Kesehatan

Sempat Ancam Kesehatan Timnas Perancis, Ini Sekilas Tentang Flu Unta!

Sempat Ancam Kesehatan Timnas Perancis, Ini Sekilas Tentang Flu Unta!

Selain tim sepakbola nasional, flu unta ikut jadi perbincangan pada FIFA World Cup 2022 di Qatar. Pasalnya, timnas Perancis yang akan bertanding melawan Argentina pada Minggu, 18 Desember 2022 lalu rupanya sempat terserang flu unta.

Dilansir dari Forbes, Kingsley Coman, Ibrahima Konaté dan Raphaël Varane sempat melakukan social distancing dari teman-teman satu timnya menjelang pertandingan. Sebenarnya, apakah flu unta itu? Apakah ada hubungannya dengan Covid-19 juga?

Mengenal flu unta

Flu unta adalah istilah lain untuk MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang disebabkan virus bernama MERS-Cov (Middel East Respiratory Syndrome Coronavirus). Melansir dari Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi Emerging, virus corona pada flu unta merupakan virus subtipe baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Virus ini menginfeksi saluran pernapasan sama halnya dengan selesma (common cold), SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan Covid-19 (Coronavirus disease 2019). Gejalanya pun ringan sampai berat, bergantung respon tubuh penderitanya.

Flu unta sendiri pertama kali muncul di tahun 2012. Awalnya gejala serupa ditemukan di Jordan pada April 2012, namun baru dinyatakan sebagai MERS sejak kasus di Arab Saudi pada September 2012 muncul.

Di Indonesia, terdapat 575 kasus dugaan MERS dari 2013-2020. Namun, kasus diantaranya terbukti negatif dan 7 sisanya tidak dapat diperiksa karena spesimen tidak bisa diambil. Dari data ini, kasus positif MERS belum dilaporkan ada di Indonesia.

Data terbaru menunjukkan flu unta secara global telah menjangkit 2.591 orang dan menyebabkan kematian pada 894 orang di antaranya. 12 di antara 27 negara yang mengonfirmasi kasus flu unta merupakan negara-negara Timur Tengah.

Penularan flu unta


Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa virus flu unta merupakan tipe virus yang menular dari hewan ke manusia, bisa karena kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. Masih belum dapat dipastikan jenis kontak seperti apa yang membuat penularan flu unta dari unta ke manusia mungkin terjadi.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ditemukan adanya virus flu unta pada partikel udara di kandang unta di kawasan Arab Saudi. Pemilik dan beberapa untanya positif tertular MERS.

Tentunya dalam kesehariannya pemilik melakukan kontak langsung dengan unta. Namun, dengan ditemukannya partikel flu unta di udara area kandang membuat dugaan kontak penularaan menjadi abu-abu.

Flu unta sendiri diyakini memang berasal dari unta dan menularkannya pada manusia lewat percik liur, baik secara langsung maupun tidak langsung. Area mata, hidung dan mulut berpotensi menjadi pintu masuk bagi virus ini.

Penularan antar manusia bisa terjadi pada orang-orang yang berkontak erat dan tenaga kesehatan yang menangani pasien flu unta. Anggota keluarga atau orang-orang yang baru saja melakukan perjalanan dari negara-negara Timur Tengah memiliki potensi tertular flu unta.

Penularannya bisa dari percik liur saat orang yang sakit batuk atau bersin, bisa juga melalui kontak dengan benda yang memiliki virus flu unta.

Gejala flu unta


Serupa dengan Covid-19, MERS atau flu unta juga bisa saja tidak menimbulkan gejala sama sekali. Gejala flu ringan sampai berat berpotensi terjadi dan berisiko mengalami kematian. Pada kasus dengan komorbid, pasien seringkali tidak tertolong karena komorbidnya memburuk selama terjangkit flu unta.

Gejala ini akan mulai muncul 5-6 hari setelah terpapar. Tapi bisa juga sampai 14 hari setelah terpapar. Gejala yang umum terjadi seperti:

  • Demam
  • Batuk
  • Sulit bernapas
  • Diare
  • Pada beberapa kasus ditemukan juga pneumonia, meski tidak selalu pasien MERS mengalami ini
  • Pada gejala berat bisa timbul sesak napas yang mengharuskan dipasangnya ventilator.

Lansia, mereka yang memiliki sistem imun rendah dan seseorang dengan penyakit berat tergolong pada pasien berisiko tinggi tertular dan mengalami gejala yang berat. Bisa saja berupa kesulitan bernapas tanpa alat bantu serta berujung pada kematian.

Cara mencegah penularan flu unta


Tidak ada vaksin khusus untuk flu unta. Tidak ada juga pengobatan khusus untuk flu unta. Pengobatan yang diberikan bersifat suportif dan berdasarkan pada kondisi pasien masing-masing.

Untuk itu, perlu dilakukan adanya pencegahan untuk melindungi diri dari penularan virus flu unta:

  • Bila bepergian ke peternakan, kandang, pasar hewan, baik itu unta atau hewan lainnya, lakukan protokol kesehatan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menyentuh hewan. Gunakan masker dan hindari berdekatan dengan hewan yang sakit.
  • Hindari mengonsumsi daging atau susu unta mentah. Berlaku juga untuk hewan jenis lainnya. Pastikan daging yang akan dikonsumsi sudah dimasak sampai matang. Susu juga harus melewati proses pasteurisasi sebelum dikonsumsi.
  • Seseorang dengan risiko tinggi tertular (imunitas rendah, seseorang dengan komorbid, ibu hamil, dan anak-anak) sebaiknya menghindari kontak dengan hewan.

Bila sudah tertular, lakukan isolasi mandiri dan pergi ke fasilitas kesehatan bila gejala memburuk. Fasilitas kesehatan yang menerima kasus flu unta diharapkan segera melakukan tindakan preventif untuk mencegah penyebaran virus lebih jauh.

Selalu terapkan gaya hidup bersih dan sehat untuk meminimalisir penularan. Terapkan protokol kesehatan agar tehindari dari risiko terpapar virus ini.

Editor: Aprilia