Balita

6 Penyebab Anak Tidak Bisa Diam dan Tips Menghadapinya

6 Penyebab Anak Tidak Bisa Diam dan Tips Menghadapinya

Ibu tentu menyadari bahwa ada anak-anak yang bisa duduk diam membaca buku atau menyusun puzzle dalam waktu yang cukup lama, dan ada pula anak-anak yang sukanya berlarian ke sana kemari, melompat-lompat, atau memanjat-manjat.

Sebagian Ibu khawatir jika anaknya terlalu aktif. Bukan karena tidak bersyukur anaknya sehat, tetapi karena Ibu sendiri yang mengawasinya merasa lelah, ada kemungkinan bahaya jika tidak hati-hati saat berlari atau memanjat, dan khawatir dengan kemungkinan anak tergolong hiperaktif.

Lantas, apakah anak tidak bisa diam itu sudah berarti anak yang hiperaktif?

Pernahkah terlintas dalam benak Ibu bahwa saat si kecil tergolong sebagai anak tidak bisa diam, bisa jadi hanyalah karena ia memang sangat energik? Anak-anak di usia mana pun sangat wajar memiliki banyak energi, dan ini adalah kondisi yang normal bagi anak untuk menyalurkan energinya tersebut. Bila tidak disalurkan, anak justru akan merasa stres sendiri lho.

Penyebab Anak Tidak Bisa Diam

Yuk kita bahas lebih dalam lagi tentang apa saja penyebab yang mendasari anak jadi tidak bisa diam?

  1. Kurang tidur

    Ibu mungkin merasa heran bagaimana mungkin anak yang kurang tidur justru menjelma menjadi anak tidak bisa diam? Padahal pada orang dewasa, kekurangan tidur menyebabkan kerentanan saat melihat kasur dan bantal, alias ingin rasanya rebahan saja dan tidur lelap.

    Namun, melansir dari laman verywellfamily, anak-anak ternyata memiliki pola yang berbeda dengan orang dewasa dalam urusan tidur. Jika orang dewasa kurang tidur terlihat lemas, mengantuk, dan tidak bersemangat, lain halnya dengan anak-anak. Mereka justru akan semakin aktif dan tampak seperti tidak kelelahan sama sekali.

    Rupanya nih, Bu, ketika seorang anak kurang tidur, tubuhnya merespons dengan memproduksi kortisol dan adrenalin yang membuatnya berenergi maksimal dan anak tidak bisa diam. Prosesnya tentu alami terjadi begitu saja. Untuk itu, orangtua perlu memastikan anak cukup tidur siang dan tidur malamnya.

  2. Stres

    Apakah Ibu percaya kalau stres bisa menular? Anak-anak ternyata juga bisa mengalami stres. Stresnya pun bisa karena pengaruh perilaku maupun tanggapan orangtua terhadap tingkah laku anaknya. Ya, anak membaca suasana stres dari orangtua dan bisa membuat anak tidak bisa diam.

    Selain stress dari orangtua, anak juga bisa stres karena perubahan-perubahan baru yang terjadi dalam hidupnya, misalnya saat momen menyapih. Karena ia akan dihadapkan pada pola hidup baru tanpa menyusu dan kehilangan kenyamanan didekap Ibu, anak jadi rentan stres untuk menyesuaikan diri. Pelariannya bisa berupa anak tidak bisa diam.

    Selain itu, perubahan-perubahan kebiasaan harian juga menjadikan anak bingung untuk menyesuaikan diri. Misalkan pindah rumah atau adanya adik bayi baru. Ini sangat mungkin memicu stres pada anak.

    Sebaiknya, tetapkan jadwal harian anak yang telah disepakati bersama. Jangan khawatir bila ada sebuah perubahan dalam keseharian keluarga selama kondisi masih terkendali. Dampingi saja si kecil yang sedang belajar mengelola stresnya, karena perubahan-perubahan dalam kehidupan tentu tidak bisa dihindari.

  3. Kurang Bergerak

    Sejatinya, anak memiliki kebutuhan gerak sebagai cara untuk mengeksplorasi kemampuan diri dan mengenali lingkungannya. Kurang bergerak bisa menjadikan anak tidak bisa diam. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa anak secara alami memiliki energi yang banyak. Sehingga butuh untuk disalurkan atau dikeluarkan.

    Energi yang banyak ini akan sulit untuk dilawan dengan hanya duduk diam lama. Itulah sebabnya saat ini sekolah sudah banyak yang mengidentifikasikan cara belajar anak berdasarkan respons tubuhnya terhadap jumlah energi yang anak miliki.

    Dalam satu hari anak sebaiknya dibiarkan bermain yang menggunakan gerak untuk menyalurkan energi besar seperti bermain di luar ruangan. Banyak bergerak akan membantu anak menggunakan energinya dengan baik. Sedangkan kurang bergerak akan memicu stres pada anak dan energinya akan membuat anak tampak tidak bisa diam sama sekali. 

  4. Adanya Masalah Kesehatan Mental

    Anak tidak bisa diam yang diakibatkan oleh masalah kesehatan mental mungkin saja terjadi. Contohnya adalah anak-anak dengan masalah kecemasan atau yang memiliki trauma akan suatu hal.

    Kecenderungan anak tidak bisa diam karena mereka cemas dan takut saat hanya diam saja. Untuk kategori ini memang sebaiknya harus berkonsultasi dengan tenaga profesional.

  5. Adanya Masalah Kesehatan Fisik

    Selain masalah kesehatan mental, adanya masalah kesehatan pada fisik anak juga bisa memicu anak tidak bisa diam. Bisa karena penyakit tiroid berlebih sehingga anak benar-benar tidak bisa diam. Selain itu bisa juga karena faktor genetika.

    Tahukah Ibu bahwa anak dengan diagnosis hiperaktif rupanya mendapatkan campur tangan genetika? Anak yang tergolong hiperaktif, atau lazim disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) berperilaku tidak bisa diam, dan disebutkan dalam laman webMD bahwa ada penelitian yang menunjukkan beberapa gen yang mempengaruhi seorang anak mengarah pada kategori ADHD.

    Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua anak tidak bisa diam itu termasuk ADHD ya. Kelainan ini hanyalah salah satu penyebabnya.

  6. Pengaruh Makanan

    Apakah Ibu pernah mendengar anggapan bahwa anak tidak bisa diam itu karena terlalu banyak makan yang manis-manis? Faktanya, gula tidak memengaruhi perilaku anak tidak bisa diam.

    Yang menjadi pemicu, apalagi pada anak dengan ADHD, adalah pengawet, pewarna buatan, dan zat adiktif lainnya yang terkandung dalam makanan kemasan. Ibu bisa memperhatikan asupan makanan anak yang sekiranya mengandung bahan preservatif dan melihat reaksinya.

    Akan lebih baik jika anak mengonsumsi makanan sehat yang diolah dari bahan segar di rumah. Bukan berarti makanan kemasan tidak boleh ya. Boleh-boleh saja kok, tapi cek kembali komposisinya dan lihat apakah anak mengalami intoleransi atau tidak.

Perbedaan Anak yang Energik dan Anak Dengan Diagnosis ADHD

ADHD sendiri adalah kondisi di mana anak cenderung impulsif, kurang bisa fokus, tidak bisa diam, tidak sabaran, kesulitan mengikuti instruksi, mudah lupa, dan suka menginterupsi saat orang lain bicara. Anak yang menderita ADHD biasanya akan kesulitan memproses informasi baru karena otaknya seolah berlarian sangat cepat. Sedangkan untuk memproses informasi dibutuhkan fokus dengan kerja otak yang lebih lambat.

Selain itu anak ADHD juga memiliki masalah emosi seperti mudah frustasi dan cepat marah. Mereka juga kesulitan dalam menata sesuatu, merencanakan sesuatu, merapikan, mengingat dan memperhatikan orang lain. Anak ADHD juga biasanya lebih childish ketimbang anak-anak seusianya.

Tanda-tanda inilah yang menunjukkan bahwa anak termasuk dalam kategori hiperaktif. Tetapi jika anak tidak bisa diam tanpa gejala-gejala seperti di atas, maka anak Ibu termasuk anak yang memiliki energi lebih. Karenanya, ada baiknya bagi orangtua agar bisa memfasilitasi anak tidak bisa diam dengan tepat.

Kegiatan Bersama Anak Tidak Bisa Diam

  1. Lakukan Kegiatan Fisik

    Tawarkan berbagai jenis kegiatan fisik baik di dalam maupun di luar rumah. Di dalam rumah, Ibu dan Ayah bisa mengajak anak bermain halang-rintang menggunakan alat sederhana seperti bantal dan guling. Bantal dan guling disusun sebagai rintangan, lalu mintalah anak untuk melewatinya.

    Ibu dan Ayah juga bisa terlibat dalam permainan lho. Misalnya dengan bermain kuda-kudaan merangkak di terowongan yang terbuat dari playmat. Untuk kegiatan luar ruangan, anak bisa diajak main petak umpet atau bermain di taman. Manfaatkan monkey bar yang biasa ada di taman.

  2. Ajak Anak Berolahraga

    Bersepeda dan jogging bisa Ayah dan Ibu pilih sebagai aktivitas olahraga yang menyenangkan untuk anak. Energi tersalurkan dan anak juga senang.

  3. Berkompromi dengan Kebutuhan Geraknya

    Tidak perlu memaksa anak duduk diam terlalu lama. Berkompromilah dengan kebutuhannya untuk terus bergerak. Jika anak masih dalam usia bayi yang merangkak, biasanya bayi akan ingin terus lari dari gendongan. Pastikan saja lingkungan sekitar aman dari benda berbahaya dan awasi pergerakan bayi Ibu.

    Pada usia toddler, kebutuhan anak untuk  bergerak akan semakin besar. Dengan bergerak, anak secara alami akan melatih semua anggota tubuhnya menjadi semakin kuat.

  4. Libatkan dalam Pekerjaan Rumah.

    Anak akan senang saat dilibatkan dalam pekerjaan orangtua dan diberi tanggung jawab pekerjaan rumah. Ibu bisa meminta anak membantu merapikan mainan, mengambilkan tisu, membuang sampah ke tempat sampah, memetik daun sayuran atau jika anak sudah lebih besar bisa dilibatkan dalam kegiatan memasak di dapur dan berkebun di rumah. Namun jangan lupa untuk tetap perhatikan keamanannya ya.

  5. Sepakati Bersama Anak Tentang Batasan Waktu Bermain

    Anak tidak bisa diam membutuhkan waktu untuk cooling down. Bagi anak yang sudah bisa memahami soal kesepakatan, Ibu bisa menyepakatinya bersama si kecil mengenai batasan waktu bermain. Terutama jika menjelang waktu tidur. Beri 30 menit sampai 1 jam jeda usai bermain ke waktu tidur.

Harus selalu diingat bahwa anak tidak bisa diam bukannya tidak bisa dikontrol, sehingga sebaiknya hindari melabeli anak dengan sebutan negatif yang akan melukai perasaan anak, seperti “nggak bisa anteng” atau “anak kok nggak bisa diam kayak cacing kepanasan”.

Anak-anak ini hanya perlu dibebaskan bergerak untuk menyalurkan energi berlebih. Namun jika timbul masalah lain seperti anak menunjukkan gejala ADHD, maka sebaiknya berkonsultasilah kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penulis: Dwi Ratih