

    Cara meningkatkan konsentrasi melalui permainan adalah dengan mengajak anak mencocokkan kartu atau gambar. Permainan ini akan mendorong anak untuk menghafal visual gambar supaya bisa mencari pasangannya. Selain melatih fokus, permainan ini juga dapat membantu melatih daya ingat anak.

  2. Menyusun balok

    Cara meningkatkan konsentrasi selanjutnya adalah melalui permainan menyusun balok. Saat ini ada banyak sekali jenis balok di pasaran yang bisa digunakan anak bermain, ada yang bisa membentuk hewan, rumah, atau karakter tertentu. Ibu dan Ayah juga bisa menggunakan Lego sebagai latihan konsentrasi anak, karena tujuannya sebenarnya sama, membuat anak fokus dengan menyusun satu per satu bagian Lego menjadi bentuk tertentu.

  3. Bermain puzzle

    Menyusun puzzle juga bisa jadi pilihan cara meningkatkan konsentrasi pada anak. Menyusun satu demi satu potongan gambar akan melatih fokus dan daya ingat anak. Biasanya permainan ini tidak akan berjalan lancar hanya dalam satu kali main. Maka Ibu dan Ayah perlu membimbing anak bagaimana cara menempatkan potongan puzzle di tempatnya. Pilih jug puzzle dengan gambar menarik dan penuh warna supaya anak lebih tertarik menyelesaikannya.

  4. Permainan memancing ikan

    Permainan satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi generasi 90-an. Pasalnya, permainan memancing ikan cukup populer dimainkan saat kita dulu masih kecil. Mainan ini berbentuk lingkaran dengan banyak lubang di tengahnya. Lubang ini jadi tempat ikan-ikan yang nantinya harus dipancing menggunakan stik kecil panjang dengan benang yang juga sudah dipasang magnet di ujungnya. Permainan memancing ikan ini dapat menjadi cara meningkatkan konsentrasi pada anak!

  5. Mencocokkan balok geometri

    Permainan lain yang bisa dijadikan cara meningkatkan konsentrasi adalah mencocokkan balok geometri. Saat ini permainan ini juga cukup populer. Salam satu paket mainan, terdapat kotak kayu dengan beberapa lubang berbentuk geometri, serta beberapa balok geometri. Cara bermainnya dengan memasukkan balok geometri ke dalam lubang yang bentuknya sesuai dengan balok tersebut. Dengan memainkan permainan ini, anak akan dituntut fokus mencocokkan mana lubang yang pas untuk setiap baloknya.

  6. Menebalkan garis putus-putus

    Cara meningkatkan konsentrasi selanjutnya adalah melalui kegiatan menebalkan garis putus-putus. Ibu atau Ayah bisa membuat sendiri garis putus-putus di kertas dan minta anak untuk mengikutinya menggunakan spidol. Supaya lebih menarik, bentuklah garis putus-putus itu menjadi gambar misalnya hewan kelinci, beruang, atau kucing. Atau bisa juga membuat jalur kereta api.

Tanda Orangtua Perlu Menghubungi Dokter


Anak yang sulit konsentrasi seringkali membuat orangtua khawatir dan bertanya-tanya, sebenarnya normal tidak ya yang dialami anak? Anak-anak memang sangat mungkin memiliki masalah pada kemampuannya berkonsentrasi sehingga terkadang dibutuhkan bantuan guru, dokter anak, bahkan psikolog. Beberapa tanda yang perlu jadi perhatian seperti ketika anak berusia 4 atau 5 tahun yang terus-menerus kesulitan terlibat dalam berbagai kegiatan selama lebih dari dua atau tiga menit. Ia juga membutuhkan bimbingan orang dewasa terus-menerus untuk melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dikelola, melompat dari satu aktivitas ke aktivitas lain, serta tidak mampu mengontrol hasrat mendadak.

Kapanpun orangtua merasa anaknya tidak mampu berkonsentrasi, sulit belajar, atau menunjukkan tanda-tanda tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi ke ahlinya. Penting juga untuk tidak terlalu cepat mengasumsikan anak mengalami suatu gangguan, karena seperti yang sudah dibahas di atas, penyebab anak susah berkonsentrasi itu sangat beragam, ada banyak faktor yang turut memengaruhi. Sehingga perlu observasi mendalam untuk bisa menuju suatu kesimpulan. Yang terpenting lagi, jangan lelah untuk mengajak anak melakukan aktivitas yang mengasah kemampuan konsentrasinya ya!

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih