Kesehatan

Waspadai 3 Fase Utama Penyakit Kawasaki Pada Anak yang Langka!

Waspadai 3 Fase Utama Penyakit Kawasaki Pada Anak yang Langka!

Penyakit Kawasaki pada anak merupakan salah satu penyakit langka yang bisa menyerang anak-anak. Melansir dari laman Mayo Clinic, penyakit Kawasaki merupakan pembengkakan atau peradangan yang terjadi pada dinding pembuluh darah kecil hingga sedang yang bertugas membawa darah ke seluruh tubuh. 

Umumnya, peradangan ini terjadi pada arteri koroner yang berperan sebagai pemasok utama darah yang berisi oksigen ke jantung. Penyakit ini sudah ada sejak dulu dan dikenal juga dengan sebutan sindrom kelenjar getah bening mukokutan yang juga dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening, selaput lendir dalam mulut, hidung, mata, dan tenggorokan.  

Penyakit Kawasaki juga dapat berpengaruh pada fungsi otot jantung atau katup jantung. Gejala Kawasaki pada bayi dan anak-anak harus menjadi perhatian penuh karena jika mendapatkan pengobatan sejak dini, maka akan pulih lebih cepat dan terhindar dari masalah jantung jangka panjang.

Fakta singkat tentang penyakit Kawasaki


Melansir dari laman Healthy Children, ada sekitar lebih dari 4200 anak-anak di Amerika Serikat terdiagnosa penyakit Kawasaki setiap tahunnya dan sekitar 90% kasus penyakit Kawasaki ini dapat menyerang anak-anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 5 tahun. 

Meski terbilang penyakit yang harus diwaspadai, namun penyakit Kawasaki pada anak ini bukanlah penyakit menular dan kerap terjadi pada anak-anak keturunan Asia atau Kepulauan Pasifik. Banyak peneliti dan dokter belum bisa mengungkapkan apa penyebab utama penyakit ini, namun banyak yang menduga ini merupakan sebuah reaksi dari sistem kekebalan tubuh pada anak-anak.

Fase penyakit Kawasaki pada bayi dan anak-anak

Gejala Kawasaki pada bayi dan anak-anak bukan hanya ruam atau demam saja, mengutip dari laman NHS, penyakit Kawasaki pada anak punya beberapa tahapan penting yang harus diwaspadai seperti berikut ini:

1. Fase akut (minggu 1–minggu 2)


Ciri penyakit Kawasaki pada anak untuk fase awal ini dapat terlihat dari munculnya demam pada anak disertai dengan suhu tinggi yang tidak dapat sembuh meskipun sudah diberi obat antibiotik, ibuprofen, atau paracetamol. Suhu tinggi hingga 40 derajat celcius ini dapat berlangsung hingga 5 hari berturut-turut bahkan hingga 11 hari bila pengobatannya tidak tepat. 

Selain itu, gejala Kawasaki pada bayi juga dapat dilihat dari kulitnya karena ia akan mengalami ruam. Kemudian pada bagian tangan dan kaki akan terlihat bengkak, memerah, dan bertekstur keras. Terkadang anak juga akan merasa sakit saat disentuh atau bergerak sehingga ia akan tampak lesu. 

Penyakit ini juga dapat menyebabkan mata, lidah, mulut, bibir, dan tenggorokan merah atau meradang. Dapat juga disertai dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening yang akan terdeteksi saat Ibu meraba leher si kecil dan ditemukan seperti benjolan di satu sisi.

2. Fase sub-akut (minggu 2-minggu 4)

Gejala Kawasaki pada bayi dan anak-anak fase sub-akut ini akan berangsung membaik meski ruam masih ada dan demam tinggi akan reda. Ciri penyakit Kawasaki pada anak fase kedua ini seringnya juga ditandai dengan gejala lain seperti sakit perut, muntah, diare, kencing bernanah, badan lesu, sakit kepala, nyeri sendi, kulit dan bagian mata menguning, dan kulit pada tangan serta kaki mengelupas.

3. Fase pemulihan (minggu 4-minggu 6)


Ciri penyakit Kawasaki pada anak fase ketiga ini disebut juga sebagai fase pemulihan dimana semua gejala mereda dan menghilang namun anak-anak masih tampak lesu dan kekurangan energi. Sejumlah pengobatan dan perawatan mungkin masih dilanjutkan hingga anak sudah benar-benar sembuh. Sejak awal terlihat ciri penyakit ini, sebaiknya Ibu segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Komplikasi penyakit Kawasaki pada anak

Masih melansir dari laman Mayo Clinic, biasanya penyebab utama penyakit jantung pada anak-anak yang terjadi di sejumlah Negara maju adalah penyakit Kawasaki. Namun ada kabar baik mengenai hal ini, bila terdeteksi sejak dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat maka jarang sekali menyebabkan kerusakan permanen.

Meskipun begitu, komplikasi penyakit Kawasaki pada anak yang berkaitan dengan jantung tetap ada, hal ini meliputi: peradangan pembuluh darah arteri koroner, peradangan otot jantung, hingga masalah katup jantung. Peradangan pada arteri koroner dapat menyebabkan penonjolan dinding arteri (aneurisma) yang berisiko pada kematian.

Apakah bisa penyakit Kawasaki diobati?


Perawatan dan pengobatan harus dilakukan dengan segera untuk mencegah komplikasi penyakit Kawasaki pada anak lebih buruk. Melansir dari laman Kids Health, berikut ini beberapa langkah yang biasa dilakukan oleh dokter terhadap penyakit ini:

  • Pemberian intravena (IV) dosis imun globulin (IVIG)

Antibodi atau protein ini nantinya akan membantu melawan infeksi yang mungkin terjadi. Perawatan ini juga dapat menurunkan risiko aneurisma arteri koroner dan akan diberikan hanya satu kali.

  • Aspirin dosis tinggi

Pengobatan penyakit Kawasaki pada anak biasanya juga akan diberikan aspirin dosis tinggi yang diberikan melalui mulut untuk membantu mengobati peradangan yang terjadi. Anak akan diminta mengkonsumsi aspirin hingga tes darah menunjukkan peradangan mulai membaik dan mereda.

  • Memberikan steroid

Jika perawatan IVIG tidak bekerja, maka pengobatan lain akan dilakukan seperti memberikan steroid yang dapat membantu mencegah aneurisma koroner terjadi. Diperlukan penanganan oleh dokter spesialis dibidang ini supaya perawatan dapat maksimal dan tepat, oleh karena itu Ibu wajib memeriksakan bila terlihat ada gejala Kawasaki pada bayi.

Editor: Aprilia