Kesehatan

Ingin Diet Efektif dan Aman? Coba Intermittent Fasting Diet Yuk!

Ingin Diet Efektif dan Aman? Coba Intermittent Fasting Diet Yuk!

Mungkin Ibu adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sulit menurunkan berat badan

Rajin berolahraga, belum tentu menurunkan berat badan, karena mesti pula mengatur pola makan. 

Pengin lebih cepat langsing? Coba, deh, melakukan diet rendah kalori. 

Jenis-Jenis Low Calorie Diet


Ada beberapa jenis low calorie diet yang bisa Ibu coba, yaitu:

1. The paleo diet

Ini adalah salah satu jenis diet yang memberikan hasil signifikan dalam menurunkan berat badan dan mengecilkan ukuran pinggang. Paleo diet bermanfaat juga untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, menstabilkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung. 

Negatifnya, Ibu mungkin kekurangan nutrisi penting yang bisa Ibu dapat dari biji-bijian utuh, susu dan jenis polong.

2. The zone diet

Adalah diet rendah glikemik, jadi Ibu cuma boleh makan karbohidrat dengan glikemik rendah, yaitu 35-45% karbohidrat, masing-masing 30% protein dan lemak dari total kebutuhan kalori dalam sehari. 

Disarankan untuk makan ‘1/3 protein, 2/3 beragam buah dan sayuran dan sedikit lemak’. Contoh lemak yang baik dikonsumsi yaitu buah alpukat, minyak zaitun dan kacang almond. Kurangi makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti pisang, kentang dan nasi.

3. Low-carb diet


Poin utama dari diet ini adalah memaksa tubuh menggunakan lebih banyak lemak sebagai ‘bahan bakar’, bukan penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi yang utama. 

Diet jenis ini juga sering disebut dengan ketogenic diet. Kelemahan dari diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak adalah bisa meningkatkan kadar lemak jahat dalam tubuh.

4. The Dukan diet

Diet ini dibagi empat tahap. Dua tahap pertama adalah untuk menurunkan berat badan, sedangkan dua tahap selanjutnya untuk perawatan. The Dukan diet dijalani dengan mengonsumsi protein dalam jumlah banyak dan sedikit karbohidrat.

5. Intermittent fasting diet

Intinya adalah menurunkan berat badan dengan melakukan puasa. Pada puasa intermittent, lebih menekankan pada mengatur waktu makan, bukan apa yang boleh dan tidak dimakan. 

Intermittent fasting ini disebut sebagai salah satu jenis diet rendah kalori yang baik untuk menurunkan berat badan. Intermittent fasting adalah rencana makan atau pola makan dengan berpuasa.

Untuk pola diet popular lainnya, silakan cek artikel sebelumnya, yaitu ‘Diet Clean Eating Bikin Kulit Cantik dan Tubuh Sehat’. 

Cara melakukan intermittentfasting, selama Ibu dalam jam makan, bukan berarti boleh makan sebebasnya. Penting juga, untuk menghindari makan dan minum yang tinggi kalori, junk food atau makan terlalu banyak. 

Selama dalam waktu berpuasa, diperbolehkan mengonsumsi sesuatu yang tidak mengandung kalori seperti air putih, kopi hitam dan teh. Banyak pakar setuju bahwa menerapkan Mediterranean diet dalam diet intermittent fasting adalah hal yang baik dilakukan.

Ketahui Manfaat Intermittent Fasting


Dengan turunnya berat badan, maka turut menurunkan risiko berbagai penyakit terkait kelebihan berat badan seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, sleep apnea dan beberapa jenis kanker. 

Diet sehat ini juga baik untuk mengurangi risiko penyakit terkait inflamasi, misalnya alzheimer’s disease, radang sendi, asma dan stroke. 

Apakah Diet Intermittent Fasting Aman dilakukan?


Pada dasarnya, diet intermittent fasting aman dilakukan dan bakal memberikan hasil yang baik, selagi mengikuti aturan. Namun intermittent fasting ini ada baiknya dihindari, jika Ibu sedang hamil atau pun menyusui. 

Penderita diabetes, gangguan kesehatan ginjal, asam lambung, orang dengan berat badan rendah serta anak-anak usia di bawah delapan belas tahun, juga nggak disarankan untuk melakukan diet puasa ini.

Menurut situs mayoclinic.com, ada tiga pendekatan pada intermittent fasting diet, yaitu:

  1. Alternate-day fasting
    Yaitu makan seperti biasa selama satu hari, kemudian berpuasa sepenuhnya pada hari berikutnya (catatan, pada ulasan ini nggak terdapat penjelasan mengenai makna dari ‘berpuasa sepenuhnya’, ya) atau makan sebanyak satu kali dan kurang dari 500 kalori pada keesokan harinya.
  2. 5:2 fasting.
    Atau yang lebih dikenal dengan istilah 5:2 approach. Yaitu makan normal selama 5 hari dan berpuasa pada 2 hari setelahnya. Metode ini disebut baik untuk memperbaiki insulin dalam tubuh.
  3. Daily time-restricting fasting
    Ini mungkin adalah pendekatan yang paling mudah untuk dilakukan, yaitu dengan metode 16/8. Dengan metode ini, Ibu boleh makan selama 8 jam dan berpuasa selama 16 jam. Contoh, Ibu bisa sarapan jam delapan, kemudian makan siang dan berhenti makan pada jam 4 sore.

Contoh metode diet puasa dari situs lainnya:

  1. The eat-stop-eat method
    Adalah metode berpuasa selama 24 jam, satu atau dua kali dalam satu minggu, namun tidak dilakukan dua hari berturut-turut. Hati-hati, metode ini bisa bikin Ibu merasa capek dan pusing.
  2. The warrior diet
    Caranya, adalah dengan makan buah dan sayuran dalam jumlah kecil di siang hari dan makan malam dalam porsi besar. Tipe ini dirasa kurang cocok dengan orang yang tidak terbiasa makan malam dalam porsi besar.
  3. Fast for 12 hours a day
    Metode ini, mirip dengan puasa yang biasa dilakukan pada bulan Ramadan, bedanya pada intermittent fasting diet ini, Ibu masih boleh minum. Ada cara mudah dalam melakukan metode ini, misalnya berpuasa dari jam 7 malam hingga jam 7 pagi. 

Ada beberapa tips agar hasil intermittent fasting diet lebih maksimal, yaitu:

  • Wajib minum yang cukup. Pastikan Ibu mengonsumsi minuman dengan nol kalori;
  • Menghindari melakukan olahraga berat. Contoh olahraga yang disarankan, misalnya yoga;
  • Memilih makanan rendah kalori namun padat nutrisi, yang kaya akan protein, serat dan lemak sehat. Contoh, kacang-kacangan, lentil, telur, ikan dan alpukat. Bisa juga, mengonsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung air seperti melon dan anggur; dan
  • Menggunakan bumbu alami sebagai penambah rasa, misalnya bawang, rempah dan herba lainnya.

Pingin melakukan diet sehat untuk menurunkan atau menjaga berat badan, bisa, tuh, mencoba intermittent fasting diet. Jangan lupa, jika memiliki riwayat kesehatan tertentu, berkonsultasi dulu dengan dokter, ya.

Editor: Dwi Ratih