Bisakah IUD Lepas Sendiri? Jangan Panik! Yuk, Lakukan Ini
IUD atau intrauterine devices adalah salah satu metode KB yang populer dan terbilang efektif. Umumnya, IUD akan bertahan pada posisinya di dalam rahim setelah pemasangan.
Namun terkadang ditemukan juga kasus IUD lepas sendiri, meski Ibu tak melakukan kegiatan apapun, termasuk aktivitas seksual. Dalam dunia medis, kondisi tersebut disebut sebagai expulsion.
Ketika IUD lepas sendiri, tentu saja hal ini bikin kita jadi panik, ya Bu. Lalu, apakah KB IUD yang lepas sendiri berbahaya bagi kesehatan Ibu? Apa yang harus kita lakukan ketika IUD lepas? Ada baiknya, jangan bertindak sendiri ya Bu!
Apa itu IUD?
IUD adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk pencegahan kehamilan jangka panjang. Umumnya, KB IUD terbuat dari bahan plastik fleksibel berbentuk T.
Di bagian ujungnya terdapat dua tali tipis panjang. Fungsinya untuk membantu ibu memastikan IUD tetap pada tempatnya, sekaligus untuk membantu dokter melepas nantinya.
Ada 2 IUD yang umum digunakan, yaitu:
- IUD hormonal: Melepaskan hormon progrestin, mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma mencapai rahim dan membuahi sel telur, dan bekerja selama 3-5 tahun
- IUD tembaga: Melepaskan tembaga (copper), mengubah lapisan dinding rahim untuk mencegah penempelan sel telur yang dibuahi, dan bekerja hingga 10 tahun.
Mana yang harus dipilih? Untuk mengetahui jenis IUD yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan, Ibu perlu berkonsultasi kepada dokter atau penyedia layanan kesehatan seperti bidan.
Memahami proses pemasangan IUD
Sebelum pemasangan KB IUD, dokter wajib menjelaskan bagaimana prosedur serta apa saja risikonya. Ibu mungkin disarankan untuk mengonsumsi pereda nyeri satu jam sebelum prosedur.
Secara garis besar, berikut langkah-langkah pemasangan IUD:
- Dokter memasukkan speculum atau cocor bebek untuk menahan mulut vagina
- Pembersihan area serviks secara menyeluruh dengan antiseptik
- Selanjutnya, dokter memasukkan tentaculum untuk menstabilkan posisi serviks
- Setelah posisi serviks stabil, dokter akan memasukkan uterine sound untuk mengukur kedalaman rahim
- Jika kedalaman rahim sudah diketahui, dokter akan memasukkan IUD melalui serviks menggunakan tabung inserter
- Dokter mengeluarkan sebagian tabung inserter dan menggunting benang IUD hingga 3-4 cm
- Tabung inserter dikeluarkan seluruhnya dari rahim melalui vagina.
Kebanyakan prosedur IUD tidak menimbulkan rasa sakit yang hebat. BIasanya Ibu juga bisa langsung melanjutkan aktivitas sehari-hari setelah pemasangan.
Namun ada baiknya untuk menghindari aktivitas tertentu seperti hubungan seks, dan mandi dengan air panas selama beberapa hari setelah pemasangan agar terhindar dari infeksi.
Lalu, bisakah KB IUD lepas sendiri?
Meski tergolong langka, kemungkinan IUD lepas sendiri tetap ada. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat, untuk setiap 1.000 prosedur pemasangan, rata-rata sekitar 4 wanita akan mengalami masalah dengan IUD yang tidak terpasang dengan baik.
Penyebab utama IUD terlepas biasanya adalah kesalahan pada saat pemasangan. Selain itu, sebuah studi dalam jurnal Contraception (2015) menemukan bahwa, pemasangan saat Ibu sedang menyusui juga meningkatkan risiko IUD terlepas hingga enam kali lipat.
Faktor penyebab lainnya adalah waktu pemasangan IUD. Prosedur pemasangan yang dilakukan enam bulan sejak memiliki bayi, memiliki risiko lepas lebih besar.
Pemasangan IUD yang dilakukan pada wanita berusia di bawah 20 tahun pun, memiliki risiko kesalahan yang lebih besar. Pemasangan KB IUD di usia tersebut rentan terlepas.
Tanda-tanda IUD bergeser
Banyak wanita yang tidak merasakan gejala apa pun saat IUD mereka bergeser atau bahkan terlepas. Namun, dikutip dari WebMD, Ibu bisa melakukan pemeriksaan sendiri di rumah untuk mengetahui apakah IUD tetap pada tempatnya atau tidak dengan cara berikut:
- Cuci tangan hingga bersih sebelum memeriksa posisi IUD
- Jongkok atau duduk untuk mempermudah akses menuju vagina
- Masukkan jari ke dalam vagina hingga terasa bagian leher rahim
- Di sekitar leher rahim, benang IUD yang terpasang dengan baik akan terasa.
Saat melakukan pemeriksaan mandiri ini, hindari menarik benang IUD. Ibu cukup merabanya untuk merasakan IUD tetap pada tempatnya atau tidak. IUD lepas sendiri atau bergeser biasanya menunjukkan tanda-tanda seperti:
- Tali IUD tidak terasa sama sekali atau terasa namun panjangnya berubah
- Terjadi perdarahan abnormal selama beberapa bulan pertama setelah pemasangan
- Rasa tidak nyaman saat berhubungan intim
- Kram perut parah
- Keputihan yang tidak normal
- Demam (gejala infeksi pada rahim).
Apabila menemukan tanda-tanda di atas, maka sebaiknya segera temui dokter untuk dilakukan pemeriksaan pada IUD.
IUD lepas sendiri, harus bagaimana?
Jika ibu merasakan IUD lepas sendiri atau bergeser, Ibumin sarankan untuk segera buat janji temu dengan dokter ya, Bu. Tidak perlu panik, dan hindari memasukkan kembali IUD sendiri.
Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan posisi IUD. Apabila IUD memang sudah bergeser atau bahkan terlepas, Ibu bisa melakukan pemasangan kembali.
Sementara menunggu pemasangan IUD kembali, Ibu bisa menggunakan alat kontrasepsi lain selama berhubungan seksual. IUD lepas sendiri, memang menjadi hal yang wajar.
Namun, kondisi ini tergolong merupakan kasus yang jarang terjadi. Jadi, jika Ibu menemukan tanda atau gejala IUD lepas sendiri, sebaiknya segera menemui dokter untuk memastikan IUD tetap terpasang pada tempatnya di dalam rahim.
Editor: Aprilia