Pernah dengar istilah berengan di bibir? Ternyata itu adalah jamur di bibir, lho Bu! Dialami oleh anak-anak dan lansia, meski ada juga orang dewasa yang mengalami.
Berbeda dengan jamur mulut, jamur di bibir letaknya ada di sudut bibir, baik salah satunya atau keduanya. Istilah yang lebih familiar di dunia medis adalah Angular Cheilitis.
Apa yang menyebabkan jamur di bibir ini? Adakah kaitannya dengan faktor gaya hidup?
Mengenal Angular Cheilitis
Jurnal yang diterbitkan National Library of Medicine pada tahun 2023 berjudul Angular Cheilitis menyebutkan bahwa, ini adalah kondisi akibat peradangan pada kulit yang menjadi gejala penyakit lain. Meski adanya infeksi tunggal dari jamur atau bakteri, juga masih menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit ini.
Letak peradangan kulit ini di sudut bibir. Biasanya diikuti oleh sensasi terbakar, perih, muncul kemerahan dan rasa gatal.
Kementerian Kesehatan menyebutkan adanya infeksi jamur di bibir ini, didukung dengan adanya penumpukan air liur di sudut bibir. Ketika seseorang merasa bibirnya kering dan sering menjilatnya, air liur akan terperangkap lebih banyak.
Air liur yang terperangkap ini, kemudian membentuk lingkungan lembap dan hangat yang sangat ideal untuk jamur berkembang. Karena sejak awal kulit di bibir sudah terluka, kemudian mendapatkan lingkungan lembap, akhirnya infeksi jamur dan bakteri inilah yang dipahami sebagai Angular Cheilitis.
Adanya penyakit dalam tubuh juga memengaruhi terbentuknya jamur di bibir. Beberapa penyakit imunitas, bahkan penyakit pada usus dapat membentuk ‘tanda’ dengan muncul jamur di bibir ini.
Faktor yang menyebabkan Angular Chelitis
Penyebab utama timbulnya jamur di bibir adalah, penumpukan air liur. Namun, untuk bisa terjadi penumpukan ini ada beberapa faktor yang menyebabkannya.
Menurut jurnal tahun 2022 berjudul Face Dermatitis yang diterbitkan di Dermatology for The Primary Care Provider menyebutkan, beberapa faktor penyebab yang mengarah ke Angular Cheilitis.
1. Usia
Perubahan anatomi seiring bertambahnya usia, menyebabkan penumpulan air liur di sudut bibir. Sehingga memicu tumbuhnya jamur di bibir. Nggak heran, kalau yang mengalami angular cheilitis kebanyakan adalah lansia.
2. Penggunaan gigi palsu yang tidak tepat
Penggunaan gigi palsu yang tidak tepat, justru memicu produksi liur yang berlebih. Mulai dari posisi yang kurang pas atau dari kualitas bahan yang kurang baik.
Ditambah lagi gigi palsu adalah benda asing yang dimasukkan ke dalam mulut. Memicu produksi air liur dan menumpuk di sudut bibir.
3. Orang-orang yang merokok
Perokok rentan mengalami banyak jenis penyakit, termasuk di antaranya adalah jamur di bibir. Tak hanya itu, jamur di bibir atas juga rentan terjadi mengingat kandungan dari rokok, suhu dan kelembapan yang terjadi dalam mulut dan faktor kebersihan.
4. Anemia of Chronic Disease (ACD)
Penyakit-penyakit tertentu yang menjangkit seseorang dalam jangka panjang, kerap menghalangi tubuh dalam produksi sel darah merah yang cukup. Biasanya penyakit yang diderita menyebabkan peradangan jangka panjang.
Contohnya seperti kanker dan gagal ginjal. Ini juga memengaruhi keadaan kulit, menjadikannya lebih kering dan pecah-pecah, salah satunya di sudut bibir. Karena kering, seseorang lebih berpotensi menjilatnya dan terjadi kontak dengan air liur.
5. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri Candida sp., Staphylococcus aureus, dan atau Streptococcus pyogenes dapat menyebabkan masalah pada sudut bibir. Bakteri dan jamur ini, bahkan bisa menyebabkan area bibir terdapat bercak putih, terasa kering, gatal dan kulit menjadi kemerahan.
6. Tubuh kekurangan nutrisi
Kekurangan asupan nutrisi akan terlihat jelas di kulit seseorang. Kulit tubuh akan menjadi lebih kering dan bermasalah.
Salah satunya adalah bagian wajah dan sudut-sudut tertentu, seperti sudut bibir dan lipatan hidung. Kulit akan terasa kering dan perih, sehingga memicu seseorang untuk menggaruknya atau menjilatnya.
Biasanya terjadi pada seseorang dengan defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin B. Faktor-faktor inilah yang kemudian meningkatkan potensi jamur di bibir. Pengaruh jamur Candida masih menjadi pemicu utama berkembangnya angular cheilitis.
Obat jamur di bibir
Selain saran medis dengang pengobatan berupa antibiotik telan atau salep yang dioles, jamur di bibir juga bisa diminimalisir dengan beberapa obat alami, seperti:
- Berkumur dengan air garam, air larutan baking soda atau air larutan cuka apel. Garam bersifat antiseptik alami, dan baking soda ampuh menghambat pertumbuhan jamur. Selain berkumur, air juga bisa dibasuhkan ke area bibir yang berjamur
- Konsumsi yogurt. Mengonsumsi yogurt sebagai sumber probiotik baik untuk menyeimbangkan koloni bakteri baik, sehingga bakteri jahat dapat ditekan. Ini akan membantu proses penyembuhan jamur juga, lho!
- Oles minyak kelapa. Minyak kelapa punya banyak manfaat, salah satunya anti jamur dan menjaga kelembapan kulit. Mengoleskan minyak kelapa di area bibir yang kering, akan membantu mencegah jamur bertumbuh lebih banyak dan mempercepat proses pendinginan kulit yang bermasalah.
- Konsumsi vitamin C. Ini merupakan langkah menguatkan imunitas tubuh yang baik untuk menekan pertumbuhan penyakit, jamur dan infeksi bakteri. Rutinlah mengonsumsi vitamin C untuk kekebalan tubuh yang lebih baik.
- Asupan nutrisi yang lengkap. Pada penderita jamur di bibir karena kekurangan nutrisi, penambahan asupan suplemen yang lengkap dapat membantu proses penyembuhan. Konsumsi makanan padat gizi juga membantu melengkapi proses tubuh melengkapi nutrisi yang hilang.
Keberadaan jamur di bibir, tetap sebaiknya dikonsultasikan pada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Kombinasi dengan pengobatan herbal di rumah, dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Editor: Aprilia