Perkembangan kognitif anak biasanya menjadi salah satu tahapan tumbuh kembang anak yang dapat mengalami kenaikan pesat di lima tahun pertama usia si kecil. Hal ini dijelaskan langsung melalui Help Me Grow. Melalui situs ini juga disebutkan ada empat bidang utama yang memiliki perkembangan pesat, yaitu: perkembangan motorik (fisik), bahasa dan cara berkomunikasi, kognitif, dan sosial (emosional). Lalu apa sih perkembangan kognitif itu?
Di sini dijelaskan bahwa perkembangan kognitif ada kaitannya dengan cara berpikir si kecil, cara ia melakukan eksplorasi pada hal-hal di sekitarnya, dan juga saat ia memahami sesuatu. Perkembangan kognitif juga erat kaitannya dengan perkembangan pengetahuan si kecil, keterampilan yang ia miliki, kemampuan memecahkan masalah dan juga disposisi. Hal ini akan mempengaruhi caranya berpikir dan memahami dunia di sekelilingnya. Perkembangan otak juga termasuk salah satu perkembangan kognitif.
Di sini, kita sebagai orang tua ternyata perlu paham dan mengerti mengenai perkembangan kognitif anak. Hal ini harus mulai dipupuk sejak dini bahkan saat si kecil baru lahir karena ini akan sangat berdampak pada kesuksesannya kelak, baik di sekolah maupun untuk kehidupan mendatang lainnya. Menurut situs ini juga, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak yang sudah dapat membedakan suara sejak ia berusia enam bulan akan lebih mudah belajar membaca ketika ia berusia empat atau lima tahun.
Lalu bagaimana ya cara meningkatkan perkembangan kognitif pada anak Ibu? Masih melalui situs yang sama, hal utama yang harus Ibu lakukan adalah ikut terlibat dalam tumbuh kembangnya sejak dini dan melakukan interaksi berkualitas setiap harinya. Berikut beberapa hal yang dapat Ibu lakukan untuk mengasah perkembangan kognitifnya :
Berbicara pada si kecil dan menamai objek yang biasa digunakan
Ibu bisa mulai dengan mengajak si kecil mengobrol sejak bayi. Ceritakan apa saja yang menarik, misalnya saat ia bermain mainannya, Ibu bisa beritahu ia benda apa saja itu. Saat ia sedang menyusu dengan botol, Ibu bisa bilang, “Ini botol susu.” Atau mungkin saat ia sedang memegang botol minyak telonnya, Ibu bisa mengatakan bahwa ini minyak telon, dan masih banyak lagi. Yang penting dalam mengasah perkembangan kognitif adalah melakukan interaksi sesering mungkin dengannya.
Ajak si kecil bermain dan biarkan ia bereksplorasi
Mungkin ini yang dinamakan “Tak masalah bila si kecil membuat mainannya berantakan karena ia sedang belajar”. Nah membuat mainan berantakan dan membiarkan ia melakukan eksplorasi pada mainannya adalah salah satu proses perkembangan kognitif. Jangan keburu marah ya Bu, si kecil sedang belajar.
Bernyanyi dan berdongeng untuk si kecil
Pada saat Ibu bernyanyi atau membacakan buku untuk si kecil, ternyata ada perkembangan kognitif yang akan terus diasah dan berkembang. Ia mulai belajar kata-kata apa saja yang ada pada nyanyian Ibu. Kemudian ia akan mulai tahu benda-benda di sekitarnya seperti apa yang sering Ibu nyanyikan. Tak hanya nyanyian, saat Ibu berdongeng atau membacakan buku pun ia mengalami proses belajar, dari mulai berimajinasi hingga mengingat benda-benda yang Ibu sebutkan. Misalnya Ibu bernyanyi Balonku, nanti bila ia melihat Balon, ia akan tahu bahwa benda itu bernama Balon. Atau saat Ibu membacakan cerita tentang hewan-hewan, ia jadi tahu hewan apa sajakah itu.
Mengenalkan anak pada buku dan permainan puzzle
Ternyata buku dan puzzle sangat bermanfaat untuk perkembangan kognitif anak, Bu. Sebaiknya supaya lebih menyenangkan, Ibu memberikan si kecil buku-buku penuh warna atau permainan puzzle dengan gambar yang lucu-lucu sehingga dapat membuatnya tertarik.
Memperluas kesukaan atau hobi si kecil dengan aktivitas fisik
Ini berkaitan dengan hobi atau kesukaan apa yang ada pada si kecil. Misal ia menyukai hewan, Ibu bisa mengajaknya ke kebun binatang dan mengenalkan secara langsung padanya tentang hewan-hewan yang ia sukai. Mulailah dengan Ibu menyebutkan apa nama hewan itu, bila ia sudah tahu apa nama hewan tersebut sebelum Ibu melakukannya, maka ini adalah hal yang bagus!
Menjawab semua pertanyaan si kecil
Sudah sangat akrab pasti ya bila si kecil sering menanyakan banyak hal seperti, “Bu kenapa ikan berenang?”, “Bu, kenapa ada bintang di langit?” dan masih banyak lagi. Ini berarti ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Jangan diabaikan ya Bu, ia sedang berproses dan mengasah perkembangan kognitif yang ada pada dirinya. Sabar dan belajarlah bersamanya ya.
Ajarkan si kecil untuk membuat pilihannya
Nah, yang ini akan lebih mudah diterapkan, terutama saat mengajaknya belanja di supermarket. Bila ia ingin jajan sesuatu, maka Ibu bisa membuatnya memilih jajanan apa yang paling ia inginkan saat itu. Memang ini sangat butuh waktu ya, Bu, karena biasanya saat kita belanja bulanan, yang harus utama didahulukan adalah kebutuhan rumah tangga. Namun ternyata hal ini baik juga untuk perkembangan kognitif si kecil. Mengajarkan ia untuk memilih dan membuat keputusan akan melatih dirinya menjadi pribadi yang lebih tegas dan juga mengajarkan tanggung jawab atas pilihannya.
Tuntun ia untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
Memang masalah yang dihadapi si kecil bukanlah suatu masalah yang besar seperti orang dewasa ya, Bu. Tapi bila ia diajarkan bagaimana menyelesaikan masalah yang ada di hadapannya, maka kelak bila dewasa ia akan lebih mudah menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Misalnya, pada balita, masalah yang sering terjadi adalah saat ia harus mengambil mainan yang jauh dari jangkauannya. Bila mainan tersebut dirasa masih dapat ia raih tanpa harus memanjat atau membahayakan dirinya, maka Ibu dapat mengarahkan ia untuk mengambil mainannya sendiri.
Selain mempelajari lebih dalam tentang cara untuk mengasah perkembangan kognitif anak, Ibu juga sebaiknya tahu tentang tahap perkembangan kognitif atau milestone anak berdasarkan usianya. Berikut perinciannya seperti dilansir melalui verywellmind.com :
Milestone perkembangan kognitif sejak lahir hingga 3 bulan:
Tiga bulan pertama merupakan masa-masa luar biasa bagi bayi karena pada tahap ini perkembangan kognitif anak berpusat pada eksplorasi inderanya, belajar lebih banyak tentang anggota tubuh mereka, dan lingkungan sekitar. Pada tahapan ini bayi biasanya :
Menunjukkan perilaku antisipatif seperti menghisap botol atau puting dengan mudah;
Dapat membedakan suara (nada & volume), sudah dapat melihat objek dengan jelas pada jarak 13 inci, dan sudah tahu rasa (pahit, asam, manis, asin); dan
Bayi sudah bisa mengenali warna dan menggunakan ekspresi wajah untuk merespons lingkungan sekitar mereka.
Milestone perkembangan kognitif usia 3 - 6 bulan:
Dapat meniru ekspresi wajah bahkan dapat menanggapi ekspresi wajah orang lain;
Dapat mengenali wajah-wajah yang biasa ia lihat; dan
Dapat bereaksi terhadap suara yang ia kenal.
Milestone perkembangan kognitif 6 - 9 bulan:
Menatap atau merasa penasaran pada hal-hal baru seperti mainan yang tergantung di atas tempat tidurnya;
Memahami perbedaan benda hidup atau mati; dan
Sudah mengerti perbedaan jumlah yang berbeda pada gambar yang ia lihat.
Milestone perkembangan kognitif 9 hingga 12 bulan:
Si kecil sudah bisa duduk dengan baik;
Si kecil mulai merangkak; dan
Beberapa ada yang sudah dapat berjalan dan mengeksplor dunia di sekitarnya.
Milestone perkembangan kognitif 1 - 2 tahun:
Suka melihat buku bergambar penuh warna dan bentuk menarik;
Meniru gerakan dan beberapa tindakan dasar; dan
Memanipulasi objek, misal membalik mainannya, atau memasukkan satu objek ke objek lain.
Milestone perkembangan kognitif 2 - 3 tahun:
Sudah tahu bayangan mereka sendiri di cermin dan sudah tahu namanya;
Dapat meniru tindakan orang dewasa seperti berpura-pura menyapu, mencuci; dan
Dapat menumpuk mainan cincin di pasak dari ukuran terbesar hingga terkecil.
Nah, bagaimana dengan perkembangan kognitif si kecil? Milestone di atas hanya sebagai tolok ukur ideal ya, Bu. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan tahapan perkembangan kognitif anak lebih lambat atau lebih cepat. Bila Ibu khawatir, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak kepercayaan ya.
Penulis: Luciana
Editor: Dwi Ratih