Kesehatan

Jangan Asal Diagnosa! Ini Perbedaan ADHD Dan Autisme

Jangan Asal Diagnosa! Ini Perbedaan ADHD Dan Autisme

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme rupanya dua diagnosis yang berbeda dengan gejala yang juga tidak sama. Namun hingga saat ini, keduanya masih sering membuat orang tua bingung apakah anaknya ADHD atau autisme.

Padahal dalam dunia medis perbedaan ADHD dan autisme ini cukup terlihat jelas. Perbedaan ADHD dan autisme ini rupanya cukup signifikan. Bahkan, juga jadi tak bisa dikategorikan sama antara anak satu dengan lainnya. 

Diagnosa untuk keduanya juga tak bisa langsung dilakukan tanpa bantuan tenaga ahli, jadi sebaiknya Ayah dan Ibu datang langsung ke klinik tumbuh kembang, jika curiga si kecil tampak memiliki gejala perilaku ADHD atau autisme.

Seiring perkembangan zaman, para peneliti dan tenaga ahli tumbuh kembang anak biasanya cukup memperhatikan pola perilaku ADHD maupun autisme. Tak heran bila ilmu dan perawatan terhadap dua perilaku ini terus mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik.

Pengertian ADHD dan autisme


Pengertian ADHD dan autisme kerap dianggap sebagai diagnosa yang sama, padahal tentu saja keduanya berbeda. Seseorang bisa memiliki perilaku ADHD sekaligus autisme, namun ada juga yang hanya memililki salah satunya saja.

Melansir dari laman Very Well Health, pengertian ADHD dan autisme adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang memiliki gejala hampir sama pada beberapa hal. Akan tetapi, tetap memiliki diagnosa dan perawatan yang berbeda. 

Ayah dan Ibu tak bisa menegakkan diagnosa sendiri hanya melalui informasi yang beredar di internet, karena kondisi ini perlu pemeriksaan lebih lanjut serta perawatan yang intensif. Sejak tahun 2013, perbedaan ADHD dan autisme sudah terlihat sejak diagnosa pertama ditegakkan.

Tenaga ahli diimbau agar tidak memberi diagnosa ADHD atau autisme sekaligus pada seseorang, sebab keduanya merupakan gangguan yang berbeda.

Melansir dari laman Medical News Today, The American Autism Association telah melaporkan data bahwa autisme biasanya muncul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Kondisi ini 5 kali lebih banyak berkembang pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Sementara itu, ADHD merupakan gangguan perkembangan saraf yang umum. American Psychiatric Association (APA) mengatakan bahwa ADHD dapat memengaruhi sekitar 8,4% anak-anak dan 2,5% pada orang dewasa. Diagnosa ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan.

ADHD juga memiliki beberapa tipe dan perlu diagnosa lebih spesifik untuk menegakkan apa yang sedang pasien alami, seperti:

  • Sulit memperhatikan atau sulit fokus
  • Hiperaktif-impulsif
  • Gabungan keduanya.

Perbedaan ADHD dan autisme ini bisa jadi tidak sama di atas kertas, namun bagi penyandang masing-masing gangguan ini dapat terlihat sangat mirip secara langsung. Tapi mengapa pengertian ADHD dan autisme seringnya dianggap sama?

Sebenarnya, ciri-ciri tidak fokus (fokus minim) dan impulsif ada pada orang yang memiliki gangguan ADHD, tapi terkadang orang dengan gangguan autisme bisa juga mengalaminya (meski tidak semua pasien). Sama halnya dengan ciri-ciri autisme yang sering mengalami speech delay, penyandang ADHD juga ada yang mengalaminya.

Perbedaan ADHD dan autisme memang cukup signifikan bila diteliti lebih lanjut, namun keduanya punya persamaan juga seperti diagnosa bisa muncul sejak masa kanak-kanak dan dapat berlangsung seumur hidup penderitanya. Meskipun begitu, tak perlu khawatir dan harus tetap semangat karena kedua diagnosa ini dapat pulih serta terkontrol saat anak mendapatkan terapi dan perawatan yang tepat.

Perbedaan ADHD dan autisme

Melansir dari laman WebMD, perbedaan ADHD dan autisme yang paling kelihatan adalah dari gejala utamanya. Gangguan spektrum autisme merupakan serangkaian gangguan perkembangan yang dapat mempengaruhi kemampuan berbicara atau bahasa, perilakunya, cara bersosialisasi, hingga kemampuan belajarnya.

Sementara itu, ADHD adalah sebuah kondisi umum yang dapat memengaruhi beberapa hal seperti fokus atau konsentrasinya, sering mendadak hanya berdiri dan terdiam saja, hingga lebih banyak berpikir sebelum bertindak. Perbedaan ADHD dan autisme berikut ini dapat menjadi bukti bahwa kedua diagnosa ini memang tidak sama:

1. ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder)

Orang yang menderita ADHD sering bertindak impulsif yang seringnya berbahaya. Bedanya dengan autisme, masih bisa dikontrol meski tetap melalui pengawasan ketat supaya tidak membahayakan dirinya.

Tindakan impulsif ini misalnya, tiba-tiba melompat dari meja yang cukup tinggi tanpa berpikir bahwa hal tersebut berbahaya, memukul barang, dan masih banyak lagi. ADHD juga sering ditandai dengan kesulitan memfokuskan pikiran (konsentrasi) hingga kontak mata yang lemah terhadap orang yang mengajaknya berbicara.

2. ASD (Autism Spectrum Disorder)

Sementara itu, gejala pada anak ASD jauh lebih beragam dan spesifik, yaitu mengalami keterlambatan bicara, pola bicara yang tak biasa, hingga Bahasa lisan yang kurang. 

Anak ASD juga mengalami sejumlah kesulitan seperti komunikasi atau interaksi sosial hingga sensoriknya (sensitif terhadap cahaya, bau, rasa, hingga sentuhan). Mereka juga kerap kali melakukan tindakan berulang atau stimming seperti melompat-lompat, mondar-mandir, atau menggoyangkan badannya.

Perbedaan ADHD dan autisme ini memang sangat tipis, namun apapun diagnosanya akan lebih baik bila melalui proses pemeriksaan pada pihak medis sehingga perawatannya akan lebih tepat.

Persamaan ADHD dan autisme 


Sementara itu, bila perbedaan ADHD dan autisme telihat lebih jelas setelah melalui proses pemeriksaan dengan tenaga medis terkait, maka persamaan kedua diagnosa ini ternyata juga cukup signifikan. Keduanya sama-sama membutuhkan waktu dalam mengelola emosinya atau melabeli emosinya. 

Penderita ADHD atau autisme yang lebih susah dalam mengelola emosinya akan membutuhkan terapi perilaku lebih lanjut, agar hal tersebut dapat dikontrol dengan baik. Emosi yang kerap muncul pada anak ASD maupun ADHD adalah tantrum, hingga meltdown dengan pemicu yang lebih bervariasi. 

Namun mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan atau emosi apa yang sedang mereka rasakan. Tak heran beberapa orang tua memberikan pengertian atau label emosi melalui media seperti, gambar dengan beragam tipe emosi yang sering dialami manusia. 

Perbedaan ADHD dan autisme yang cukup signifikan ini, jangan lantas mengecilkan hati para orang tua dalam menghadapi buah hatinya yang istimewa. Parents tetap harus mendukung penuh buah hati istimewa ini, dengan cinta dan kasih sayang yang utuh pastinya.

Editor: Aprilia