Konsepsi

Efektifkah KB Senggama Terputus atau Coitus Interruptus Cegah Kehamilan?

Efektifkah KB Senggama Terputus atau Coitus Interruptus Cegah Kehamilan?

Ada pasangan yang memutuskan ingin langsung punya momongan setelah menikah, tapi ada juga pasangan yang memutuskan ingin menunda punya anak. Banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan ketika pasangan menginginkan keturunan.

Pertimbangan ini tidak hanya dipikirkan saat merencanakan anak pertama, tapi juga anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Sebenarnya apa saja sih yang sering menjadi alasan banyak pasangan buat menunda punya anak? Yuk simak penjelasannya.


Alasan Pasangan Menunda Punya Anak


1. Ingin merencanakan waktu yang tepat

Biasanya ini berkaitan soal finansial. Ada yang ingin menunda punya anak sampai merasa sudah siap secara finansial dulu. 

Alasan lainnya, bisa jadi terkait dengan usia. Ada yang menunda karena masih merasa usianya terlalu muda. Ada juga yang memutuskan untuk tidak memiliki momongan karena sedang mengejar karier, menyelesaikan pendidikan, atau memiliki masalah kesehatan.

2. Ingin memberi jarak antara usia anak

Pertimbangan menunda punya anak juga sering dialami oleh pasangan yang sudah memiliki anak sebelumnya. Tujuannya adalah ingin memberi jarak usia dengan anak sebelumnya.

Tentu hal ini sangat baik dan banyak manfaatnya, di antaranya orang tua jadi memiliki waktu untuk menyiapkan dana pendidikan anak atau memaksimalkan waktu untuk merawat anak yang lebih besar.

3. Tidak ingin menambah anak lagi

Ada juga pasangan yang memutuskan tidak ingin memiliki anak lagi. Alasannya pun beragam. Salah satunya karena merasa usianya sudah terlalu tua dan tidak lagi dalam usia produktif.

Atau ada juga yang merasa kondisi keuangannya sudah tidak lagi memadai untuk merawat anak atau karena memiliki masalah kesehatan. 

4. Meminimalisir risiko kehamilan

Faktor kesehatan juga menjadi pertimbangan untuk menunda punya anak. Misalnya, menunda punya momongan karena usia Ibu terlalu muda (atau sebaliknya). Usia yang terlalu muda atau terlalu tua sama-sama memiliki risiko untuk mengalami komplikasi kehamilan.

Jika Ibu atau Ayah juga mempertimbangkan untuk menunda punya anak, itu artinya kamu butuh menggunakan metode kontrasepsi atau KB untuk mencegah kehamilan. Ada banyak sekali pilihan KB, mulai dari KB hormonal seperti pil KB, kemudian ada kondom, IUD, atau KB yang gratis seperti metode senggama terputus atau coitus interruptus.

 

KB Senggama Terputus atau Coitus Interruptus untuk Cegah Kehamilan

Senggama terputus atau coitus interruptus adalah metode KB yang cara kerjanya menginterupsi sesi hubungan intim di mana Ayah harus menarik penis keluar dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Hal ini akan memastikan tidak ada sperma yang berhasil berenang ke sel telur Ibu, sehingga Ibu tidak hamil.

KB senggama terputus atau coitus interruptus bisa jadi pilihan untuk pasangan yang ingin memilih KB non hormonal.

 

Bagaimana Cara Melakukan Senggama Terputus atau Coitus Interruptus


Metode KB senggama terputus atau coitus interruptus cukup berbeda dibandingkan metode KB yang lain karena teknik ini membutuhkan kontrol dan kesadaran penuh dari Ayah. Ayah dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kesadaran mendalam tentang tubuhnya, terutama di area penis agar metode KB ini berhasil mencegah kehamilan.

Salah satu hal paling penting jika ingin menggunakan metode senggama terputus atau coitus interruptus, Ayah harus mampu mengenali sensasi atau perasaan jelang ejakulasi. Dilansir dari Firstcry Parenting, untuk paham benar dengan sensasi tersebut, dianjurkan agar Ayah rutin melakukan masturbasi.

Masturbasi akan membuat Ayah merasa terbiasa dengan sensasi yang mungkin dirasakan selama berhubungan intim. Dengan begitu, Ayah akan bisa langsung sadar begitu ejakulasi akan terjadi, sehingga ini dapat menjadi Alarm Ayah untuk langsung menarik penis keluar dari vagina.

Saat Ayah tahu kapan akan mencapai klimaks, Ayah bisa menarik penis keluar beberapa detik sebelum terjadi ejakulasi. Penting juga untuk memahami anatomi vagina agar Ayah dapat melakukan teknik yang tepat saat mengeluarkan penis sehingga tidak menyakiti Ibu.

 

Bagaimana dengan Cairan Pre-ejakulasi? Apa Bisa Bikin Hamil?

Pre-ejakulasi atau yang disebut juga dengan pre-cum adalah cairan bening dan kental yang keluar jika penis terangsang (ereksi), cairan ini diproduksi oleh kelenjar cowper yang berada di bawah kelenjar prostat. Cairan pre-ejakulasi tidak diproduksi oleh organ yang memproduksi sperma, pre-ejakulasi tidak dapat dikontrol dan tidak bisa dirasakan.

Pra-ejakulasi nyatanya juga punya manfaat, di antaranya, menjadi penetral asam yang biasanya terdapat pada urin. Jika tidak dinetralkan, maka sperma tidak akan ‘bertahan’. Cairan pra-ejakulasi ini juga berfungsi sebagai pelumas alami. 

Meskipun pada dasarnya cairan pre-ejakulasi tidak mengandung sperma, namun sperma tetap bisa masuk ke dalam cairan tersebut, sehingga cairan pre-ejakulasi memungkinkan Ibu untuk hamil. 


Efektifkah Senggama Terputus atau Coitus Interruptus Cegah Kehamilan?


Kalau bicara tentang tingkat keberhasilan kontrasepsi, tidak ada satu metode KB pun yang dapat menjamin 100% untuk cegah kehamilan. Sebagai contoh, kondom saja memiliki tingkat kegagalan sebesar 8-15%.

Begitu juga dengan senggama terputus atau coitus interruptus, tingkat keefektivitasannya tidak setinggi alat kontrasepsi yang lain. Maka dianjurkan agar mengombinasikan KB senggama terputus atau coitus interruptus dengan metode KB yang lain, seperti kondom atau pil KB untuk meminimalisasi kegagalan.

 

Kelebihan dan Kekurangan Senggama Terputus atau Coitus Interruptus

Teknik senggama terputus atau coitus interruptus memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa di antaranya:

Kelebihan senggama terputus atau coitus interruptus

1. Gratis! Kita tidak perlu mengeluarkan biaya apapun karena metode senggama terputus atau coitus interruptus tidak memerlukan alat apapun.

2. Tak ada paparan zat kimia seperti kondom atau pil KB. Tentunya ini sangat penting jika tubuh kita sangat sensitif pada paparan kimia.

3. Cocok untuk pasangan yang memiliki kepercayaan atau tradisi yang tidak memperbolehkan penggunaan metode kontrasepsi buatan.

Kekurangan senggama terputus atau coitus interruptus

1. Sangat berisiko tinggi mengalami kegagalan

2. Tidak dapat dilakukan oleh pria yang memiliki masalah ejakulasi dini atau tidak bisa memprediksi dan mengontrol ejakulasi.

3. Berisiko untuk terpapar penyakit menular seksual.


Kesimpulannya, senggama terputus bisa dilakukan jika Ibu dan Ayah hendak menunda kehamilan. Namun, teknik senggama terputus ini sangat berisiko dan tidak bisa sepenuhnya mencegah kehamilan. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain saat memutuskan untuk memanfaatkan KB senggama terputus atau coitus interruptus.

 

Editor: Atalya