Balita

15 Aktivitas Seru Bagi Orang Tua, Tapi Bahaya Untuk Anak

15 Aktivitas Seru Bagi Orang Tua, Tapi Bahaya Untuk Anak

Banyak orang tua tidak menyadari kalau keseruan mereka beraktivitas dengan melibatkan anak, ternyata justru bahaya untuk anak. Tak hanya dampak secara fisik, dampak secara psikis pun ikut dirasakan anak ketika orang tua melakukan aktivitas bahaya untuk anak.

Karena pada dasarnya, anak bukanlah miniatur orang dewasa. Untuk itu, melakukan hal-hal ini untuk anak harus dihindari. Cek daftarnya, yuk!

Aktivitas yang bahaya untuk anak

1. Melempar atau mengguncang bayi

Bisa dipahami kalau orang tua sering merasa gemas pada bayi, hingga tak jarang bayi diguncang atau dilempar ke udara. Sayangnya ini justru bahaya untuk anak karena berpotensi menyebabkan Shaken Baby Syndrome.

Melansir dari Kids Health, sindrom ini merupakan trauma kepala dan leher yang terjadi karena kekerasan fisik yang dilakukan orang tua. Ini terjadi jika bayi diguncang atau memukul bayi dengan keras.

Mengguncang dengan tujuan bercanda dan bukan karena kekerasan fisik, tetap dapat berisiko menyebabkan sindrom ini. Orang tua sebaiknya tidak melakukan hal tersebut meski  bertujuan menghibur bayi, karena kerusakan otak dan kematian dapat terjadi mengikuti aktivtias ini.

2. Membiarkan anak meniru kebiasaan buruk orang dewasa


Salah satu kebiasaan buruk orang dewasa adalah berkata kasar. Sayangnya, anak-anak yang merupakan peniru ulung justru mengulangnya dan orang dewasa di sekitarnya malah tertawa.

Jika respon orang dewasa adalah tertawa, anak akan menangkap informasi bahwa berkata kasar itu sesuatu yang diperbolehkan. Tak hanya berkata kasar, perbuataan-perbuataan kasar pada orang lain juga bisa dengan mudah ditiru dan dianggap biasa saja oleh anak.

Risikonya, saat dewasa nanti, ia akan tumbuh menjadi seorang pembully yang menganggap bahwa berkata kasar dan berperilaku buruk pada orang lain adalah hal yang wajar.

3. Ajak bayi ke bioskop

Mengajak bayi ke bioskop juga masuk dalam aktivitas yang bahaya untuk anak. Bagaimana tidak? Suara di dalam bioskop yang begitu keras belum cocok untuk bayi dan anak-anak.

Sebuah penelitian yang dirilis American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa, kemampuan bayi menerima suara adalah 50 desibel. Sayangnya, bioskop memiliki suara di atas itu. Apalagi pada film aksi biasanya memiliki suara lebih dari 85 desibel.

Suara yang keras berpotensi merusak gendang telinga anak dan membuat anak tidak nyaman. Bayi cenderung rewel dan bisa mengganggu ketenangan penonton lainnya.

4. Menggelitik berlebihan


Saat menggelitik, orang tua tidak menyadari bahwa ini bahaya untuk anak karena melihat anak tertawa sebagai respon digelitik. Melansir dari laman Parenting FirstCrysaat tubuh digelitik, bagian otak yang memproses tawa aktif. Sehingga bayi dan anak akan tertawa saat digelitik.

Tapi ini bukan tanda mereka menyukainya. Bayi tidak bisa mengungkapkan kapan mereka merasa tidak nyaman saat digelitik. Sedangkan anak yang lebih besar bisa merespon dengan berkata “stop” sambil tertawa, padahal mereka meminta untuk berhenti karena merasa tidak nyaman.

5. Prank anak

Melakukan prank pada anak sampai anak ketakutan juga termasuk dalam aktivtias bahaya untuk anak. Beberapa waktu lalu beredar konten prank anak dengan memutar suara tawa kuntilanak di dalam ruangan dan orang tua meninggalkan anak di dalam ruangan tersebut.

Sayangnya ini akan membuat anak traum dan cenderung bersikap agresif. Anak juga jadi berkurang rasa percayanya pada orang tuanya.

6. Pura-pura mengambil milik anak


Berpura-pura mengambil milik anak, entah itu sedang dipegang oleh anak atau akan dipegang anak, bahkan sampai membuat anak menangis akan membuat anak hilang kepercayaannya pada orang tua. Tak jarang, mereka cenderung takut miliknya dirampas dan tidak bisa membuka diri untuk berbagi pada orang lain.

7. Iseng tidak mempercayai anak

Pernahkah Ibu mendengar seseorang bertanya pada anak, “kamu sudah bisa baca?” lalu saat anak menjawab “sudah”, orang dewasa yang bertanya malah menjawab, “bohong ya”.

Perilaku seperti ini dapat merusak mental anak, lho. Anak akan memiliki trust issues dan cenderung tidak percaya pada orang lain. Ini karena anak merasa orang lain pun tidak percaya padanya.

8. Menjahili untuk memancing reaksi anak

Menjahili untuk memancing rekasi anak juga tidak baik. Orang dewasa seringkali secara egois sengaja menggoda anak agar ia marah atau menangis. Orang dewasa yang menggoda malah tertawa, tanpa tahu bahwa ini melukai perasaan dan harga diri anak.

Anak-anak akan tumbuh dengan rasa kurang percaya diri karena merasa apa yang dia lakukan hanyalah sebuah lelucon, bukan hal yang penting untuk orang lain.

9. Mengajak anak melakukan aktivitas orang dewasa


Beberapa jenis aktivitas orang dewasa tampak menyenangkan. Tapi tidak ideal untuk dilakukan dengan bayi atau anak yang masih sangat kecil. Potensi bahaya untuk anak besar meski orang tua menikmati kegiatan ini.

Contoh aktivitas orang dewasa yang bahaya untuk anak adalah bermain olahraga air dengan bayi tanpa pelampung, bermain bom-bom car dengan membawa anak bayi, serta bermain wahana ekstrim di taman hiburan.

10. Menyebarkan video ‘lucu’ anak

Video ‘lucu’ anak menurut versi orang dewasa contohnya saat anak tantrum, saat anak terjatuh tapi tidak ditolong, atau konten-konten yang melanggar privasi tubuh anak. Mengapa ini bahaya untuk anak?

Karena yang orang dewasa lakukan ini mempermalukan anak dan memberi dampak panjang pada anak. Anak jadi cenderung minder dan kurang suka bersosialisasi.

11. Mengklasifikasi hal berdasar gender 


Masalah gender seringkali masih jadi topik hangat di kalangan orang tua. Banyak orang tua yang masih bertahan dengan anggapan main boneka dan masak-masakan adalah untuk anak perempuan dan anak laki-laki tidak boleh menangis.

Hal ini bahaya untuk anak karena dapat memengaruhi kehidupannya di masa depan. Pengotakan gender untuk hal yang sebenarnya merupakan practical life skill seperti memasak, mencuci dan mengasuh anak, dipengaruhi dari larangan-larangan di masa kecil. 

Luapan emosi yang tidak tersalurkan juga membuat anak laki-laki memiliki masalah dengan emosinya saat dewasa.

12. Membandingkan anak dengan anak lain

Membanding-bandingkan anak juga tidak baik. Bahaya untuk anak karena dapat menurunkan rasa percaya dirinya dan anak tumbuh menjadi seseorang yang berpatokan pada target yang dibuat orang tuanya. Ia lebih berpotensi kehilangan jati diri karena merasa keputusan atau tindakannya tidak pernah dihargai.

13. Iseng memakaikan anak pakaian yang bukan sesuai gendernya

Tak jarang kita melihat bayi laki-laki dipakaikan jilbab atau bando atau pernik aksesoris anak perempuan lainnya. Sayangnya, ada batasan tertentu berkaitan dengan gender ini.

Pakaian dan make up adalah beberapa hal yang tidak bisa diberikan cross gender. Ini akan mengancam keadaan psikisnya di masa depan. Anak laki-laki yang cenderung bersikap seperti perempuan, atau sebaliknya.

14. Mengangkat anak di bagian pergelangan tangan


Area pergelangan tangan bayi menjadi salah satu area rawan yang kurang diperhatikan. Saat bayi belajar berjalan, orang dewasa cenderung menuntun dengan memegang area pergelangan tangan.

Ini merupakan tindakan bahaya untuk anak. Karena saat dipegang, pergelangan tangan cenderung tertarik dan bisa saja mengalami sakit sampai area siku. Risiko tulang bergeser juga besar. Lebih amannya, pegang anak di area ketiak untuk menghindari tulang tangannya terkilir.

15. Memberi bayi kopi

Baru-baru ini beredar video konten seorang Ibu yang memberi bayi 7 bulannya kopi. Sang Ibu berkilah kalau kopi yang diberikan mengandung susu dan masih aman untuk bayi.

Pemberian kopi pada bayi tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan jantung berdebar, hipertensi pada bayi dan kesulitan tidur.

Hal-hal seperti di atas perlu orang tua hindari untuk dilakukan kepada bayi dan anak. Mengingat bahaya yang mengintai di baliknya. Berikan asupan bernutrisi dan lakukan aktivitas yang aman dan sesuai dengan usia anak.

Editor: Aprilia