Balita

5 Tips Menerapkan Aturan untuk Anak Bermain Gadget

5 Tips Menerapkan Aturan untuk Anak Bermain Gadget

Perkembangan teknologi saat ini semakin canggih ya, Bu. Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi seperti gadget, membantu kita dalam melakukan banyak hal, salah satunya adalah mencari informasi yang ingin kita dapatkan. Anak bermain gadget pun juga sudah menjadi hal yang tak asing lagi bagi kita saat ini. Bahkan, beberapa dari anak bermain gadget menggunakan ponselnya sendiri. Dilansir dari dailymail.co.uk, 1 dari 3 balita memiliki gadget sebelum mereka bisa berbicara. Dapat dikatakan bahwa orangtua mereka memberikan gadget sebagai salah satu media untuk menghibur anak mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Target Kids!, jaringan penelitian berbasis praktik di Toronto antara 2011 dan 2015, menjelaskan bahwa berdasarkan pengakuan dari 20% para orangtua memberikan balita mereka menggunakan gadget selama 28 menit. Berdasarkan alat untuk mengetahui kemampuan berbicara pada anak, peneliti menemukan bahwa semakin sering anak bermain gadget, kemungkinan besar ia juga akan mengalami speech delay. Annelia Sari Sani, M.Psi, psikolog dari TigaGenerasi menuturkan bahwa speech delay tak hanya karena gadget saja, tetapi faktor genetik dapat menjadi faktor utama. Tetapi, jika riwayat keluarga anak ada yang memiliki speech delay, ditambah dengan anak bermain gadget berlebihan, hal tersebut akan semakin parah.

Di sisi lain, anak bermain gadget juga memiliki dampak yang positif. Seperti salah satu contoh pengalaman salah satu ibu yang dilansir dari laman haibunda.com, anaknya bisa mengasah kemampuan berpikir melalui games yang dimainkan atau bahasa yang didengarkan melalui video yang sedang ditontonnya melalui Youtube.

Tentu dengan batasan yang sewajarnya ya, Bu. Sebagai orangtua, kita juga harus memahami alasan mengapa anak bermain gadget perlu diawasi penggunaannya, sehingga Ibu tetap dapat memantau perkembangan serta pertumbuhan fisik dan psikis sang anak menjadi lebih optimal. Salah satunya adalah gadget sebagai bahan untuk mengedukasi anak. Untuk itu, Ibu harus mengetahui apa saja dampak negatif serta positif yang ditimbulkan, serta penerapan aturan seperti apa yang sesuai sehingga dapat  diberikan untuk anak bermain gadget.


Dampak Buruk yang Ditimbulkan Jika Anak Bermain Gadget Berlebihan

Speech delay merupakan salah satu contoh dampak negatif yang ditimbulkan jika anak bermain gadget melebihi batas waktu yang seharusnya. Beberapa dampak negatif lain yang dapat ditimbulkan jika anak bermain gadget lainnya, yaitu:


  1. Terpapar radiasi secara terus-menerus

    Teknologi dalam gadget memancarkan energi frekuensi radio, suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang tidak terionisasi, yang dapat diserap oleh jaringan yang dekat dengan gadget. Jumlah energi frekuensi radio tersebut tergantung pada banyak faktor, salah satunya adalah jarak antara gadget dengan pengguna. Pada tahun 2011, International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan radiasi ponsel yang kemungkinan memiliki beberapa risiko karsinogenesis, atau gen yang dapat menyebabkan kanker.

    Hal ini akan terjadi jika pengguna gadget menggunakannya lebih dari batasan yang sewajarnya, begitu juga dengan anak bermain gadget. Jika orangtua tidak mengawasi dan memberikan batasan, atau dengan kata lain “kecolongan” membiarkan anak bermain gadget terlalu lama, kemungkinan besar si kecil akan terpapar radiasi terlalu lama.


  2. Kurang gerak bahkan bisa menuntun pada obesitas

    Ketika anak bermain gadget, ia hanya membutuhkan jarinya untuk dapat menggerakkan layar sentuh pada ponsel atau alat elektroniknya yang digunakan. Dapat dikatakan, bagian badan lainnya diistirahatkan karena sedang asyik bermain gadget. Hal ini dapat menuntun anak pada risiko obesitas dan diabetes dini, dikarenakan penggunaan teknologi yang berlebihan. Pada sebuah studi di Amerika dan Kanada, ditemukan bahwa anak-anak yang berumur 2-5 tahun tercatat terkena penyakit diabetes tipe 2, di mana penyakit tersebut biasanya menyerang orang dewasa ketika umur 40 tahun ke atas.

    Penyebabnya adalah mengonsumsi makanan yang kurang sehat saat sedang berkutat dengan teknologi, seperti gadget. Tak hanya obesitas dan diabetes, risiko penyakit lainnya yang dapat menyerang adalah penyakit jantung. Apabila Ibu terus-menerus memberikan toleransi kepada anak bermain gadget pada waktu yang berlebihan, risiko terkena beberapa penyakit tersebut akan semakin besar.


  3. Tumbuh kembang pada anak terhambat

    Pada balita, mereka masih terus mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Seperti, merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melangkah jauh, berguling, memisahkan barang, menyatukan kembali, mengisi sesuatu, mengosonginya kembali, dan masih banyak lagi hal yang masih terus dikembangkan sampai kurang lebih anak berumur 5 tahun. Anak bermain gadget yang terlalu lama akan menghambat kesempatan mereka untuk menggali dan menelusuri lebih dalam tentang beberapa kemampuan seperti yang baru saja disebutkan.

    Jika dibiarkan terlalu lama akan memperlambat perkembangan yang seharusnya mereka sudah kuasai. Beberapa gangguan yang dapat menghambat perkembangan si kecil adalah gangguan koordinasi, sulit mempelajari sesuatu, serta kecemasan terus-menerus, di mana sering diarahkan pada kemungkinan ketergantungan pada gadget. Balita membutuhkan banyak sentuhan pada manusia serta benda-benda yang akan disentuhnya, Hal tersebut dapat membantu dirinya mengenal lingkungan sekitar serta mengasah kembali kemampuan motoriknya, dan tidak tercapai jika pemberian gadget berlebihan pada mereka.


  4. Ketergantungan pada gadget

    Waktu penggunaan yang tidak dibatasi pada anak bermain gadget akan membuat anak semakin merasa ketergantungan. Hal tersebut bisa membahayakan proses perkembangan dirinya secara keseluruhan. Dunia yang dijalaninya hanya terbatas pada layar saja, padahal aktivitas fisik lebih dibutuhkan si kecil untuk tumbuh kembang yang optimal.

    Tak hanya saat anak masih dalam tumbuh kembang di masa emas atau golden age (umur 0-6 tahun), tetapi setelah itu aktivitas di luar teknologi juga dibutuhkan untuk menumbuhkan kemampuan lain dalam dirinya seperti kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Ketika sudah ketergantungan, ia akan merasa bahwa dunia yang dihidupinya hanya ada dalam gadget. Apabila dibiarkan, efek jangka panjangnya akan memengaruhi kehidupannya saat dewasa nanti.


  5. Agresif

    Berdasarkan penelitian dari Craig Anderson, tentang “Violent Video Game Effects on Children and Adolescents: Theoru, Research, and Public Policy”, tahun 2007, anak yang menggunakan gadget, terlebih jika ia menggunakannya untuk bermain video game yang penuh dengan kekerasan, dapat menuntun anak pada perilaku agresif seksualitas dan kriminalitas.

    Studi lain menjelaskan bahwa anak-anak muda yang mengembangkan kebiasaan bermain game bisa menjadi sedikit lebih agresif, diukur dengan perselisihan dengan teman sebaya misalnya, setidaknya selama satu atau dua tahun. Upaya untuk menekan perilaku agresif pada anak yaitu dengan disiplin dalam penetapan aturan anak bermain gadget.


  6. Tidur anak menjadi terganggu

    Berdasarkan penelitian, jika Ibu memberikan gadget pada anak untuk dibawa ke kamar, hal tersebut dapat menuntun anak menjadi kurang cukup tidur, tidur lebih lama dari yang seharusnya, dan lebih merasa lelah. Setiap tahapan umur anak memiliki waktu tidur yang sudah ditetapkan, jika anak tidak dipenuhi kebutuhan dari lama tidurnya mereka, akan membuat anak memiliki kemampuan otak yang menurun untuk dapat melanjutkan aktivitas di hari selanjutnya.


Sisi Positif dari Anak Bermain Gadget

Tidak semua teknologi memiliki dampak yang negatif, Bu. Gadget juga dapat Ibu gunakan sebagai media untuk mengajari anak terhadap sesuatu yang ingin diajarkan kepadanya, salah satunya adala kemampuan matematika. Shelley Pasnik, direktur dari Center for Children and Technology menjelaskan melalui penelitiannya bahwa anak-anak yang menonton PBS’s Peg + Cat, yang mengajarkan tentang kemampuan matematika dini, tentunya dengan ditemani orangtua atau wali, dapat menguasai pembelajaran tersebut dibandingkan dengan anak yang menonton sendiri saja.

Semakin orangtua terlibat dan menggunakan berbagai macam strategi, anak-anak akan lebih merasakan keuntungan dari sebuah media. Tak hanya itu, saat anak bermain gadget tak jarang mereka bertanya kepada Ibu tentang hal yang tidak diketahui saat sedang menyaksikan video. Jika kita dapat menjelaskan kepada si kecil dengan perlahan dan sabar, hal tersebut akan meningkatkan kepekaan salah satunya dari segi emosional, sehingga si kecil dapat memahami dengan baik dari apa yang dia lihat.

Berikut adalah dua hal positif lainnya dari anak bermain gadget, jika penggunaannya diawasi dengan baik oleh orangtua.


  1. Bermain games dapat membantu mengasah kemampuannya berpikir

    Bermain adalah salah satu sifat alami yang dimiliki oleh anak-anak. Ketika gadget menjadi media perantara si kecil untuk bermain, hal ini dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan si kecil. Sebuah penelitian menemukan bahwa kemampuan anak juga dapat ditemukan melalui pemahamannya mengenali karakter dari tokoh yang dilihatnya saat bermain. Selain itu, jika anak secara regular berhadapan dengan gadget dapat meningkatkan kemampuan untuk mengordinasi tangan-mata, multi-tasking, dan reaksi waktu. Dengan kata lain, gadget tidak sepenuhnya buruk, itu hanya butuh untuk diawasi dan dikontrol oleh orangtua.


  2. Mengurangi stres pada anak

    Dunia digital yang dapat diakses melalui gadget memiliki segudang hal yang dapat diakses menggunakan internet. Pemilihan konten harus sesuai dengan umur anak, karena pemberiannya dapat sesuai sasaran untuk mengedukasi. Tentunya, dengan pengawasan orangtua atau wali yang sedang menjaganya. Hiburan yang disajikan melalui gadget tersebut dapat membantu mengurangi stres pada anak.


5 Tips Aturan yang Dapat Diterapkan untuk Anak Bermain Gadget

Marcelina Melisa Dewi, S. Psi, M. Psi, Psikolog klinis anak dari Mutiara Edu Sensory dan Tiga Generasi, mengatakan bahwa internet akan lebih menyenangkan jika para orangtua mengetahui batasan yang diberikan kepada anak. Penggunaan internet kepada anak harus disikapi dengan bijak, agar internet dan gadget dapat digunakan secara positif. Berikut tips-tips yang dapat Ibu lakukan untuk menerapkan aturan anak bermain gadget.


  1. Orangtua menjadi contoh yang baik untuk anak

    Anak adalah imitasi yang baik dari orangtuanya. Apa maksudnya? Maksudnya adalah perilaku anak sebagian besar ditentukan oleh bagaimana orangtua bersikap setiap harinya. Kita dijadikan contoh oleh anak-anak kita. Ketika anak melihat bahwa orangtua sering fokus pada gadget, maka ia akan melihat bahwa gadget menjadi fokus utama kita. Jika anak bermain gadget terlihat berlebihan, coba telusuri perilaku kita sehari-hari terlebih dahulu, apakah kita juga sering melihat gadget lebih banyak dibandingkan berinterikasi dengan keluarga. Pastikan bahwa kita juga bisa disiplin pada diri kita untuk menunjukkan pada anak perilaku yang bijak dalam menggunakan gadget ya, Bu.


  2. Pastikan anak memahami konten media sesuai dengan usianya

    Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, konten yang sesuai dengan usianya akan turut membantu anak mengembangkan kemampuan berpikirnya. Konten yang tidak sesuai dengan umurnya akan menuntun anak pada pengenalan informasi yang terlalu dini, bisa jadi anak belum siap menerima informasi tersebut. Pada hal ini, Ibu atau wali yang menjaga anak harus turut menyortir konten yang akan ditonton oleh anak.


  3. Orangtua dapat mengatur apa yang boleh dan tidak boleh

    Penerapan disiplin yang kita berikan kepada anak salah satunya adalah mengatur apa yang boleh dilihat dan tidak boleh dilihat. Tentunya dengan penjelasan yang dapat dipahami oleh anak alasan kita tidak memperbolehkan hal tersebut, sehingga anak bisa memahaminya dengan baik.


  4. Menggunakan internet untuk tujuan bermanfaat

    Usahakan ya, Bu, untuk bertanya kepada anak tujuan ia ingin menggunakan internet, tentunya dengan pendekatan yang lebih partisipatif. Jelaskan juga kepada anak apa saja yang bisa ia temukan melalui internet. Damping ia untuk mencapai tujuan dari penggunaan internet yang dapat bermanfaat bagi dirinya, sehingga ia benar-benar merasakan manfaat positif dari penggunaan internet.


  5. Batasi penggunaan internet sesuai dengan usia anak

    Salah satu upaya kita dapat mencegah anak terpapar dengan informasi yang tidak sesuai dengan umurnya adalah membatasi penggunaan internet yang memang sesuai dengan umur anak kita. Salah satunya dengan menuntun anak membuka video yang ingin dilihatnya.

    Marcelina menambahkan bahwa orangtua juga dapat memberikan kontribusi terhadap konten yang tidak sesuai dengan usia anak atau konten yang melanggar hukum sehingga dapat memicu hal negatif kepada anak. Ibu dapat melaporkan pada Menkominfo melalui beberapa tahap:

    • Tahap pelaporan

      Membuka situs www.adukonten.id dan mengisi identitas diri. Pelapor juga mengunggah data konten negatif yang ingin dilaporkan.

    • Tahap verifikasi

      Menunggu apakah laporan dapat ditindaklanjuti.

    • Tahap persetujuan

      Pelapor akan diberikan nomor tiket agar dapat memantau status laporan.

Aturan penggunaan kepada anak bermain gadget yang diterapkan dengan bijak, tidak akan membuat anak menjadi ‘kecanduan gadget’ kok, seperti beberapa kasus yang mungkin Ibu juga sudah melihat dan mengetahuinya. Pemberian gadget pada anak juga harus didasari dengan hasil observasi Ibu dan ayah nih, jika memang dirasa si kecil masih belum siap sebaiknya ditunda dulu pemberian gadget padanya ya. Selamat memperkenalkan gadget kepada anak dengan bijak ya, Bu!

(Hadassah / Dok. Unsplash)