Konsepsi

Penis Kecil, Benarkah Bisa Turunkan Tingkat Kesuburan Pria?

Penis Kecil, Benarkah Bisa Turunkan Tingkat Kesuburan Pria?

Beberapa pria mungkin mengalami masalah pada ukuran alat kelaminnya mulai dari disfungsi ereksi hingga penis kecil.

Nah, ketika penis kecil jelas hal ini bisa membuat rasa kepercayaan diri mereka jadi berkurang. 

Bahkan tak jarang beberapa pria pun makin khawatir apakah hal tersebut dapat membuat kesuburan menurun, termasuk soal kualitas sperma yang dihasilkan apabila penis kecil.

Lalu sebenarnya seberapa besar sih ukuran penis bisa memengaruhi kesuburan

Kemudian apa saja yang bisa jadi penyebab penis kecil? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ya Bu.

Faktor penyebab penis kecil


Ukuran penis kecil tentu dapat memengaruhi kepercayaan diri seorang pria, terutama bagi mereka yang telah menikah. 

Melansir Medical News Today para dokter mengatakan seorang pria tergolong memiliki penis kecil atau micropenis ketika ukuran penisnya berukuran 2,5 cm di bawah standar deviasi, dengan kondisi sebelum ereksi.

Penelitian memperkirakan bahwa ukuran penis rata-rata untuk orang dewasa adalah 13,24 cm atau 5,21 inci saat diregangkan. Untuk orang dewasa, dokter menggolongkan  mikropenis jika panjang penis yang diregangkan kurang dari 9,3 cm atau 3,66 inci.

Meski begitu ketika seseorang memiliki mikropenis, alat kelamin bagian dalam dan testis biasanya bisa berfungsi dengan normal. 

Namun yang perlu diketahui, menurut penelitian dari Journal of Pediatric Healthcare mikropenis merupakan kondisi langka yang terjadi pada 1,5 dari 10.000 bayi baru lahir atau 0,015% bayi di Amerika Serikat.

Para ahli juga sepakat bahwa mikropenis merupakan kelainan bawaan lahir yang biasanya dikaitkan dengan faktor lingkungan seperti paparan pestisida dan zat kimia lain pada Ibu selama kehamilan. 

Karenanya, kondisi mikropenis ini mungkin lebih umum terjadi pada Ibu yang bekerja di pabrik dan seringkali terkontaminasi zat berbahaya. Selain itu faktor penyebab penis kecil lainnya adalah sebagai berikut:

  • Faktor hormonal akibat kurangnya hormon hCG selama kehamilan. Dimana hormon ini punya peran penting dalam merangsang perkembangan testosteron pada bayi laki-laki;
  • Insensitivitas androgen, meski kadar testosteron normal namun pada kondisi medis tertentu justru dapat menghentikan tubuh seseorang merespon testosteron dengan benar;
  • Hipogonadisme hipogonadotropik;
  • Sindrom Prader-Willi;
  • Sindrom Kallmann;
  • Defisiensi hormon pertumbuhan;
  • Kromosom abnormal;
  • Sindrom Laurence-Moon;
  • Bayi lahir dengan pembengkakan di skrotum;
  • Obesitas; dan
  • Idiopatik; dokter tidak dapat menemukan penyebab spesifiknya.

Cara mengetahui seseorang memiliki micropenis


Mikropenis merupakan kondisi yang bisa di diagnosa ketika bayi lahir. Jika dokter mencurigai adanya mikropenis, mereka akan mengukur panjang penis bayi yang merenggang dan memeriksa tanda-tanda kelainan hormonal lainnya.

Jika penis bayi yang baru lahir berukuran kecil secara tidak normal, dokter dapat melakukan tes untuk menilai penyebabnya, misalnya saja seperti:

  • Pemeriksaan fisik: Selain mengukur penis, dokter mungkin mencari tanda-tanda lain, seperti bantalan atau pertumbuhan lemak yang tidak biasa.
  • Tes darah: Hal ini dapat membantu dokter memeriksa kadar hormon bayi. Dokter juga dapat melakukan tes genetik untuk menentukan jenis kelamin biologis bayi. Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi yang tampaknya memiliki mikropenis mungkin interseks atau memiliki kelainan kromosom seks.
  • Tes menggunakan peralatan khusus: Misalnya seperti ultrasound panggul atau scan MRI untuk melihat alat kelamin dan struktur di sekitarnya.

Penis kecil tak selalu mikropenis


Meski penis seorang pria kurang dari standar deviasi yang ditentukan dokter, namun ketika mengalami penis kecil tak berarti ia termasuk golongan mikropenis ya Bu. 

Pada beberapa kondisi lain dapat membuat penis tampak lebih kecil dari biasanya dan mungkin disalahartikan sebagai mikropenis.

Beberapa di antaranya dapat terjadi setelah sunat. Diagnosa alternatif untuk mikropenis biasanya meliputi:

  • Penis terkubur, di mana bantalan lemak menyembunyikan ukuran penis yang sebenarnya. Biasanya terjadi pada pria dengan obesitas atau kelebihan berat badan
  • Penus berselaput, di mana ada kulit ekstra yang menghubungkan skrotum dan penis
  • Penis yang terperangkap, di mana tidak ada cukup kulit di sekitar penis.

Sebelum seorang pria melabeli diri sendiri memiliki mikropenis, ada baiknya jika mengalami kondisi ini segera lakukan pemeriksaan ke dokter ya Bu.

Apakah penis kecil bisa pengaruhi kesuburan?


Jika melansir Baby Med ketika seorang pria dewasa terdiagnosa memiliki penis kecil, pertanyaan utama yang mungkin muncul adalah apakah penis kecil bisa menurunkan kesuburan? Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah, mikropenis tidak akan memengaruhi kesuburan seorang pria dewasa.

Pria dengan berbagai ukuran penis semuanya punya peluang besar untuk menjadi seorang Ayah. Sebab, sebenarnya bukan ukuran penis yang memengaruhi peluang seorang pria untuk memiliki keturunan.

Ada tolak ukur lain yang bisa dijadikan acuan, yaitu jarak anogenital (AGD). Jarak anogenital diukur dari anus ke tempat skrotum menempel pada tubuh. Rata-rata pria memiliki jarak anogenital yaitu 5 cm.

Menurut jurnal Environmental Health Perspectives, semakin kecil jarak AGD maka peluang kesuburannya pun makin kecil dan begitupun sebaliknya. Hal ini karena jarak yang pendek menandakan jumlah sperma menjadi lebih sedikit.

Jadi inilah yang pada akhirnya membuat peluang kehamilan pasangannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi jarak AGD setiap pria tentu berbeda-beda dan disebabkan oleh banyak faktor seperti; seberapa besar atau kecil ukuran tubuh mereka.

Nah, untuk mengukur jarak AGD tersebut dan mendeteksi mikropenis pada pria maka perlu pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter andrologi. Sehingga mereka tidak boleh asal mendiagnosa sendiri meski memiliki penis kecil.

Editor: Dwi Ratih